00:08

13 3 0
                                    

'Ding..dong..ding..dong..

Suara bel gereja berbunyi, paduan suara mulai melakukan tugasnya. Semua tamu undangan pernikahan ikut menyanyi pelan menyandingkan lagu persembahan untuk Tuhan yg menciptakan mereka.

Pinky yg daritadi berdiri didepan kwangsuk hanya diam menunduk, tak terlihat senyum kebahagiaan di bibirnya. Tudung kepala menutupi wajahnya, sesekali kwangsuk meliriknya yg tampak gugup.

Janji suci telah selesai diucapkan beberapa menit yg lalu, sekarang tinggal berdoa kepada Tuhan dan pujian pujian lainnya.
.
.
.
.
.
Akhirnya upacara pernikahan pinky selesai. Pinky menggandeng tangan kwangsuk, berjalan keluar gereja.

   "Selamat ya kak.."  SinB memeluk kakaknya setelah memberi ucapan selamat.

   "Gomawo, SinB-ahh.."-pinky.

   Pinky melihat nakyung yg daritadi berdiri di belakang SinB.

   "Nakyung-aah, kau tidak mau memberiku ucapan selamat gitu?"-pinky.

   Nakyung hanya diam sambil melipat tangannya di dada dan mempoutkan bibirnya.

   "Enggak."  jawab nakyung ketus.

   "Enggak apa? Nggak mau ngucapin selamat? Oke, fine.."  jawab pinky santai.

   Nakyung berlari memeluk pinky. "Hmm..hmm..kakak, kok cepet banget sih. Nanti rumah jadi sepi, nanti nggak ada yg ngajak aku main.."  ucap nakyung sedih seperti anak kecil.

   Pinky hanya tertawa geli mendengarnya. "Kok ketawa sih?! Ihh..sebel!"  nakyung menghentakkan kakinya dilantai.

   "Ya lucu aja. Kamu itu harusnya senang karna sudah tidak ada yg marahin kamu lagi.."  sahut pinky.

   "Hmm..kok ngomong nya gitu sih.."-nakyung.

   "Enggak deh, becanda. Nanti kalau kamu kangen kakak, kamu boleh kok main ke apartement kakak.."  bujuk pinky yg membuat adiknya tersebut tersenyum.

   "Owh, iya. Mingyu mana?"  pinky mengedarkan pandangannya ke sekeliling latar gereja.

   Seorang pria bertubuh tinggi, berjas abu abu lengkap, sedang bersandar dipojokan latar gereja, dia adalah mingyu. Pinky berjalan menghampirinya.

   "Mingyu.."-pinky.

   Mingyu mengamati pinky sebentar lalu membuang muka kesamping. "Hei, kok muka lo masam banget sih. Nggak mau ngucapin selamat gitu buat gue..".

   "Buat apa ngucapin selamat sama orang yg mau ninggalin gue.."  jawab mingyu ketus dan dingin.

   "Ya ampun, mingyu. Gue kan cuma pergi ninggalin rumah bukan ninggalin dunia ini selamanya. Atau jangan jangan lo mau gue pergi selamanya ya.."  mingyu membelalakkan matanya terkejut.

   Mingyu langsung memeluk pinky yg masih terbalut gaun putih nan berat tersebut.

   "Apaan sih, jangan ngomong gitu ngapa.."-mingyu.

   "Mingyu, lo harus ingat waktu kecil kita sering main di dekat danau belakang kompleks. Rasa sayang gue sama lo, nggak akan berubah. Lo tetap orang pertama yg paling gue sayangi, bukan mamah, papah, SinB, nakyung, atau kwangsuk. Tapi elo, elo yg paling gue sayangi.."  buih buih air mata mengalir lewat mata mingyu.

   "Dan satu yg harus lo ingat, kita udah sama sama besar. Kita nggak mungkin hidup sendiri didunia ini, maksud gue adalah, carilah wanita untuk menemani masa depanmu mingyu.."  lanjut pinky.

   Mingyu semakin memeluk erat kakaknya. Semasa hidupnya, hanya pinky yg selalu ada di dekat nya, tapi wanita itu akan pergi meninggalkannya. Mungkin dia harus mengikhlaskannya. Mungkin dia harus lebih akrab dengan saudara saudaranya yg lain, yaitu SinB dan nakyung.
.
.
.
.
.
Night, 22:00. Pinky POV

   Benar benar hari yg melelahkan bagiku, mungkin bagi kwangsuk juga. Kwangsuk masih berkutat dikamar mandi.

   Sementara itu, aku duduk di kasur sambil membaca buku sejarah korea selatan. Ya beginilah kalau nikah masih berstatus pelajar.

   Kwangsuk keluar dari kamar mandi sambil mengusap usap rambutnya yg basah, melintasiku dan menuju ke lemari pakaian.

   "Belum tidur?"  kwangsuk memakai baju piyama tidurnya yg ia ambil dari lemari.

   "Belum. Besok aku ulangan sejarah, jadi aku belajar dulu saja.."  kwangsuk berjalan mendekati ku, naik ke atas kasur sebelahku.

   "Perutnya masih sakit?"  tanyanya sambil mengamatiku, aku ikut mengamatinya yg bersandar dipinggir ranjang.

  "Enggak, tidur gih. Besok kamu masuk sekolahkan.."  aku kembali meneruskan membaca buku, tapi sepertinya kosentrasiku sudah rusak karna kwangsuk.

   "Enggak, aku nungguin kamu belajar aja.."  ucap kwangsuk.

   "Jangan sayang, nanti kamu besok ngantuk.." blush! Apa yg baru aku ucapkan?! Sayang?! Ya ampun gengsi banget gue.

   "Hmm..apa tadi? Aku nggak dengar, tadi kamu manggil aku apa.."  ucap kwangsuk sok nggak denger.

   "Sayang. Memangnya salah ya?"  sahutku yg langsung membuat kwangsuk tersenyum.

   "Enggak, enggak ada yg salah kok.."  ucap kwangsuk sambil mengusap puncak kepalaku.

   Aku meletakkan buku pelajaran ku itu di meja kecil pinggir ranjang, lalu membaringkan badan sambil menarik selimut ke atas sampai menutupi setengah tubuhku.

   "Sudah belajarnya?"-kwangsuk.

   "Hmm..udah, udah ngantuk maksud nya😅"-pinky.

   "Sini peluk.."  aku menggeser tubuhku ke dekat nya. Lalu menenggelamkan wajahku di dadanya.

   Kwangsuk membalas memelukku. "Malam, sayang.."  ucapnya. Aku mendongakkan kepala, mengamatinya.

   "Malam juga sayang, cup.."  ucapku lalu mencium bibirnya singkat dan kembali menenggelamkan wajahku di dadanya.

   Mungkin dia terkejut dengan sikapku barusan, tapi kan itu sikap yg wajar. Bodok amat kalau dia nggak terima karna aku cuma mencium bibirnya singkat:v
.
.
.
.
.
Bersambung🍉

Wkwkwk:v  Jangan lupa votting n comment nya yah!

Look, Time, OR Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang