7 : Because You're Now Part of Me

214 20 2
                                    

Sudah sekitar tiga hari yang lalu semenjak kejadian dipermalukannya Sierra di hadapan para tamu di pesta perusahaan ayahnya, sekaligus ketika Savier membelanya di depan umum dan mengorbankan karirnya. Aksi tiba-tiba Savier itu masih memunculkan pertanyaan di tanda tanya Sierra, namun ia belum sempat menanyakan hal itu pada Savier. Ia masih terpukul dan sepanjang hari hanya menangis, berusaha untuk mengeluarkan sesak di dadanya yang sudah membatu dan melekat.

Setelah tiga hari, Sierra baru memberanikan diri untuk berbicara pada Savier. Walau, selama tiga hari itu, Savier-di luar dugaan Sierra-selalu menemaninya dan membiarkannya menangis sepuasnya. Sierra pun menyadari kehadiran cowok itu di sisinya sangat membantunya untuk mengeluarkan sakit di hatinya. Terbukti ketika waktu Savier membiarkannya teriak sepuasnya sambil menangis pada malam ketika Rafael mengunjunginya, bukankah separuh rasa sakitnya terlampiaskan?

"Gimana? Udah puas nangisnya?" Savier menggoyangkan kakinya yang separuh terbenam di dalam air sungai. Ia memutar lollipop kecil rasa melon yang mulutnya hisap.

Sierra tersenyum kecil, "Udah." Ia menoleh pada Savier, "Makasih, ya. Kamu rela mempertaruhkan karir kamu, demi membela aku. Tapi...."

Savier memandang Sierra penuh bertanya.

"...gimana kalau berita tentang kamu menyebar? Bukannya grup kamu melarang hal itu?"

Savier terdiam sejenak. Ia melepaskan permen yang sedari tadi ia kulum, lalu mendesah. "Yah, mau gimana lagi? Gue waktu itu refleks aja nyamperin elo, ngebelain elo. Gue nggak terima aja lo dijatuhin dan dipermaluin gitu." Ia mengangkat bahunya, "Lagian, elo bego banget mau aja digituin sama orang."

Sierra terdiam sebentar. Detik kemudian, ia tertawa geli. "Lucu, ya? Sekarang kamu bisa peduli sama orang. Padahal, dulu ngeselin banget."

"Eh, ngomong-ngomong...gue udah merasa sehat, nih. Apa gue harus bilang ke grup gue, lalu kembali bertanding, ya?"

Sierra mengangguk, "Masih pagi, nih. Mau latihan?"

****

".....lima puluh delapan.....lima sembilan...." Sierra menghitung sambil dengan menduduki kaki Savier yang tertekuk. "Yap! Enam puluh delapan!" Ia kemudian berdiri dan mengelap tangannya pada celana. Ditatapnya Savier yang kini tertidur terlentang di atas tanah bersemen.

Savier, yang kini wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi keringat, mencoba untuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Seperti biasa, olahraga dan latihan di setiap sore ia lakukan bersama Sierra. Gadis itu selalu menemani dan menyemangatinya setiap kali ia lelah.

Hari ini, ia telah melakukan push up, lari keliling lapangan, jump roping, dan yang terakhir adalah sit up. Untung saja lapangan kecil yang terletak di desa ini kurang diminati penduduk, oleh karena itu sepi. Baguslah, ia jadi bisa lebih bersemangat latihan.

"Nih, minumannya. Aku baru beli tadi." Sierra menyodorkan botol air mineral dingin pada Savier.

Cowok itu langsung menolaknya, "Enggak, ah. Gue itu selalu minum air mineral yang nggak dingin, atau minuman ion. Lo tahu nggak, sih, minum air dingin sehabis olahraga itu nggak baik?"

Sierra bengong. Ia menggeleng.

"Ah, sekarang gue udah merasa stamina kembali seperti dulu. Gue rasa gue bisa ikut pertandingan bulan depan." Savier mengusap peluh keringatnya dengan handuk hijau yang disodorkan Sierra. "Padahal, kata dokter masa recovery gue bisa lebih lama. Tapi kenapa sekarang udah sembuhan ya?"

"Bagus, dong. Itu artinya, dan menjelaskan bahwa, nggak selamanya orang sakit itu harus minum obat terus untuk sembuh. Mereka juga perlu motivasi, dorongan dan hal-hal positif, melakukan hal-hal yang bikin mereka bahagia dan refreshed...." Sierra tersenyum ke arah Savier, "Seperti apa yang kamu udah lakukan selama beberapa waktu ini. It works, right?"

ForevermoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang