0.8

34 1 0
                                    

Sepuluh jam dan dokter belum juga keluar dari ruangan operasi. Gracia kini sudah sadar namun masih sedikit terisak. Daniel sebelumnya telah pamit pulang karena dia ada meeting penting sore ini. Hanya Orang tua Keyara yang menunggu dengan sabar.

Tuhan beri Keyara kesembuhan, batin Meszelder

Mereka duduk di ruang tunggu dengan saling menguatkan. Melupakan makan siang mereka bahkan Meszelder membatalkan semua meeting hari ini demi Keyara. Waktu terus berputar, detik berganti menit menit berganti jam. Mereka terus berdoa dalam hati mereka untuk Keyara. Mengingat kenangan indah bersama anak semata wayangnya. Membatin dalam hati mengapa diusia yang masih tujuh belas tahun ini dia harus mengalami hal buruk. Gracia melihat jam tangannya dan memastikan tidak salah menghitung.

"Sayang, ini sudah dua belas jam. Kenapa dokter belum keluar!"

Meszelder melihat lampu yang berada di atas pinru ruang operasi. Lampunya sudah mati itu berarti operasi telah berakhir. Gracia berdiri dengan panik. Berjalan mondar mandir di depan Meszelder. Setengah jam kemudian seorang suster membuka pintu ruang operasi lebar. Lalu sebuah ranjang didorong keluar, terdapat seseorang diranjang itu yang tertutup kain putih. Seketika Gracia menangis pilu menatap tubuh itu.

Meszelder menenangkan istrinya untuk kesekian kalinya. Meszelder mendekat ke arah ranjang dan membuka kain itu. Itu bukan wajah Keyara. Gracia berhenti menangis dan terduduk lesu di kursi. Suster kembali mendorong ranjang itu dan menutup kembali pintu ruang operasi. Satu jam mereka menunggu hingga pintu kembali terbuka dan itu membuat Meszelder dan Gracia langsung berdiri.

Keyara terbaring pucat di ranjang itu. Masih dalam pengaruh obat bius. Suster itu mempersilakan mereka mengikutinya menuju ruang perawatan. Gracia ikut mendorong ranjang, sesekali melihat wajah Keyara dengan senyumnya. Mereka sampai di ruang perawatan dan suster meninggalkan mereka setelah selesai dengan pekerjaannya.

"Key ini Mama sayang. Bangun sayang"

"Biarkan Keyara istirahat. Kamu juga istirahat dulu" ucap Meszelder

Akhirnya dengan berat hati Gracia tidur di sofa dan Meszelder duduk di samping ranjang Keyara. Menggenggam tangannya dan menjatkan doa pada Tuhan. Lalu menghubungi seseorang meminta penjagaan di depan ruang rawat Keyara. Keyara adalah harta paling berharganya dan dia akan menjaga Keyara juga istrinya.

***

Malvin membawa Mika ke apartemen, setelah perdebatan panjang karena Mika ingin kembali ke rumah kecilnya. Dan Malvin bersikeras meminta Mika untuk tidur di apartemen nya. Mereka masuk ke dalam dan duduk disofa. Mika merenung sambil mengusap perutnya.

"Kenapa Mika?"

Mika melihat Malvin, "Entahlah tapi aku tidak meraskan tanda tanda jika aku hamil"

"Besok kita kedokter jika kamu tidak yakin"

Mika mengangguk dan menidurkan badannya di sofa. Malvin hanya menggeleng dan mengangkat tubuh Mika. Mika tersentak dan reflek dia mengalungkan tangannya di leher Malvin. Menatap mata Malvin dan Malvin pun melakukan hal yang sama. Malvin membawa Mika masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan tubuh Mika di ranjang tanpa melepas pelukan mereka. Malvin mendekatkan wajahnya ke wajah Mika. Mika menutup matanya dan merasakan bibirnya basah, ini kedua kalinya Malvin menciumnya.

Malvin hanya menempelkan bibirnya lama. Namun lama kelamaan ciumannya berubah menjadi kecupan kecupan ringan. Mika masih mengalungkan tangannya di leher Malvin. Malvin naik ke atas tubuh Mika kecupan Malvin berubah menjadi lumatan membuat Mika mendesah pelan. Mereka saling melumat hingga terdengar bunyi ponsel Malvin. Malvin melepas pagutannya dan berdiri. Terkekeh pelan membuat Mika menatap horor pada Malvin.

Keyara GyanastynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang