Ini Saatnya

142 4 0
                                    

Tooook toook toook...

"Anak papah udah pulang,cepat buka sepatu langsung ke meja makan yaa sayang" pinta papah dengan lembut.

"Iyaa pah bentar" jawabku dengan suara pelan.

Dimeja makan papah sibuk dengan laptop-nya,ini sudah biasa terjadi karena papah termasuk pekerja keras.Dimanapun setiap ada waktu senggang,papah sibuk dengan pekerjaannya.

Hari ini dimeja makan hanya ada papah dan aku.kak Andira sibuk dengan perkerjaan dikantornya,dia memilih untuk membawa bekal dari rumah.Sedangkan kak Arka  1 jam lalu baru saja berangkat kuliah.untuk  3 sampai 4 jam kedepan aku hanya berdua dengan papah dirumah.

"Cepat habiskan makanan kamu" suara lembut papah yg mulai membuyarkan suasana hening di meja makan.

"Iyaa pah" sahutku dengan sopan kepadanya.

Mungkin ini saatnya..
Saat yg tepat untuk berbicara dengan papah empat mata.

"Pah,Viena mau nanya boleh?" Tanya ku dengan percaya diri yg kuat.

"Nanya apa sayang?boleh kok." Jawabannya seketika membuat ku gugup,rasa percaya diriku tiba tiba hilang begitu saja.

"Viena mau nanya tentang mamah." Pertanyaan ini membuat keringat ku mengalir,tangan ku sedikit bergetar,dan pipi ku yg mulai memanas.

"Tentang mamah yg mana Vii?" Jawab papah dengan tatapan mata yg menggambarkan rasa takut.

"Sebelum itu maafin Viena,mungkin Viena sedikit lancang.dulu waktu Viena masih kecil,Viena pernah mencoba untuk menguping pembicaraan papah sama kak Andira.Viena dengar kalo kak Andira malu diejek temannya kalo mamah itu ninggalin kita karena selingkuh sama laki laki lain." Jawabku pelan,aku juga merasakan kalau mata ku sudah mulai berkaca kaca.

Seketika suasan hening terjadi lagi di meja makan itu..

"Mamah tidak jahat Vii..mamah cuma merasa lelah,kamu jangan pernah benci sama mamah!..tidak ada yg namanya mantan anak.papah yakin seratus persen,kalau mamah kamu sayang sama kamu,kak Andira,dan juga kak Arka.Mamah pasti kembali kok,tapi tidak untuk sekarang.Papah juga berusaha buat jadi papah yg baik dan juga mamah untuk kalian." Jawab papah dengan nada lembut,sembari mengelus pundak ku agar aku merasa sedikit tenang.

Aku sudah tidak bisa lagi menahannya.air mata pun jatuh membentuk aliran yg cukup deras.

"Viena ga bakal benci sama mamah,Viena juga yakin kalau mamah disana selalu mikirin Viena.makasih pah udah jadi papah yg baik buat Viena." Ucap ku sembari menghapus air mata di pipi.

"Kamu jangan sedih lagi yaa,papah sedih kalau liat kamu seperti ini." Pinta papah dengan lembut,menunjukan rasa sayang yg sangat besar kepada ku.

"Iya pah..Viena ke kamar yaa,Viena mau istirahat." Pamit ku dengannya yg segera meninggalkan meja makan.

Aku berjalan menuju kamar dengan langkah ku yg sedikit lemas.aku membaringkan tubuh ku di kasur yg nyaman.selama ini aku menyembunyikan perasaan yg aneh itu,pertanyaan ku selama ini belum sepenuhnya terjawab.

Aku membuka album foto keluarga,hanya ada 4 foto yg terdapat wajah cantik mamah.Papah bilang dia wanita yg berparas cantik,pintar,dan juga baik hati.Mamah pergi saat aku masih kecil,kira kira umurku baru 4 tahun.Papah pernah mempermasalahkan sikap ku yg dingin,kak Andira pun seperti itu.Tapi aku hanya menyimak,tak pernah aku pikirkan.

"Mamah cantik,mirip sama kak Andira." Bisik ku perlahan.

Rasa penasaran ku tidak berhenti sampai sini saja,aku masih mempertanyakan kenapa mamah pergi.apakah benar kata kata orang kalu mamah pergi karena ada laki laki lain?..

Pelangi MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang