#NINE

4.7K 552 20
                                    

Matahari mengintip dari jendela menandakan hari mulai terang dan membangunkan kita dari tidur. 2 kaum adam terlihat masih tertidur di atas kasur yang empuk. Saling berpelukan dengan dengkuran halus nya.

" Eungh ", jihoon terbangun karena sinar matahari menusuk indra penglihatannya. Ia mengerjapkan mata nya untuk membiaskan cahaya yang masuk. Baru saja ingin bergerak, ia merasa ada tangan kekar bertengker manis di pinggang nya. Jihoon mendongak menatap sang dominan di sampingnya. Hidung nya saja sudah mengenai dagu sang dominan yang masih saja tertidur.

Jihoon mengingat sedikit kejadian tadi malam, tidak, mereka tidak melakukan hal yang tak seonoh. Hany bercumbu saja tidak lebih. Mengingat itu jihoon jadi tersenyum sendiri. Tangan nya bergerak ke tengkuk guanlin dan mengelus nya pelan dengan ibu jari nya. Beralih ke jidat mulus guanlin yang terpampang itu. Kemudian turun ke hidung, pipi dan terakhir bibir sintal guanlin.

Ah! Bibir ini yang membuat jihoon kecamduan tadi malam. Jihoon terkekeh karena guanlin terusikan dengan tingkah nya. Jihoon menaruh tangan nya pada tengkuk guanlin lalu mengecup bibir sintal iti sekilas dan tersenyum.

" Bagaimana aku baru melihat mu begitu sempurna? ", gumam jihoon.

Lalu jihoon mengecup pipi guanlin sekilas.

Rasanya jihoon ingin melakukan kegiatan tadi malam dengan guanlin lagi. Dia kecanduan.

Guanlin merasa tidur nya terusik perlahan membuka mata nya dan tersenyum ketika melihat malaikat cantik nya sedang tersenyum juga.

" Udah bangun? ", tanya guanlin dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

" Sudah dari tadi ", jawab jihoon.

Guanlin menarik pinggang jihoon agar lebih dekat dengannya. Sungguh terasa hangat bila bersama jihoon, mengapa dia baru menyadarinya? Kalau tau sehangat ini, guanlin sudah mengejar jihoon dari dulu.

Tangan jihoon mengagetkan guanlin dan membuat nya meringis. Karena tangan jihoon sedikit menekan daeran pelipis bocah taiwan itu. Disana terdapat luka gores akibat berkelahi.

" Kamu gak obatin? ", tanya jihoon yang masih fokus melihat luka di pelipis guanlin.

" Tidak ada yang mengobatinya- lagi pula itu akan mengering dengan sendiri nya ", jawab guanlin santai.

Merasa tidak di perhatikan, guanlin menarik dagu jihoon agar menatap nya.

" Udah jangan liatin itu terus, pacar nya disini diabain ", kata guanlin dengan nada di buat sedih.

Jihoon memutar bola mata nya malas.

" Cih , biarkan saja. Siapa suruh jadi bocah itu sangat nakal dan menyebalkan "

" Nakal begini kamu suka juga kan ", guanlin menyeringai.

" Ih! Pede betul! "

" Pede ya? Gitu ya kamu? "

" AAAAAA!! Hahahhaa!! Guanlinn- "

Jihoon teriak geli karena perut dan pinggang nya di gelitiki habis-habisan oleh guanlin.

" Guaann, udaaah udaahhh hahahha ", jihoon menahan tangan guanlin yang semakin gencar menggelitiki tubuh nya tapi apa daya, kekuatan tidak keluar ketika tertawa.

" Guaaaaann udaaaah stoooop ", rengek jihoon.

Guanlin akhir nya berhenti lalu menarik pinggang jihoon lagi ,
" Guan ", ucap jihoon yang sedang mencari posisi nya man di pelukan guanlin.

" Hm? ", jawab guanlin yang sedang memejamkan mata nya.

" Kamu kenapa suka pergi clubbing atau kadang nge-rokok? "

Guanlin terdiam sejenak lalu melonggarkan pelukan nya dan mendaratkan tangan nya pada pipi gembul jihoon sembari mengelus nya.

" Karena..itu bisa menghilangkan semua pikiran negatif aku "

" Tapi itu kan gak baik, guan. ", ucap jihoon polos. Guanlin terkekeh.

" Semenjak aku masuk SMA, aku jadi kenal dan dekat dengan hal itu. Itu membuat aku merasa...ya...bahagia dan lega "

Jihoon masih diam mendengarkan cerita guanlin.

" Dan semakin aku dekat dengan hal itu, semakin liar dan candu aku di buat nya. Karena itu satu-satu nya yang membuat aku bisa tertawa bahagia. Berkelahi juga salah satu nya "

Jihoon memegang tangan guanlin yang sedang mengelus pipi nya lembut.

" Tapi boleh aku minta sesuatu sama kamu? "

Guanlin menaikkan alis nya satu.

" Apa itu? Jika aku bisa melakukan nya maka silahkan "

" Tolong jauhi kebiasaan buruk mu itu. Aku tidak suka. Aku benci bau asap rokok. Aku benci bau alkohol dari minuman keras dan aku benci kalau.....kamu yang melakukan nya, lin ", ucap jihoon tulus dan lembut.

Seketika guanlin terdiam. Bukan, bukan dia tidak setuju dengan apa yang di katakan jihoon. Dia hanya tidak pernah menyangka bahwa masih ada yang sayang dan peduli padanya. Semua cewek yang dia pinjam dan dekati hanya memanfaatkan kekayaan dan ketampanannya. Tidak ada yang setulus jihoon.

" Dan aku berharap sama kamu, jangan pernah ngulangin kebiasaan kamu itu, please "

Guanlin mengangguk lalu mengecup lembut bibir merah merkah jihoon. Sangat lembut dan tulus. Tidak seperti tadi malam, menuntut karna napsu.

Melumat dan memanggut bibir jihoon. Guanlin menarik pinggang jihoon agar lebih dekat dengannya. Tangan jihoon berada pada tengkuk guanlin. Keduanya sudah memejamkan mata sedari tadi dan menikmati panggutan mereka.

Setelah 5 menit mereka melepas panggutan tersebut dan jihoon mengelus tengkuk guanlin, sedangkan guanlin mengelus pinggang jihoon sembari tersenyum.

" I love you, ji "

" I love you too, guanlin "

Tbc

Kangen gak??

Berandalan || Panwink [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang