chapter 12

81 7 0
                                    

Ketiga gadis itu sedari tadi sudah menunggu Davin dan Akmal di parkiran, dekat mobil Davin. Namun, Davin dan Akmal masih sibuk dengan catatannya sehingga membuat ketiga gadis itu menunggunya sedikit lama.

"kalau gue tau bakal gini, mending gue naik taksi aja kerumah si Arvan"kesal Rani.

"emang lo tau rumahnya si Arvan??"tanya Defi.

"eng..enggak kan kita bisa tanya sama yg lain alamat rumahnya"

"yaelah gue kirain lo tau"

"mereka berdua mana sih. Panas banget nih"kesal Rani yang terus mondar mandir karena kepanasan.

"sabar, mungkin mereka punya tugas tambahan jadi agak lama keluarnya"

"gu—"kata Defi terpotong saat mendengar suara salah satu pria yang sedari tadi mereka tunggu.

"eh sorry lama. Tadi ada tugas dikit"kata Akmal saat sudah sampai dihadapan ketiga gadis itu bersama dengan Davin.

"dikit kok lama banget"kata Rani yang menyindir Akmal.

"heh suka-suka gue lah. Masalah buat lo?"kata Akmal sewot.

"masalah lah kita dari tadi udah nungguin kalian sampe lumutan, malah panas banget lagi"balas Rani yang tidak kalah sewot.

"udah-udah, kita berangkat aja sekarang. Entar kita nggak bakal berangkat kalau nungguin kalian berdua selesai berantem"lerai Nasya.

"iya. Ayo berangkat"kata Davin. Setelah perdebatan Akmal Dan Rani selesai,mereka langsung masuk kedalam mobil milik Davin. Davin dan Akmal duduk dibagian depan sedangkan ketiga gadis itu duduk dibagian belakang.

Diperjalan mereka hanya diisi dengan gurauan Akmal yang tidak ada hentinya. Nasya hanya diam dan menanggapi lelucon Akmal dengan senyuman saja. Entah mengapa Nasya tidak bisa tenang karena merasa bersalah dengan Arvan. Gara-gara mengantarnya pulang saat hujan, Arvan sekarang jadi sakit.

"Sya, lo kenapa?"tanya Rani yang melihat Nasya hanya diam dan memandang keluar jendela.

"eh nggak apapa kok"

"Gue tau lo pasti mikirin sesuatu. Kalau lo ada masalah cerita aja ke gue, siapa tau aja gue bisa bantuin lo"

"nggak kok Ran. gue cuman ngerasa bersalah aja sama Arvan, dia sakit pasti gara-gara nganterin gue kemarin"

"itu bukan salah lo kok. Itu tuh salahnya Arvan, siapa suruh dia pulangnya pas hujan kan jadi sakit"

"okey udah sampai"kata Davin saat sudah sampai tepat didepan rumah Arvan.

"akhirnya udah sampai"kata Akmal saat sudah turun dari mobil Davin.

"yaudah yuk masuk"ajak Akmal kepada ketiga gadis itu.

Tokk..tok..tok..

"Assalamualaikum"kata Akmal setelah mengetuk pintu rumah Arvan.

"eh  nak Akmal, mau jengukin Arvan ya?"kata seorang wanita yang sepertinya adalah Mama nya Arvan. Akmal memang sudah sangat dekat dengan keluarga Arvan begitu juga sebaliknya.

"iya tante"kata Akmal lalu mencium tangan Mela—mama Arvan lalu diikuti oleh Davin dan ketiga gadis itu.

"kalian juga temennya Arvan ya?"tanya Mama Arvan kepada ketiga gadis itu karena ini pertama kalinya ada teman wanita Arvan yang datang kerumahnya.

"i..iya tante kita temennya Arvan"jawab Defi.

"yaudah ayo masuk. Arvan ada di atas kalian naik aja. Tante mau kedapur dulu"

I Think I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang