chapter 5

3.8K 191 3
                                    

Tuhan mempersatukan seseorang dengan cara yang berbeda-beda

Yang terkadang tak akan pernah disangka

Bahwa inilah jalan takdir sebenarnya

***

Kami sudah selesai, maksudku selesai sekolah. Setelah itu kembali ke pesantren untuk melanjutkan hidupku selanjutnya. Hidupku yang gitu-gitu aja belum ada perubahan.

"Akhirnya... "

Kurebahkan diriku di lantai dengan menatap atap yang bercatkan putih polos. Fafimah sedang mandi dan lisya ia tergeletak disampingku. Sungguh hari ini memang melelahkan. Aku tak bisa mempungkiri itu, mungkin inilah ujian untuk menjadi seorang good people.

Jam menunjukkan waktu yang terus berjalan dan tak pernah berhenti. Ini sudah pukul tiga sore dan aku langsung bangkit dari tiduranku barusan.

"Hey fat kau sudah selesai? " tanyaku padanya ketika berpapasan di pintu kamar mandi.

"Iya. Mana lisya? "

"Ketiduran. "

"Oh. Ya sudah aku duluan. Daa..." ucapnya seraya berlalu pergi.

"Da.. "

Kusiram tubuhku dengan air, sungguh rasanya begitu segar seperti menusuk ke tulang-tulangku, yang langsung membuatnya kuat kembali dari lelah yang aku lalui tadi.

Setelah selesai mandi, aku lansung kembali ke asrama untuk menunggu waktu asar tiba. Sambil menunggu daripada tidak ada kerjaan aku memilih untuk membaca qur'an.

"Aku mau bangunin lisya. " ucapku ke fatimah setelah membaca qur'an hanya beberapa menit. Dasar pemalas.

Fatimah mengangguk, lalu aku langsung berdiri untuk menuju ke kamar membangunkan lisya. Dan ternyata ia masih saja tertidur. Hahh aku kira mungkin ia sedang bermimpi liburan ke korea, karena itu adalah keinginannya dari dulu untuk bertemu dengan boy band-boy band k-pop itu.

"Lis bangun. " ucapku lirih sambil menggerak-gerakkan bahunya.

"Iya iya. Aku bangun. "

"Habis ini ashar. "

"Okeehh. " ucapnya dengan malas. "Aku akan ke kamar mandi, byee. " lanjutnya sambil berlalu pergi.

***

Dua minggu berlalu

Dan alhamdulillah dalam diriku sudah ada sedikit perubahan, setidaknya aku sudah hafal JUZ AMMA, rekor yang cukup bagus.

Fatimah tidak usah heran jika dia lebih baik dariku, karena dia sekarang sudah hafal JUZ AMMA dan juga dua puluh ayat surat al-baqarah.

Sedangkan lisya kalian juga tak perlu heran, karena boro-boro dia hafal JUZ AMMA surat pendek saja kadang dia masih lupa. Entahlah dia memang seperti itu, tapi tetap saja dia adalah sahabatku. Sahabatku selamanya.

Dan asal kalian tahu, soal laki-laki yang memperbaiki sandalku waktu itu, aku sudah tahu namanya dia adalah Yahya lebih tepatnya Muhammad Yahya Ibrahim. Dia anak kelas II ips dan ternyata dia juga adalah anak dari pendiri pesantren ini, sungguh awalnya aku tak percaya tapi seiring berjalannya waktu akhirnya aku percaya juga.

Banyak kejadian-kejadian dua minggu ini yang berbeda dan sangat berkesan yang membuatku semakin betah di pesantren ini.

Hari ini adalah hari minggu dan aku baru saja cuci baju sekaligus mandi, namun dalam perjalananku untuk kembali ke asrama ada seseorang yang memanggilku. Dan suaranya berasal dari kantor pesantren.

Persahabatan Dan Cinta Pesantren [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang