0.9

39 1 0
                                    

Meszelder dan Raka sampai di rumah sakit jam tujuh pagi. Meszelder memarkirkan mobilnya di parkiran lalu melangkah bersama Raka menuju ruang tempat Keyara dirawat. Rumah sakit masih sepi hanya ada beberapa orang yang menunggu keluarga.

"Di lantai berapa Pa?"

Meszelder menekan angka 4 setelah mereka masuk ke dalam lift. Mengabaikan pertanyaan Raka. Di dalam lift hanya ada keheningan. Raka memilih memainkan ponselnya dan sesekali melirik Meszelder.

"Huh.... Papa harap kamu gak runtuhin dinding yang dibuat Key"

Raka mendongak menatap Meszelder bingung. Hingga suara lift berdenting mereka keluar dan menuju ruang Keyara dirawat. Meszelder masuk diikuti Raka di belakangnya. Keyara masih belum bangun sadangkan Gracia tengah duduk di balkon.

"Sayang sudah sarapan?" tanya Meszelder kepada istrinya.

Gracia menoleh dan berdiri. Tersenyum pada suaminya dan Raka lalu memeluk Raka. Setelah melepas pelukannya dia memeluk suaminya.

"Belum. Keyara juga belum bangun"

"Ayo sarapan dulu. Biar Raka yang menjaga Keyara"

Akhirnya Gracia dan Meszelder keluar menuju kantin rumah sakit. Raka mendekati ranjang dan duduk disamping Keyara. Menggenggam tangannya dan mengusap lembut. Keyara bergerak menanggapi rangsangan itu, matanya terbuka dan dia melebarkan matanya saat melihat wajah Raka.

"I dream?"

"No. You don't dream Key"

"Kamu beneran Raka?"

Raka tertawa dan mengecup pipi Keyara. Keyara tahu itu adalah hal yang dirindukan dari Raka nya yang suka mengecup pipinya saat dia bingung. Keyara ikut tertawa dan meminta Raka memeluknya. Mereka berpelukan dan Raka melepaskan pelukannya setelah cukup lama.

"I miss you so damn"

"Tapi aku engga Key"

"Ya udah balik sana. Sana pergi sama Randika"

Keyara menyilangkan tangannya di depan dada dan membuang pandangannya tak menatap Raka. Raka tertawa dan menggoda Keyara.

"Ohh..... Boleh nih aku sama Randika? Gak akan ada yang marah kan ya?"

"Buat apa marah?! Gak ada gunanya juga!"

"Sewot amat buk. Lagi pms ya buk?"

"Raka!!!, i hate you"

"Love you too Keyara"

Keyara tertegun dan menatap manik mata Raka. Mereka saling menatap hingga Raka mendekatkan wajahnya dan jarak antara wajahnya dengan Keyara hampir tidak ada. Keyara secara reflek menutup mata, lama dia menuup mata namun tidak ada gerakan lain dari Raka. Keyara membuka matanya dan terkejut ketika Raka mengecup sudut bibirnya pelan dan singkat.

"Padahal aku berharap kalau dicium di bibir"

"Nanti, didepan pendeta Key"

"Boong. Kamu kan sukanya omdo"

"Yaa. You have a man. I will be a new girl"

Keyara menatap Raka tak percaya dan melempar Raka dengan bantal juga buah yang ada di nakas. Raka tertawa puas sedang Keyara menekuk wajahnya cemberut.

"Udah Key. Perut aku sakit"

"Biarin. Biar sakit sekalian terus koid"

"Kamu janda nanti"

Keyara GyanastynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang