Jam 11 siang aku bertemu dengannya.
Dengan memakai hoodie hitam dan jaket boomber mocca, ia melambaikan tangan ke arahku. Saat sesekali dia menyingkap kerah kaos yang berada didalam hoodie (mungkin karena gatal), aku melihat tato di dada kirinya. Sempat berpikiran dalam hati, dia punya tato berapa ya kira - kira?
Dia terlihat tidak senang. Jelas iya, karena aku memakai baju berwarna biru dengan flatshoes warna hitam. Tidak sesuai dengan keinginannya. Tapi dia hanya menghela nafas dan kembali menghisap rokoknya.
Rokok marlboro. Aku masih ingat. Karena bau rokok di mulutnya masih terasa di bibirku.
"Sebentar ya sebatang lagi," ucapnya.
Aku mengangguk.
Beberapa menit aku memperhatikannya. Wangi parfum zara man dan perawakannya yang easy-going, aku suka.
●●●
Kita pun berangkat.
"Kenapa ga meluk? Tadi katanya kalo ketemu, bakalan meluk hehehe"
Dengan polosnya, aku hanya tersenyum dan memeluknya dari belakang. Motor melaju kencang walau sedikit macet.
Perjalanan yang sangat jauh dan suhu udara yang semakin dingin. Aku tahu ini didaerah atas bagian utara kota ini, tapi kuhiraukan. Masih berpikir kalau tempat yang kukunjungi tidak akan terjadi apa - apa.
Sampai akhirnya kita sampai dan kutahu ini adalah villa keluarganya. View pemandangan yang membuat tentram ditambah dengan lingkupan daerah yang sepi karena bukan hari liburan.
Aku duduk di sofa dan menggonta ganti channel tv. Riky berbaring disampingku sehabis merokok dan mulai bercengkrama tentang kehidupannya.
Dan aku tak tahu, tiba - tiba saja ada momen dimana kita saling berpelukan dan saling bertatapan. Bibirnya yang manis sehabis minum kopi, menyerang bibirku dengan kasar. Aku terbuai dan menikmati alur yang dia buat.
Dan tiba saatnya, dia menarik tanganku dan berkata,
"Di kamar aja yuk, disini dingin."
Tebak, kamu pasti tahu jawabannya.
Apakah aku mengiyakan permintaannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
wörst mistake ㅡ jin longguo [21+]✔
Short Storyㅡ sleepwalker series ㅡ memulai segala hal untuk pertama kalinya dengan orang yang salah #6 yongguk