Arvan melajukan motornya dengan kecepatan yang rendah untuk mengantar Nasya Pulang.
"emm..makasih ya van"ucap Nasya saat mereka sudah sampai tepat didepan rumah Nasya.
"iya sama-sama"
"gue jadi ngerepotin lo aja"
"enggak lah kan juga biasanya gue yang nganterin lo"
"iyaya..tapi, gue nggak enak aja ama lo soalnya gue selalu ngerepotin lo"
"enggak ngerepotin kok. Oh iya lo ikut ke acara itu?"
"Mm..enggak tau"
"lah kenapa?"
"emm..soalnya gue nggak yakin bakal diizinin apa enggak"
"oh..lo tenang aja pasti lo bakal diizinin kok"
"kenapa lo yakin banget kalau gue bakal diizinin?"
Dengan wajah yang bingung arvan menjawab "ya..enggak, gue cuman yakin aja kalau lo pasti bakal diizinin"
"owh.. Eh lo nggak mau mampir dulu?"
"enggak usah. Soalnya gue mau langsung balik aja"
"owh..yaudah hati-hati ya"
"iya"kata Arvan. Arvan menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya. Setelah punggung Arvan tdk terlihat lagi, Nasya lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya.
Namun, tiba-tiba ia dikagetkan oleh abangnya yang sedari tadi memperhatikannya dengan Arvan.
"ekhem..siapa tuh? Pacar kamu ya?"goda abang Reno.
"dih..apaan sih bang, orang dia cuman temen Nasya"
"masa sih? Temen atau..."goda Abangnya lagi-lagi.
"temen...ish udah aku mau ke kamar dulu"Nasya yang sudah kesal memikih untuk kekamar nya saja
🌸🌸🌸🌸🌸
Nasya kini berada di balkon kamarnya sambil memangku gitar miliknya.
Karena merasa bosan, Nasya memilih untuk memainkan gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu untuk mengisi kekosongannya.
'im jealous of the rain~
It's closer than my hands have been~
Im jealous of the rain~
Im jealous of the wind~
That ripples through your clothes~
It's closer than you shadow~
Oh im jealous of the wind cause~
I wished you the best of~
All this world could give~
And i told you when you left me~
There's nothing to forgive~
But i always thought you'd come back~~
Tell me all you found was~
Heartbreak and misery~
