00:13

11 1 0
                                    

   "Woi.. Ke kantin yuk,"-somi.

   "Kuy.."-chungha.

   "Eh, gue nggak ikut ya.. Mau ke perpustakaan,"-yoojung.

   Somi cs reflek mengamati yoojung. "Lo sehat?"  ucap chungha.

   "Ya sehat lah, emangnya kalau ke perpustakaan itu berarti sedang sakit gitu.." ucap yoojung sewot.

  "Enggaklah, maksud gue itu elo kan biasanya biasanya benci banget sama yg namanya perpustakaan.."  sahut somi.

   "Iya, tapi entah kenapa gue jadi terbiasa pergi kesana.."  jawab yoojung.

   "Iyalah, orang ada daehw-"  yoojung langsung membungkam mulut doyeon yg mau bilang 'daehwi'.

   Semua langsung serentak mengamati yoojung. "Daehw? Apa itu? Nama orang atau apa.."  tanya somi mulai curiga.

   "Enggak kok, bukan apa apa.."  jawab doyeon cepat.

   "Guys, come on. Gue udah lapar banget nih.."  chungha memegangi perutnya yg sedikit sakit, mungkin maag nya kambuh.

   "Oke deh, oke. Yuk jalan.."  yoojung mengelus dadanya tenang, mungkin besok ia harus membawa plaster buat mulut doyeon yg hobi keceplosan.
.
.
.
.
.
   Yoojung yg dari tadi duduk ditempat biasa, belum melihat batang hidung daehwi sama sekali.

  Ia mengayunkan kakinya resah, entah kenapa ia jadi geregetan dan gemas ingin bertemu atau setidaknya melihat daehwi.

   "Yoojung.."  seorang wanita kepangan dua yg pernah berduaan dengan daehwi, dan pernah dibilang cupu olehnya, sudah berdiri didepannya.

   "Apa?"  ia memutar bola matanya meremehkan.

   "Lo lagi nungguin daehwi kan? Tapi sayangnya penantian lo percuma, dia nggak akan datang.."  yoojung menatap gadis cupu itu dengan kesal nya.

   "Apa yg sedang kau bicarakan? Kau kira kau ini sedang berbicara dengan siapa, huh?!"  bentak yoojung sambil mendorong dorong kecil badan gadis cupu tersebut.

   Gadis tersebut mundur kebelakang dan hampir saja terjatuh. "Ya kau benar, aku bukan siapa siapa. Aku tidak pantas berbicara besar pada seorang yg lebih dariku, tapi kau kira aku hanya diam kalau diriku sudah merasa terganggu seperti ini?!"

   "Apa yg kau bicarakan bodoh?! Kenapa kau malah menjadi jadi?! Jadi seberapa mahal dirimu hah?! Dengar ya, kau dan seluruh keluargamu beserta harta benda berhagamu itu, bisa ku beli! Jadi jangan coba coba melakukan hal yg membuatmu semakin merasa buruk! Dengar itu!!"

   Yoojung pergi meninggalkan gadis tersebut dengan kesal nya. Sebelumnya ia tak pernah diremehkan oleh siapapun, tapi hari ini, seorang gadis cupu yg tak ada harganya baginya, mampu meremehkan nya.

   "Anjing!"
.
.
.
.
.
   'Kriet.'

   Yoojung mengobrak abrik isi lokernya tanpa melihat kearah dalamnya. Ia takut jika nanti lokernya berubah menjadi sarang kecoa karna suka mengumpat kan makanan dilokernya, dia benci kalau somi mengetahui makanan yg ia punya dan langsung menghabiskannya.

   'Syutt..'

   Sebuah kertas kecil seperti memo, jatuh dari dalam lokernya. Yoojung menunduk untuk mengambilnya.

   "Apa ini?"  ia mengamati detail kertas tersebut yg tak ada tulisannya sama sekali, mungkin ini kertas sobekannya yg ia lupa buang.

   Yoojung meremas nya dan membuangnya ketempat sampah kecil didalam lokernya. Tapi ada yg membuatnya lebih bingung, banyak sekali kertas yg sama seperti tadi. Seingat nya, ia tak pernah menyobekkan kertas sebanyak ini, apalagi sebesar kertas memo gini. Ia memang sudah lama tidak membuka lokernya, tapi ia nggak lupa kok tentang apa isi lokernya.

   Ia memberesi kertas tersebut dan menatanya rapi, lalu ia masukkan kedalam kotak kecil berwarna coklat muda yg ada didalam lokernya tersebut.
.
.
.
.
.
   "Ya enggak juga sih.."

  "Masa sih?"

  "Iya, sumpah gue nggak bohong.."

   Yoojung terus berjalan mengiringi sahabatnya, berjalan pulang. Kepalanya masih dipenuhi kebingungan kebingungan yg ia buat sendiri. Ia daritadi hanya menundukkan kepala sambil melihat lantai.

  "Eh, yoojung. Merungut mulu dari tadi, biasanya elo itu berisik nya minta ampun.."  ucap somi, yoojung tersenyum menanggapinya.

   "Enggak kok, gue lagi capek aja.."  jawab yoojung singkat, dari kejauhan matanya tertuju pada sebuah mobil sport warna merah terparkir didepan gerbang sekolah, itu adalah mobil pacarnya, renjun.

   "Guys, gue duluan ya.."  yoojung melarikan mata ke mobil sport merah tersebut, para sahabatnya itu hanya mengangguk.

   Yoojung berjalan cepat, menghampiri renjun yg tiba tiba menjemputnya setelah seminggu ini sibuk dan tak bisa menjemputnya.

   "Hai sayank.."  renjun melambaikan tangan sambil tersenyum dari dalam mobil, yoojung langsung masuk.

  "Hai juga sayank.."  jawab yoojung sambil tersenyum.

   "Aku kangen banget sama kamu.."  renjun mencubit kedua pipi yoojung dengan gemasnya.

   "Hmm..kebiasaan deh,"  yoojung mengelus kedua pipinya yghabis dicubit.

   "Hehehe..maklum udah nggak pernah liat tuh pipi, jadi kalau liat ya gemes kayak gini.."  renjun nyengir ria.

   "Terserah kamu aja deh. Eh, yuk jalan keburu malam, soalnya nanti malam aku ada acara keluarga dirumah, jadi harus pulang cepat.."  ucap yoojung yg masih ingat celotehan pagi mamihnya.

   Renjun mengangguk, "Oke.."  ia langsung menancap gas melintasi jalan yg cukup sepi dan di pinggir nya banyak terdapat pohon pohon.
.
.
.
.
.
Bersambung🍉

Nggak ngerti deh nih sama ceritanya:v  Jangan lupa votting n comments nya yah!

  

Look, Time, OR Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang