"Manda, aku mau request dong?"
Bukan Riky namanya kalau tidak banyak meminta sesuatu.
"Apa?" jawabku.
"Pas kita ketemu, kamu jangan pake bra dong. Aku mau liat."
Aku tiba - tiba blank sesaat. Masalahnya, aku dan dia kalau bepergian selalu di siang hari. Jelas terlihat dan aku tanpa pikir panjang pasti menolak.
"Gamau ah. Kamu kan pasti nyuruh aku pake kaos putih. Kalo keliatan sama orang, gimana?" tanyaku panik.
"Ya gaakan lah, Man. Aku kan ngelindungin kamu. Lagian juga orang yang bakal ngeliatin kamu, aku abisin juga di tempat."
"Kamu itu cuma buat aku, Man. Orang lain gaboleh nikmatin."Tidak. Apa kali ini aku terus terang bilang kepada Riky bahwa aku tak mau mewujudkan keinginannya?
"Please, Man. Kamu kan bisa pake kemeja atau jaket. Jadi gaakan terlalu ketara."
Aku pun bingung. Tidak memakai bra bukan suatu masalah buatku. Toh pasti bebas karena tidak ada pengaman. Tapi masalahnya, kalau ketahuan oleh orang banyak, bagaimana?
<>
"Man, pokoknya kalo kamu pake sekarang, aku anter kamu pulang."
Aku hanya menyingkap jaketku dan jelas Riky bisa melihat bahwa aku benar - benar tanpa bra sekarang.
Riky menyunggingkan senyumnya dan berkata,
"Lucu banget. Aku boleh pegang?"
Di tengah kerumunan orang yang sedang menunggu angkot.
Aku hanya tak mau menjawab perkataannya. Lalu Riky hanya mengajakku berangkat sambil terkekeh.
"Tadinya aku mau nyuruh kamu gapake panties sambil pake rok pendek. Dibalut kaos kaki seatas lutut," celetuk Riky di jalan.
"Kamu kan tau aku tidak semulus kebanyakan orang lainnya. Penyakitku yang.."
"Iya, aku tau. Lagi juga aku gaakan nyuruh kamu begitu kalo aku gabawa mobil."
Aku pun hanya mengangguk dan memeluk Riky erat.
Riky pun mengelus punggung tanganku tanpa berbicara sedikit pun.
"Manda, enak. Kenyel."
Berakhir dengan perut Riky yang kucubit sampai biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
wörst mistake ㅡ jin longguo [21+]✔
Short Storyㅡ sleepwalker series ㅡ memulai segala hal untuk pertama kalinya dengan orang yang salah #6 yongguk