Episode 6 - Sesuatu Yang Terlewatkan

270 21 1
                                    

Setelah investigasi selesai Adnan dan Nita tidak langsung pulang karena ingin mengikuti ekskul terlebih dahulu. Sedangkan Rico dan Lira memutuskan untuk pulang bareng. Setelah itu mereka berdua mengikuti ekskul masing masing, Nita mengikuti ekskul English Club sedangkan Adnan mengikuti ekskul Taekwondo.

Setelah selesai ekskul, Adnan ingin segera pulang dan beristirahat. Tetapi, ia masih kepikiran dengan masalah pembunuhan itu. Siapa yang telah membunuh Bayu? Dan apa motifnya? Ia juga heran mengapa ada ikat rambut perempuan di WC tersebut, padahal jelas itu adalah WC pria. Pemikiran gila itu membuat Adnan menjadi haus, saat itu juga ia tersadar bahwa botol minumnya hilang.

"Lah, tempat minum gue mana ya? Kok engga ada?" Adnan bingung.

"Atau jangan-jangan ketinggalan di kelas? Lebih baik gue cek saja. Seinget gue sih ketinggalan di kelas, semoga belum hilang deh." Kata Adnan sambil menerka.

Adnan pun bergegas menuju kelasnya di lantai 2. Saat sampai di depan kelas ia berpapasan dengan Nita, dan sepertinya Nita sedang menunggu seseorang.

"Hai Nit, lagi ngapain sendirian disini?" Tanya Adnan pada Nita.

"Ooohh Adnan, gue lagi nunggu temen gue tuh di kamar mandi, dia lagi pipis." Jawab Nita sambil tersenyum.

"Oh, lagi nungguin temen toh. Baru selesai ekskul ya?" Tanya Adnan sambil melampar senyum juga.

"Hehehe iya nih, terus lu mau ngapain kesini?" Nita berbalik tanya.

"Ah itu, gue mau ngambil tempat minum gue yang ketinggalan di kelas. Loh itu Kenapa tangan lu sampai ada bercak hitam begitu?" Tanya Adnan sambil mengerutkan kepala.

"Eh ini, tadi kena tinta isi spidol pas lagi ekskul tadi." Kata Nita sambil tersenyum.

"Oalah, kirain kenapa hehehe." Kata Adnan.

"Ehiyaa...hehehehe." Kata Nita sambil tersenyum.

"Yasudah, kalo gitu gue masuk dulu ya mau ngambil tempat minum gue." Kata Adnan sambil membuka pintu.

"Oh yasudah, silahkan Nan." Nita mempersilahkan.

Adnan pun masuk dan mencari tempat minumnya mulai dari kolong mejanya sampai seisi kelas Ia periksa tapi, hasilnya nihil, botol itu tetap tidak ditemukan.

"Sial, dimana sih tuh tempat minum? Masa hilang sih. Padahal tadi seinget gue ada di kolong meja. Apa diambil orang ya? Bisa mati gue kalau mama tau botol minum gue hilang lagi." Gerutu Adnan.

Tidak mau ambil risiko Adnan langsung keluar kelas, tetapi Nita sudah pergi. Ia pun bergegas menuju ruang informasi untuk melihat rekaman CCTV. Sesampainya disana ia langsung meminta pada petugas agar diputar ulang rekaman CCTV dari saat bel pulang sekolah untuk mengetahui siapa yang mengambil botol minumnya.

Alangkah terkejutnya ia bahwa CCTV XI Mipa C mati dari sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Ia pun berterima kasih dan pamit pada guru yang berjaga di ruang informasi. Adnan pulang perasaan bingung dan pasrah karena ia tidak tahu bagaimana nasibnya jika mamanya tahu kalau botol minumnya hilang.

Keesokan harinya Adnan datang dengan wajah yang tidak mengenakan. Raut mukanya yang begitu masam bahkan lebih asam daripada asam jawa, Sangat-sangat menunjukan bahwa ia sedang kesal. Bahkan pagi yang sangat cerah ini tidak dapat menetralkan raut wajahnya itu. Saat sampai di kelas ternyata Rico sudah sampai duluan dan sedang asik memperhatikan layar gadgetnya.

"Halo brother, muka pagi-pagi udah kusut aja. Pasti lu lagi kesel ya? Cerita aja sama gue." Sapa Rico sambil tertawa kecil.

"Ikut gue ke atap sekolah yo, laper gue, nanti ceritanya sekalian makan." Ajak Adnan yang terlihat buru-buru sambil menarik tangan Rico.

"Engga bisa disini aja Nan?" Tanya Rico sambil fokus ke layar smartphonenya.

"Engga bisa!! Males gue, udah ikut aja." Bentak Adnan.

"Yaudah, iyaa iya." Rico menurut dan memasukan HP nya kedalam saku.

Sesampainya diatap Adnan memakan roti bekalnya dan Rico masih tetap asik memainkan ponselnya.

"Kenapa sih lu? Tumben pagi-pagi udah bete gini." Tanya Rico yang sedari tadi penasaran.

"Huft, sial banget gue kemarin, botol minum gue hilang dan gue diomeli habis-habisan sama mama gue." Kata Adnan sambil membungkukan kepala dan menunjukan ekspresi kesal.

"Pfffttt...Terus gimana? Selamat?" Kata Rico meledek Adnan.

"Ya gini, alhasil uang jajan gue dipotong selama seminggu. Parah banget kan?" Kata Adnan makin pasrah.

"Waduh sedih banget Nan, sampe nangis gue dengernya. Kenapa bisa sampai hilang coba?" Tanya Rico penasaran sambil memandang Langit.

"Gatau, ada yang nyolong kali..." Balas Adnan culas.

"Yaudah lah, ikhlasin aja. Cepet abisin tuh roti, sebentar lagi bel...." Kata Rico sambil menepuk punggung Adnan.

TENOONET....NONEEET...NONEEETTTT...........Bel masuk pun berbunyi.

"Tuhkan udah bel, Lu sih pake ngomong bel segala." Komentar Adnan makin kesal.

"Apa hubungannya?! Yaudah cepet yuk kita belik ke kelas. Udah bel nih." Balas Rico sambil berjalan menuju kedalam gedung.

"Ngapain buru-buru sih Ric?" Tanya Rico heran.

"Udah ayo cepetan!!" Bentak Rico pada Adnan sambil menarik tangannya.

Mereka masuk kelas dan kelas berjalan normal hingga jam pelajaran kedua.    


Keep reading, and Don't forget to vote and comments.  

Seseorang Yang Bersembunyi Dibalik CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang