chapter 13

2.5K 133 0
                                    

Gelap telah menyinari bumi dan aku sedang tidur sendirian, hanya sendirian. Tidak ada orang lain di pesantren Putri. Biasanya sebelum tidur akan terdengar suara para santri membaca al-qur'an atau mungkin kita saling bercanda, namun sekarang semuanya mendadak pergi, hanya sepi yang menemani.

Terdengar suara ombak yang bersahut-sahutan dengan jelas dibelakang sana dan ditambah lagi oleh suara gemericik air yang datang dari langit ditemani oleh kilat-kilat petir yang masuk melewati jendela.

Aku yang mempunyai sifat penakut harus rela memendamnya dalam-dalam. Entah apa yang sekarang terjadi dengan fatimah dan lisya pasti sekarang mereka akan menyebrangi laut. Aku hanya bisa berdoa semoga kalian selamat sampai tujuan.

Entah apa karena sendirian, aku tidak tahu. Yang jelas aku tidak bisa tertidur sama sekali. Melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi tetap saja mata masih terbuka lebar.

Hujan sudah mulai reda namun petir masih bergemuruh meskipun tidak separah tadi.

Aku bangun untuk mematikan lampu, siapa tahu dengan lampu kupadamkan, mata akan bisa terpejam.

Meskipun setiap hari tidur dengan lampu padam tapi itu karena banyak teman sehingga aku tidak takut.

Namun kali ini aku sendirian, jadi sengaja aku nyalakan lampu tetapi karena aku tidak bisa tidur juga aku memutuskan untuk mematikannya.

Kututupi tubuh dengan selimut karena hari ini sangatlah dingin. Entah karena hujan atau apa, aku kurang tahu. Yang jelas suasananya berbeda, seperti...

Sudahlah lupakan saja

Aku menutup mataku meskipun tidak bisa tertidur juga. Kumiringkan tubuhku untuk mendapat posisi senyaman mungkin.

Klotak

Deg. Sebuah suara terdengar seperti ada barang yang jatuh dan sepertinya juga tidak jauh dari tempatku tidur.

Aku membuka mataku tapi tidak sepenuhnya hanya untuk melihat benda apa yang jatuh.

Dan ternyata itu hanyalah sebuah sisir. Aku menghembuskan nafas lega.

Tapi....

Tunggu ada yang ganjal

Deg. Didekat pintu kamar..... Ada sesosok.....

Deg deg deg deg

Jantungku berdebar sangat kencang, aku langsung menutup mataku rapat-rapat, berpura-pura sedang tertidur dan tidak melihat sosok itu.

Sosok dengan rambut panjang sepunggung menutupi wajahnya juga menatap kearahku. Berbaju putih dan dihiasi dengan bercak-bercak darah.

Deg deg deg deg

Aku meremas selimut kuat-kuat, tidak tahu harus bagaimana lagi seraya terus memohon perlindungan Allah.

Kalau aku berteriak

Siapa yang akan mendengar, aku sendirian di pesantren Putri ini. Dan hanya ada rumah pak kyai pemilik pesantren, jaraknya juga cukup jauh.

Pesantren putra sepertinya tidak ada penghuninya sekarang, dan yahya mungkin dia pulang ke rumahnya

Dan parahnya lagi aku berada di lantai dua.

Pingsan?

Aku tidak bisa melakukannya juga tidak pernah

Berlari?

Tidak mungkin karena sesosok itu berada didekat pintu kamar dan jarak antara kami juga tidak terlalu jauh, sekitar lima meter mungkin.

Kalaupun aku nekat, bagaimana kalau aku dihadang oleh sesosok itu, atau bisa jadi aku...

Dirasuki

Jika jadi aku, kamu bagaimana?

Aku membuka mataku dengan menyipitkannya, siapa tahu sekarang sosok itu sudah menghilang

Deg deg deg

Dugaanku salah, sangat salah

Setelah mengetahuinya aku langsung menutup mataku rapat-rapat lagi.

Sekarang sesosok itu malah bertambah lagi, sesosok anak lelaki kecil dan perempuan kecil. Memakai baju putih juga dan beruntungnya aku tidak melihat wajahnya dengan jelas.

Apa dia memanggil keluarganya?

Untuk menakutiku

Mungkin iya

Seharusnya aku tidak usah mematikan lampu, tapi mau bagaimana, ini sudah terjadi.

Diluar hujan masih terjadi, namun hanya rintikan-rintikan saja.

Dingin juga berasa entah karena hujan atau karena....

Suasana horror saat ini

Keringat juga sudah membasahi wajah dan rambutku, karena rasa takut yang sudah menjalar diseluruh bagian tubuh.

Aku membuka mataku lagi dengan menyipitkannya dan ternyata sama saja.

Ketiga sosok itu tetap disana

Didekat pintu

Terus menatapku

Baiklah aku sudah tidak tahan, aku akan berlari tidak perduli apa yang akan terjadi nantinya.

Dalam hitungan ketiga aku akan melakukannya

Satu...

Dua...

Tiga...

Aku langsung berdiri dengan kecepatan kilat setelah itu langsung melemparkan selimut yang menutupi tubuhku.

Aku berlari sekencang yang kubisa dan melewati tiga sosok itu tanpa melihatnya.

Aku langsung membuka pintu asrama dengan membantingnya.

Gubrakk

Kemudian berlari keluar sekencang mungkin seraya berteriak sekeras-kerasnya.

"Aaaaaaa............ "

Dilanjut menuruni tangga, dan sangking cepatnya juga karena tergesa-gesa aku terjatuh menggelinding.

Aku sudah berada dibawah dengan keadaan terbaring tidak berdaya.

Dari bawah aku bisa melihat, tiga sosok itu berada dipagar pembatas lantai dua.

Menatap kebawah

Kearahku

Dan tersenyum puas

.
.
.
.

Setelah itu semua berubah seketika menjadi hitam dari pandangan.

***

Sengaja suasananya horror biar merinding//😂

Padahal alasan sebenarnya karena aku bingung mau nulis apa//😂

Dan ini hanya 700-an kata😁

Gak papa kan? //mata berbinar-binar😢

Oh ya baca ceritaku yang satunya dong "tergantikan" genrenya fantasi, memang awalnya membosankan tapi coba terus baca, insyaallah Bagus//😊

Kasiyan yang baca dikit padahal itu cerita pertamaku// nangis dipojokan😢😭

Terus semangat puasanya, bagi yang puasa//😃

See you

27 mei 2018

Laff❤

Fatma🌊



Persahabatan Dan Cinta Pesantren [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang