Episode 9 - Siapa Kau?

220 15 1
                                    

Mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah, namun saat sampai di parkiran motor Adnan mengajak Rico untuk tidak pulang dulu dan pergi nongkrong dengannya di café.

"Ric, lu mau langsung pulang?" Tanya Adnan sambil mengeluarkan motor.

"Engga tau nih, gue juga bingung kalo dirumah mau ngapain." Jawab Rico sambil mengeluarkan motormya juga.

"Ikut gue aja yok nongkrong, masih jam 10 ini." Ajak Adnan pada Rico.

"Serius lu mau nongkrong?" Tanya Rico meyakinkan.

"Iya serius lah, gue bayarin dah sekalian bahas masalah ini." Balas Adnan serius pada Rico.

"Wkwkwk tumben lu mau bayarin gue, ayo dah hehehe." Kata Rico sambil tertawa bercanda.

"Dasar, emang kampret lu, giliran dibayarin aja baru mau." Balas Adnan sambil menyalakan mesin motornya.

"Mau nongkrong dimana Nan?" Tanya Rico pada Adnan.

"Udah lu ikutin gue aja." Jawab Adnan singkat.

"Ok lah, kuy jalan." Balas Rico sambil menyalakan mesin motornya.

"Kuy." Balas Adnan.

Mereka pun pergi menuju Café yang dibicarakan Adnan, setelah sampai mereka langsung memesan kopi dan beberapa cemilan. Seperti yang sudah dibicarakan tadi, mereka mulai membahas tentang kasus pembunuhan di sekolah mereka.

"Gimana? Lu punya ide ngga?" Tanya Rico mendadak serius.

"Ide apa?" Adnan balik bertanya pada Rico sambil meminum kopinya.

"Ide buat cari tau siapa Nita dan apakah bener dia pembunuhnya." Tanya Rico serius pada Adnan.

"Uhuk...Wah bener-bener udah gila lu Ric, ampe segitunya?" Adnan terbatuk lalu bertanya balik pada Rico.

"Ya ngga ampe segitunya juga sih, tapi gaada salahnya kan waspada." Jawab Rico santai sambil meminum kembali kopinya.

"Udah lah jangan bahas yang itu dulu." Kata Adnan sambil memakan cemilannya.

"Trus lu ngapain ngajak gue kesini kalo bukan buat bahas yang itu?" Tanya Rico sedikit kesal.

"Kan masih banyak bahasan lain Ric." Jawab Adnan santai.

"Okay. Sekarang apa rencana lu buat ngobongkar kedok Nita? Gue harap lu punya rencana bagus, karena Adnan yang gue kenal pasti selalu punya rencana-rencana bagus, engga lembek kaya gini." Kata Rico dengan nada membentak Adnan.

"Hmmmm, terserah lu dah Ric, gue Cuma gamau asal nud...." Kata-kata Adnan yang terpotong ucapan Rico.

"Lu gabisa trus-trusan menghindari fakta bahwa Nita itu pelakunya Nan. Semua bukti udah mengarah ke dia Nan." Rico tiba-tiba memotong perkataan Adnan dan membalas sambil menunjuk-nunjuk Adnan.

"Huft....Iya gue tau itu Ric."Adnan menjawab lemas sambil meminum kopinya.

"Lu bukan Adnan yang gue kenal, Adnan yang gue kenal itu orangnya batu, punya pendirian kuat, ga lembek kaya gini, selalu mengutamakan kasus daripad apapun." Kata Rico kecewa pada Adnan dengan nada kesal sambil meminum kopinya.

"...." Adnan terdiam.

"Kalo masih gini juga mendingan gue cabut sekrang." Kata Rico sambil berdiri dan bersiap meninggalkan Adnan

"Ric, apa-apaan sih lu? Kok jadi lu yang baper gini? Ok gue nurutin kemauan lu, tapi semoga aja ini pilihan yang bener." Kata Adnan karena kesal dengan kata-kata Rico sambil menahan Rico agar tidak pergi.

"Nah gitu dong, ini baru Adnan yang gue kenal. Selalu semangaaaattt." Jawab Rico sambil tersenyum lebar dan memegang pundak Adnan.

"Kalo gitu, jadi gimana menurut lu nih Ric? Kenapa bisa CCTV kelas mati pas kejadian? Apa mungkin ini sabotase?" Tanya Adnan Serius pada Rico.

"Atau mungkin Cuma kebetulan rusak aja Nan?" Rico bertanya balik.

"Kalo menurut gue sih engga Cuma kebetulan, soalnya pas gue cek, sebelum jam terakhir masih nyala CCTV nya, tapi pas sesaat sebelum bel pulang sekolah CCTV kelas langsung mati. Kan aneh banget, CCTV mati udah kaya disengaja banget." Jelas Adnan sambil memakan cemilannya.

"Menurut lu Pak Indro tau engga soal ini?" Tanya Rico sambil meminum kopinya.

"Kayanya sih engga deh, soalnya dia kemarin kaya bingung gitu." Jawab Adnan santai.

"Orang dalem mungkin ada yang kerja sama, atau mungkin Nita sendiri yang ngelakuin ini." Balas Rico menerka.

"Mungkin....Siapa pun pelakunya, dia pasti udah professional banget." Jawab Adnan santai.

"Sangat-sangat professional." Sambung Rico cepat sambil menganggukkan kepalanya.

"Btw udah dapet kabar belom dari polisi?" Tanya Adnan serius.

"Belom ada, polisi juga masih lanjutin penyelidikan." Jawab Rico sambil memegang dagunya.

"Udah lah gausah terlalu berharap sama polisi." Kata Adnan pasrah.

"Sampe polisi aja kesulitan ngungkapin kasus ini, nih orang otaknya kaya apa ya?" Ungkap Rico kagum.

"Yang pasti engga kaya lu Ric hahhahaha." Kata Adnan meledek Rico.

"Yeh dasar." Balas Rico kesal.

Ditengah-tengah obrolan mereka yang semakin asik, tiba-tiba muncul seseorang dan menghampiri mereka.

"Wah wah wah, kayanya lagi asik nih, boleh gabung ga Nan?" Kata seseorang misterius bertudung yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.

"Heh?" Adnan tersentak kaget. "Siapa?"

Keep reading, and Don't forget to vote and comments.   

Seseorang Yang Bersembunyi Dibalik CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang