00:01

45 5 0
                                    

Jung Ok Family

   "Mah, please..dengerin penjelasan papah dulu.."  taecyeon mengikuti jessica dari belakang, jessica tak peduli, ia terus berjalan walau diikuti suaminya yg menurutnya menyebalkan itu.

   "Mah.."

   Jessica berhenti mendadak lalu membalikkan badannya, "Cukup ya pah, mamah sudah muak dengan semua ini! Jangan ganggu mamah.." 

   Setelah itu Taecyeon tidak mengikuti istrinya dari belakang lagi, dan membiarkan jessica pergi. Ini sudah menjadi rutinitas jessica dan Taecyeon sebelum pergi bekerja.
.
.
.
.
.
   'Hiks..hiks..hiks..

   Nakyung kembali menangis, sebenarnya setiap hari dia selalu menangis ketika mendengar orang tuannya yg tak pernah akur dan selalu berantem.

   "Sudah nakyung, kau tidak boleh begini terus. Lihat badanmu sampai kurus begini karna nangis terus.."  SinB menenangkan adiknya yg sedang menangis itu.

   Berbeda dengan nakyung, SinB tidak pernah menampakkan kesedihannya pada siapapun termasuk keluarganya.

   "Nakyung! Diamlah! Kenapa kau selalu menangis!"  bentak pinky dari kamarnya yg bersebelahan dengan kamar nakyung.

   Nakyung terkejut, ia langsung menghentikan suara tangisnya, tapi sebenarnya masih menangis. "Aku sudah bilang jangan menangis, kita harus kasihan pada kakak kita, dia sudah banyak berkorban demi kita, okey.."  Ucap SinB.

   Nakyung menganggu kan kepalanya pelan sambil menghapus air matanya yg masih tersisa di sudut mata. Lalu SinB memeluk adiknya itu.
.
.
.
.
.
   Beberapa lembar tissue berserakan dilantai kamar pinky begitu saja, tissue itu habis digunakan untuk menghapus air mata oleh pinky. Bohong jika ia tidak sedih apalagi menangis, sayangnya ia harus sadar dengan kenyataan kalau ia tidak boleh memperlihatkan kesedihan pada adik adiknya, terutama nakyung.

   'Cklekk..

   Mingyu masuk ke kamar pinky tanpa permisi, dia sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

   "Keluar.."  pinky menghapus air matanya cepat saat melihat mingyu masuk kekamarnya. Mingyu berjalan mendekati kakaknya yg duduk bersandar dilantai sambil memeluk lututnya.

   "Keluar mingyu! Apa kau tidak bisa mendengarkan ku!"  bentak pinky saat mingyu berjongkok didepannya sambil menatapnya.

   Mingyu tidak menghiraukan bentakan pinky, dia langsung memeluk kakaknya itu. Bukannya merasa lebih tenang, pinky malah semakin nangis jadinya.

   "Jangan menangis, aku tidak suka melihatnya."  ucap mingyu masih memeluk pinky.

   "Hiks..hiks..hiks..tidak akan menangis jika semua ini tidak terjadi..".

   Hati mingyu terasa seperti tertusuk sembilah bambu yg runcing, tapi dia mampu menahan rasa sakit itu, karna hanya dia yg mampu menjaga semua saudara perempuannya, jadi mingyu harus terlihat tegar setiap harinya.

   "Sudah, ganti baju, lalu kita berangkat.."  ucap mingyu melepaskan pelukan sambil mengamati pinky, pinky mengangguk lalu berdiri menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
.
.
.
.
.
Bersambung🍉

Hadeuhh..wtf lah sama ceritanya-_-  jangan lupa votting n comment nya ya!

Look, Time, OR Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang