Pagi yg lebih dingin dari hari sebelumnya...
"Viiii...bangun kakak udah selesai masak nih,kamu mandi setelah itu langsung sarapan yaa" teriak kak Andira dari dapur.
"Iyaa kak,Viena bentar lagi keluar" jawabku dengan tenang,sembari mengambil tas yg ku letakan di samping meja belajar."Vii..kamu jangan sampe sakit lagi yaa,jangan terlalu banyak aktivitas dulu kakak ga mau kamu jatuh sakit lagi." Nasehat kak Andira kepadaku.
"Iyaa kak,ga perlu ada yg harus dikawatirin Viena udah gede" Sahut ku dengan intonasi yg sangat jelas.
"Udah gede dari mana?badan lo kaga bertumbuh,otak lo juga ga dewasa dewasa." Kak Arka yg baru saja datang dan langsung membuat ku kesal.
"Hmmm kakak hapal kalo udah kaya gini,pasti berantem lagi deh." Prediksi kak Andira tidak pernah salah.
"Viena udah kenyang,siapa yg anter Viena ke sekolah?" Tanya ku dengan rasa cemas karena takut terlambat berangkat ke sekolah
Selesai sarapan,kak Arka membujuk ku untuk berangkat sekolah dengannya.
"Papah ga bisa nganter lo,udah ayo buruan sama gue aja!..emangnya lo mau telat?" Paksa kak Arka yg sudah geram dengan ku.
"Iya,gue pamit sama papah dulu" ucapku santai menghadapi ocehan kak Arka.
"Paah..Viena berangkat yaa,papah ga perlu jemput Viena!..hari ini Viena mau nyari buku sama Cika,nanti Cika yg anter Viena pulang" pamit ku sembari mencium punggung tangan papah.
"Yaa sudah kalau kamu pulang sama Cika,hati hati yaa bidadari kecil papah" jawab papah dengan lembut,menunjukan kasih sayangnya kepada ku.
"Viena berangkat".....
Entah mengapa aku masih penasaran siapa yg menolongku kemarin saat aku jatuh pingsan,sementara itu aku juga memikirkan ucapan Alicia yg menyebut nama Johan.
"Udah sampe nih,buruan turun panda" Suruh kak Arka dengan tawa menjengkelkannya.
"Apaansi,ga ada panda cantik kaya gue!.." jawab ku sinis.
"Ciiiiih,cantik?liatnya pake sedotan nah abis itu harus dari jarak 500 meter.baru deh keliatan" seru kak Arka dengan senyum picinya.
"Keliatan cantiknya?" Tanya ku dengan nada datar.
"Kaga keliatan juga sih,hehe." Ucap kak Arka yg sangat membuat ku jengkel.tanpa berfikir panjang aku langsung membuka pintu mobil.
Aku turun dari mobil dan berjalan menyusuri koridor menuju Lab.Komputer...
"Viii..lo udah mendingan?" Tanya Cika yg tiba tiba menghampiri ku.
"Udah,gue udah ga kenapa napa lagi" jawabku dengan nada datar.
"Al gue mau ngomong sama lo,tapi ga disini!.." pinta ku kepada Alicia yg sedang merapihkan make up-nya.
"Disini aja kali Vii,ngapai harus berdua?biasanya lo langsung ngomong sama kita berdua." Jawabnya santai tanpa menatap ku sama sekali.
"Udah buruan,gue udah penasaran." Ucap ku dengan sedikit paksaan.
"Yaah..gue sendirian dong,jangan lama lama yaa." Timpal Cika dengan raut wajah sedih.
Aku dan Alicia keluar dari Lab.Komputer menuju taman belakang sekolah..
Aku menghela napas, lalu mengeluarkan kata kata yg sangat cepat aku ucapkan.
"Al..kemaren pas gue pingsan dipinggir jalan,siapa yg tolongin gue?"
"Oooh,kemaren yg nolongin lo si Johan.sebenernya gue ga boleh ngasih tau ke lo,tapi karena lo sahabat gue jadinya gue cerita aja deh." Jawab Alicia tanpa ada rasa gugup sedikit pun,tak seperti yg aku bayangkan.
"Oh dia" ucapku singkat.
Rasa penasaran ku sudah terbayarkan,namun ada sedikit rasa heran.Johan yg selama ini menganggap ku seperti musuh bebuyutan,mengapa dia masih mau membantu ku.atau mungkin hanya rasa iba terhadap ku?
Saat berjalan kembali menuju ke Lab.Komputer..aku melihat laki laki tinggi mengenakan dasi dengan ikatan simpul yg sangat rapih,berjalan dengan tegak terlihat sangat cool.yaa itu dia Johan Maldini.
