I'm Ayra

67 3 0
                                    

Sore itu, Ayra berada di kamarnya yang berada di lantai dua. Ia duduk di kursi meja belajarnya, menatap ke arah jendela. Dari bibirnya terdengar alunan ayat- ayat Al-Qur'an yang menyejukkan raga.

Ayra kini sedang mempersiapkan hafalannya. Karena nanti ba'da Isya ia berniat akan menyetor hafalan surat tersebut ke Ayahnya. "fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan"... Ayra mengulang- ulang hafalannya. Tak terasa buih-buih bening pun mengalir dari mata coklatnya membasahi pipi tirusnya.

Surat Ar-Rahman, surat ke-55 dalam Al-Quran ini menyimpan arti yang sangat luar biasa. Membuat hati pembacanya luluh, tenteram, hingga meneteskan air mata karena mengingatkan akan nikmat Allah yang tak ada batasnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar yang dibuka, membuat Ayra menengok dan berhenti melafalkan ayat-ayatNya. Disana nampak bundanya yang sudah rapi dengan mukena putih dan sajadah di tangan kanannya. Ia tersenyum ke arah Ayra sambil menyuruh Ayra untuk bersiap ke masjid komplek untuk melaksanakan sholat maghrib.

"Masyaa Allah rajin sekali putri Umi ini" (sambil mengelus puncak kepala ayra seraya tersenyum).
"Ayra sayang, yuk ke masjid nak, sudah mau adzan ".

"Iya Umi, tunggu sebentar ya Ayra mau siap-siap dulu". Jawab Ayra sambil menutup Al-Qur'an yang sedari tadi berada di tangannya dan meletakkannya di atas meja belajar.

"Umi tunggu dibawah ya".
"Iya umi"
Setelah itu Ayra mengambil mukena yang biasa ia taruh di atas rak jilbab miliknya. Tak lupa ia juga mengambil Al-Quran biru kesayangannya tadi yang ia taruh di meja belajar, lalu bergegas menemui bundanya yang sudah menunggunya di lantai bawah.

"Umi.. Kak Haris, Dek Fikri sama Abi sudah ke masjid duluan ya?" Tanya Ayra sambil memakai mukena yang sedari tadi masih ditangan.
"Iya ra, mereka sudah berangkat lebih awal tadi, katanya ada rapat takmir masjid sebentar". Jawab bunda Ayra
"Oh gitu, memangnya mau ada kajian lagi ya Umi?"
"Bunda kurang tau Ra, mungkin iya, nanti coba tanya ke Abi saja jelasnya"
"Iya deh Umi nanti Ara tanya ke Abi"

Ayra dan bundanya biasa berjalan kaki ke masjid sekitar komplek rumah, karena memang jarak rumah ke masjid tidak terlalu jauh. Kurang lebih 200 meter saja. Tak berapa lama, Lantunan Adzan nan merdu pun menggema ke seluruh penjuru kompleks. Membuat siapapun yang mendengar tergetar hatinya. Suara yang tak asing lagi di telinga Ayra. Ya, siapa lagi kalau bukan suara Kak Harris, kakak laki-laki kesayangannya.

Setelah sampai di masjid, Ayra dan bundanya segera masuk dan menggelar sajadahnya masing-masing. Tak lupa, mengerjakan shalat tahiyatul masjid.

Setiap waktu shalat, masjid Al-Hakim di komplek tersebut selalu ramai. Apalagi kalau shalat maghrib, bisa sampai penuh, Masyaa Allah. Mungkin karena kebanyakan orang sudah berada di rumah pada waktu sore, jadi sholatnya bisa ke masjid komplek.

Setelah Iqomah selesai dikumandangkan, semua orang di masjid berdiri dan melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Yang biasa menjadi imam adalah Pak Ustadz Zainal, ayah Ayra. Karena di komplek perumahan tersebut, Ustadz Zainal dipercaya menjadi penasihat dan ketua takmir masjid. Seusai shalat maghrib biasanya ada ceramah singkat, sehingga  semua jamaah ti
tidak langsung pulang. Setelah itu juga, biasanya jamaah bertadarus bersama sampai tiba waktu shalat Isya. Selepas isya, barulah mereka pulang ke kediaman masing-masing.

~Ai
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih👧

Menjagamu di Akhir Sepertiga MalamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang