Malam ini keluarga jihoon berkumpul, cuman bertiga gak ada yang lain. Berada di meja menyantap makan malam, dengan cepat jihoon menghabiskan seluruh makan malam nya hanya karena tidak sabar menunggu apa yang akan di bicarakan kedua orangtua nya.
" Bunda, ayah ayo kasih tau jihoon ada apa. Kata bunda mau ngomong sesuatu? ", tanya jihoon tidak sabaran.
Bunda menghela napas lalu melirik pada suami nya yang hanya fokus pada ponsel nya, apa lagi kalau bukan karena pekerjaan. Lalu menatap jihoon anak manis nya.
" Jihoon, kita akan pindah. "
Deg!
Apalagi ini? Setelag mengetahui kekasih yang akan jadi mantan kekasih nya akan dijodohkan lalu kembali ke korea, sekarang dia akan pindah?
" P-pindah? Kemana? "
" Kita akan pindah ke canada "
.
.
.
.
.
.
.
.2 years later
Kembali lagi menginjakkan kaki di kampung halaman nya, korea. Sudah berapa lama ia tidak menghirup udara di sini. Ia merindukan masakan-masakan korea, chicken tentu nya.
Park Jihoon, seorang pemuda yang telah selesai dengan kuliah semester 2 nya memutuskan untuk berlibur kembali ke korea.
Saat melihat seseorang melambai sembari tersenyum padanya ia berlari untuk menghamburkan diri memeluk orang tersebut.
" Hyungseob!! "
Betapa rindunya jihoon pada orang terdekat nya ini, semenjak jihoon pindah ia sedikit susah berkontakkan dengan sahabat nya ini. Entah koneksi atau biaya menelpon yang mahal. Tidak jarang juga mereka akan bercerita dari malam hingga pagi esok nya hanya karena saling merindukan.
" Sumpah hoon, masih gak berubah aja lo. ", ucap hyungseob melihat jihoon dari atas hingga bawah.
Jihoon hanya menyengir lalu menaruh koper di bagasi mobil hyungseob dan duduk di kursi penumpang depan samping hyungseob. Gini-gini hyungseob udah bisa bawa mobil.
" Seob, woojin gak ikut jemput? ", tanya jihoon di perjalanan.
" Eung? D-dia..ekhem- "
" Dia? "
" dia lagi bantuin urusin pernikahan..guanlin "
Sumpah hyungseob gak punya alasan buat gak ngasih tau kalau sebener nya guanlin tetep jadi nikah.
" O-ohh.. "
Jihoon menunduk lalu tertawa miris. Bahkan sampai sekarang pun mereka belum ada yang bilang putus, udah sih jihoon bilang di chat. Tapi guanlin? Bales chat jihoon aja enggak, dan dari situ jihoon mulai tidak memikirkan guanlin lagi. Namun, ucapan hyungseob membuat dia kepikiran lagi.
" Hoon, lo gapapa kan? ", tanya hyungseob khawatir tapi tetap fokus pada jalanan.
" Gue gak papa kok, mungkin...itu yang terbaik buat dia. ", jihoon berusaha senyum di hadapan sahabat nya. Dia gak mau kepulangan nya ke korea dengan raut sedih, dia harus bahagia!
" Lo pasti dateng kan, hoon? ", tanya hyungseob.
Jihoon menoleh pada hyungseob yang masih fokus dengan jalanan lalu kembali melihat lurus ke depan.
" Gue aja gak ada- "
" Undangan lo ada di gue, tenang aja. Intinya lo dateng kan? "
Jihoon menaikkan bahu nya tak tau dan melihat lurus ke jalanan. Hyungseob yang melihat cuman bisa menghela napas dan fokus pada jalanan. Sisa perjalanan mereka menuju rumah jihoon cuman di isi dengan suara radio.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan || Panwink [ END ]
FanfictionSeorang siswa pintar yang polos tapi asal ceplos bertemu dengan siswa pintar tapi berandalan dan pentolan sekolah. bxb ( kalo gak suka, gak usah baca ) #panwink #laji #guanhoon