Aku berniat untuk mengucapkan terimakasih kepada dirinya yg telah membantu ku kemarin..
"Joooo..." teriak ku dari jarak 2 meter yg membuat dia memberhentikan langkahnya,lalu dia menoleh ke arah ku.Dia menatap ku tanpa ada sepatah kata pun yg terucap dati bibirnya.
"Maa..ma..makasih" ucapku terbata bata.
"Buat?" Tanya dia dengan nada dingin dan tidak terlihat ekspresi apapun.
"Kata Al lo kemaren nolongin gue,makasih yaa." Jawabku dengan sedikit rasa gugup.
"Iya." Jawabnya yg singkat,padat,dan jelas.
Johan Maldini murid kelas XII IPA.1 yg terkenal cuek,dingin,dan sangat digemari para gadis di SMA Trisakti karena ketampanannya.tidak sedikit adik kelas yg menyukainya,mungkin karena prestasi dan wajahnya yg sangat tampan.tetapi mereka hanya bisa mengagumi,karena sifat Johan yg sangat dingin dan susah untuk didekati.
Mungkin kebetulan,atau memang keberuntungan ku.tidak semua murid disekolah dapat berbicara dengan Johan,saat ada yg bertanya dengannya hanya gerakan tubuh atau sama sekali tidak dia dengarkan.
Kriiiiing kriiiiing kriiiiing...
Surga dunia bagi para murid,karena ini adalah hari sabtu makan sekolah hanya di isi 4 jam pelajaran.semua murid SMA Trisakti berlarian menuju parkiran dan gerbang utama.namun hanya diriku,Alicia dan Cika yg masih berada di dalam kelas.
"Cika,hari ini lo ga mau ke toko buku?" Tanya ku dengan gadis yg sedang membaca novel kegemarannya.
"Engga deh Vii..ternyata buku itu ga asik,gue udah searching di Google kemaren" jawab Cika santai dengan kepala yg tertunduk ke arah novelnya.
"Hari ini gua pulang sama lo ya,papah gue ga jemput." Pinta ku keapada Cika yg masih sibuk dengan novelnya.
"Oke,kita pulang sekarang aja.Al kita duluan yaa." Serobot Cika,dengan gesit dia berjalan cepat menuju parkiran.
"Aaaaaal..kita duluan yaaa" teriak ku kepada Alicia yg masih berjalan di koridor.
"Oke,hati hati yaaa." Sahut Alicia dengan teriakan kencangnya.
Diperjalanan seperti biasa Cika sibuk mengoceh dan diriku hanya meng-iyakan semua kata kata yg keluar dari bibir seksi-nya.
"Kata Al,lo kemaren pingsan terus ditolongin sama Johan yaa?" Tanya Cika yg membuat ku sedikit terkejut mendengarnya.
"Iyaa,tadi gue udah bilang terimakasih sama dia." Ucapku yg sedikit terlihat gugup.
"Terus jawaban dia apa?" Tanya cika kembali.
"Dia cuma bilang iya." Aku yg sudah mulai risih dengan pertanyaan yg dilontarkan oleh Cika,maka aku memutuskan untung tidak mendengarkan dia.dengan cara menyumbat telinga ku dengan earphone.
Tubuhku terhentak karena ulah Cika yg memberhentikan mobilnya secara mendadak.
"Eeeh kungfu panda,udah sampe rumah lo nih." Ledek Cika sembari mematikan mesin mobilnya.
"Hmm..makasih,hati hati dijalan!..awas otak lo terbang" jawabku dengan kesal karena dia selalu memanggilku kungfu panda.
"Ciee baper..gue bercanda Vii" ucapnya dengan sedikit ada rasa takut yg terlihat dari raut wajahnya.
"Iyaa..gapapa ko,gue masuk duluan ya." Ucapku sembari menutup kembali pintu mobilnya.
"Byeeee....kungfu pandaaa..." terdengar teriakan Cika dari dalam mobil.
Tooook toook toook...
"Anak papah udah pulang,cepat buka sepatu langsung ke meja makan yaa sayang" pinta papah dengan lembut.
Catatan Author🐼
Yooo gaes,jangan bosen yaa bacanya.kalo ada yg kurang kalian comment aja okeee👌
Terus baca part berikutnyaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Malam
RomanceViena tidak pernah merasakan jatuh hati,tanpa dia sadari dia jatuh hati dengan musuh terberatnya. Johan laki laki tampan dengan otak yang sangat cerdas dapat menaklukan hati Viena Namun kisah cintanya tidak sebaik yang mereka pikirkan.