Euijin kecil yang sering sekali membangunkan Hyeongseob kala sepertiga malam, kini mulai tumbuh dewasa. Awal dimana tepat hari ke dua puluh empat setelah kelahirannya, dokter ong mengajak Hyeongseob berbicara perihal si kecil yang saat ini sudah dapat keluar dari ruang inkubator.
Dokter ong menjelaskan jika, bayi yang terlahir prematur lebih rentan terserang penyakit. Sebagian besar pun akan ada penyakit bawaan yang harus ia derita hingga dewasa. Hyeongseob mau tak mau mulai gelisah. Ia tak akan sanggup melihat malaikat kecilnya sakit.
Dan dari semua yang ia ingat, dokter ong mengatakan jika bayi prematur memiliki tumbuh kembang yang dibilang lebih 'terlambat' dari bayi normal.
Namun, hingga kini. Hyeongseob dapat menampik semua yang dikatakan dokter ong padanya kala itu.
Di usianya yang menginjak lima tahun, Euijin-nya tumbuh dengan baik. Ia menjadi pria kecil yang cerdas dan tampan. Dapat diandalkan (menjaga seulhee yang masih bayi) ketika Hyeongseob pergi bekerja sementara Minhyun memasak.
Bayi kecil yang memerah kala pertama kali Hyeongseob lihat, kini tumbuh menjadi bocah laki-laki yang ceria. Tanpa kekurangan apapun.
Euijin adalah simbol kekuatan untuk Hyeongseob. Selamanya, akan tetap sama.
Tahun demi tahun melewati masa tumbuh kembang anak semata wayangnya dengan hati meletup bahagia.
Bahkan Hyeongseob masih ingat betul, saat Euijin pertama kali berjalan kearahnya dengan senyuman lebar menampakkan gusinya yang belum ditumbuhi gigi. Melangkah tergesa menghampiri Hyeongseob yang kala itu memegang boneka beruang milik si kecil sembari menahan tangis. Beberapa kali terjatuh dan hampir menangis, Euijin kecil berhasil berlabuh dalam dekapan Hyeongseob.
Memikirkannya lagi, membuat hatinya menghangat.
Hingga tahap demi tahap pertumbuhan Euijin dari mulai meniru ucapan orang-orang disekitarnya hingga menjadi Euijin si cerewet sebab selalu menanyakan hal yang kiranya ia tak tau.
Hyeongseob percaya jika putranya itu cerdas.
Hingga pertanyaan polos mengalir begitu saja dari bibir tipis sang buah hati.
"Bunda, ayah dimana? kenapa cidak pulang? Euijinie cidak nakal tapi ayah cidak pulang"
Yang membuat senyuman Hyeongseob luntur seketika.
Disana ada Hyunbin dan Minhyun yang sedang menimang Seulhee yang sempat rewel. Mereka terdiam tanpa ada yang berniat menjawab pertanyaan polos si bocah.
Hyeongseob mematung. Pikirannya langsung berputar kebelakang. Kembali memusatkan pikiran ke 'ayah' putranya.
"Euijinie punya papa Bin, papa Bin tampan kan?"
Hyunbin berinisiatif. Mensejajarkan tubuh jangkungnya dengan Euijin yang masih menatap sang ibu; meminta jawaban.
"Papa bin punya tteulhi! (seulhee) Euijinie mau ayah!"
Hyeongseob tersenyum ketir. Menjawil hidung putranya.
"Ayah sedang sibuk. Ayah Euijinie sedang bekerja"
"Kelja?"
Hyeongseob mengangguk mantap. "eum! ayah bekerja agar bisa membelikan Euijinie mainan yang banyak"
Binar bahagia tak dapat ditutupi dari balik manik bocah yang belum genap berusia lima tahun.
"benalkah? mainan yang banyak bunda?"
Hyeongseob tersenyum. Mengelus surai hitam putranya dengan sayang. Dalam hati menjerit pilu karena tega membohongi malaikat kecilnya. Memberikan harapan palsu untuk si kecil yang bahkan tak diterima sang ayah.
"Euijinje tunggu ayah pulang! Euijinie tayang (sayang) ayah!"
Hyeongseob menahan perih diulu hatinya. Malaikat kecilnya pun menyayangi sang ayah yang belum pernah dilihatnya. Tak pernah merasakan kasih sang ayah, bahkan sebatas sentuhan pun-- euijin tak pernah mendapatkannya.
Fakta yang harus tetap Hyeongseob ingat adalah.
Woojin--- menolak bocah kecil yang berkata menyayangi dirinya.
Woojin bahkan tak tau menau, jika putranya berharap penuh padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/135629420-288-k209047.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Little Girl (after the story) ;jinseob ✔
Fanfiction[sequel of Little Girl] Setelah semua yang terjadi, lantas sekarang bagimana? ©bibirsungwoon2018 #highest rank 1 in ahnhyungseob (120518)