3

5.1K 373 29
                                    


Jessica duduk termangu di depan layar komputernya yang menyala, kedua matanya memandang kosong ke depan seolah abru saja melihat hal tak terduga terjadi di abad serba canggih ini.

Tapi memang benar dirinya baru saja melihat pemandangan paling tidak ia duga akan terjadi pada kehidupannya saat ini. Lee Donghae, direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja itu adalah seseorang yang tidak ingin dia lihat bahkan di kehidupan selanjutnya. Cerita masa lalunya bersama pria itu jelas tak bisa dikatakan pantas untuk dikenang apalagi dinilai baik-baik saja.

"Omo!" Jessica terperanjat dari lamunannya kala mendapat tepukan lumayan kerras di pundaknya. Dan ia menadapati Minkyung yang menjadi pelaku utamanya, sayangnya wanita itu justru yang menatap amrah padanya.

"Wae? Kenapa memukulku?" Decak Jessica, dia mengusap bagian pundaknya yang terasa kebas setelah dipukul oleh rekannya itu.

"Ck! Kau melamun sejak tadi bahkan sudah saatnya makan siangpun kau tetap tidak bangun dari duniamu..jinja..." Minkyung berkata dengan nada kesal karena temannya itu sangat lambat padahal di kantin sana ada pertarungan untuk bisa mendapat meja yang tak jauh dari meja tempat direktur mereka biasa makan di kantin.

"Kau mau makan siang atau tidak?!" Tawar Minkyung dengan cemberut karena kekesalannya tak ditanggapi oleh Jessica yang selalu saja mempunyai stol wajah pokerface.

Dan semakin kesal saat Jessica tak menanggapi tawarannya malah langsung bangun dan meninggalkannya yang masih berdiri di kubikel Jessica.

Mereka berdua akhirnya berjalan bersisian denagn sesekali obrolan timbul diantara mereka berdua. Kantin yang selalu menjadi tempat favorit memang semakin ramai, lorong-lorong bahkan tersi oleh beberapa karyawan yang hanya ingin berdiri menikmati pemandangan di lorong yang dibatasi oleh kaca dan mengarah ke taman kota yang berada tepat disebelah gedung ini sembari minum kopi atau teh dalam gelas kertas yang bisa mereka nikmati gratis.

Dan 2 wanita ini mendapat banyak perhatian selama mereka berjalan, seleain sama-sama cantik, mereka juga terkenal di kalangan pria. Mungkin Minkyung saja yang terkenal di kalangan pria, karena sifat wanita itu yang supel dan ramah, beda dengan Jessica yang selalu menanggapi dingin perhatian lawan jenis, jadilah pengemar Jessica hanya bisa memandanginya dari jauh karena tak mugkin menggapai wanita cantik di kantor mereka itu. dan sudah menjadi rahasia umum pula jika Jessica bahkan tidak pernah menanggapi pendekatan atau seseorang yang hendak menyatakan perasaan padanya, selalin dingin, dia juga tertutup untuk urusan asmara, namun justru itu yang membuat pria-pria di kantor merasa penasaran dan tertantang untuk menaklukan sekaligus melelehkan dinginnya es dalam hati Jessica.

Sampai di kantin mereka terkejut mendapati meja kantin yang penuh oleh karyawan yang didominasi wanita. Apalagi Minkyung yang merasa panik melihat tidak adanya meja terdekat dengan meja boss mereka yang masih kosong. Ini bencana. Batin gadis itu merasa kesempatanyya mendekati sang direktur pupus sudah siang ini. dan ia juga baru sadar bahwa Jessica baru saja meninggalkannya untuk mengambil makan siang.

"Kau meninggalkanku?" Tanya Minkyung dengan bibir maju dan merengutkan wajahnya pada Jessica yang berdiri disebelahnya yang tengah mengisi berbagai lauk ke dalam wadah makannya.

"Kau terlalu lambat.. dan aku sudah lapar. Kau lihat sendiri sekarang kita harus mencari kursi yang masih kosong." Jessica menghela nafasnya melihat keadaan yang ramai bukan main, keadaan yang sangat berbeda dengan biasanya. Dia menghela nafasnya dan hendak beranjak dari kantin dan mencari tempat makan lain disekitar gedung kantornya sebelum kemudian suara seseorang memanggil namanya dan nama Minkyung.

Jessica menoleh pada Minkyung dengan bingung saat melihat siapa yang memanggilnya namun ia nampak tidak familiar dengan seorang itu. Minkyung menaikan sebelah alisnya bertanya pada Jessica yang di jawab gelengan olehnya.

The Boss's Past Story | Haesica fanfiction (Kpop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang