Tidak ada yang salah dengan sebuah perasaan. Karena dengan begitu kita merasa istimewa.
***
Bagi Audi, pernikahan kakaknya, Elle, sangatlah mendadak. Dua minggu yang lalu, Kenan secara resmi datang ke rumah untuk melamar kakaknya itu didampingi oleh orang tua Kenan. Ayah Audi yang tidak bisa datang, hanya bisa menyaksikan lewat sambungan Skype.
Audi merasa terharu. Kenan sudah lama menyayangi Elle dan tak pernah sekalipun Kenan menunjukkannya kepada Elle.
"Laki-laki yang baik itu bukan yang hanya bisa menjanjikan. Tapi langsung bertindak dengan mendatangi ayahnya," begitu kata Kenan ketika Audi memaksanya untuk bercerita.
Spesies seperti Kenan itu sudah sangat jarang di dunia ini. Kalaupun ada, Audi tak yakin akan mendapatkan satu seperti Kenan. Kakaknya beruntung mendapatkan Kenan sebagai pendamping hidupnya. Walau Kenan terkesan seperti orang yang YOLO (you only live once), Kenan benar-benar orang yang bertanggung jawab dan tidak main-main. Tidak seperti orang di sampingnya yang sedari tadi berbisik-bisik di telinganya.
"Saya tidak menyangka saya dilangkahi Kenan."
"Padahal Kenan belum bisa lap ingusnya sendiri."
"Orang tua kamu yakin melepas Elle buat Kenan? Gak takut ditelantarkan?"
"Kasihan Elle."
"Bapak berisik!" desis Audi yang kesal dengan Rezvan yang dalam mode cerewet.
Audi yakin kalau Rezvan iri melihat sahabatnya itu sudah melepas masa lajang mendahului Rezvan. Audi hanya tidak tahu kalau jiwa kompetitif Rezvan juga berlaku untuk pernikahan.
"Saya tahu Bapak iri ditinggal nikah Bang Kenan," ejek Audi.
"Saya gak iri. Pernikahan itu bukan ajang balapan atau ajang iri dengki," balas Rezvan. "Lagipula saya hanya tinggal nunggu kamu lulus, kan?"
Rezvan menyeringai, membuat Audi buru-buru mengalihkan pandangan kembali ke prosesi akad nikah yang akan dimulai. Untung saja blush on yang dia pakai bisa menjadi tameng wajahnya yang pasti sudah kelewat merah. Dosennya ini kalau ngomong memang suka sembarangan!
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak mendampingi Elle? Harusnya kamu tidak di sini," tanya Rezvan dengan raut wajah bingung.
"Saya diusir Mama. Katanya duduk saja daripada mengganggu," jawab Audi, bibirnya sudah mencebik lucu.
Aduh, tahan, Van. Tahan.
"Bener kata Mama kamu. Bisa-bisa kamu mengacaukan akadnya. Mending kamu duduk di sini temani saya," kata Rezvan setengah mengejek setengah meminta.
Audi menatap dosennya itu dengan pandangan geli. Audi yakin kalau Rezvan bertingkah seperti ini di kampus -tidak bersikap seperti dosen killer, mahasiswi yang mengantri untuk dilamar mungkin bisa panjang sekali.
Prosesi akad nikah berjalan khidmad dan sederhana. Kenan dan Elle memilih keluarga dekat dan teman dekat untuk datang menyaksikan. Sedangkan untung rekan kerja ataupun kenalan kedua orang tua mereka, hanya diundang saat resepsi nanti malam.
Audi terharu ketika melihat Kenan bertukar pandangan dengan Elle. Kedua insan itu tampak bahagia. Audi juga berharap dia akan seberuntung kakaknya itu. Tapi sepertinya jalannya masih panjang.
"Van, ayok sini foto sama gue sama Elle," kata Kenan setengah berteriak.
Audi yang tahu akal bulus Kenan hanya diam saja. Harusnya saat ini mereka foto keluarga, Kenan, Elle, dan Audi. Audi hanya malu saja pada Rezvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Pembimbing
ChickLit[UPDATE SETIAP RABU & SABTU] Bagaimana rasanya punya dosen pembimbing skripsi yang ganteng, pinter, masih muda, tapi jutek dan galak? Kalau Audi, dia akan memilih menyerah saja, meminta ganti dosen pembimbing, atau bakal pindah jurusan. Sayangnya, d...