12 : And They Say Love Makes People Happy, But Does it?

188 20 0
                                    

Setelah dua minggu kiranya Savier tidak sadarkan diri, pada hari ke-15, ia membuka matanya dan kembali tersadar. Kesadarannya itu membuat gempar, membuat para suster dan dokter agak panik sedikit. Setelah dicek keadaannya, ternyata Savier sudah mulai membaik. Selama itu, Yolanda adalah satu-satunya yang menemani Savier. Savier awalnya tidak sadar dengan kehadirannya, karena nama yang pertama kali ia sebutkan adalah...

"Sierra," erangnya dengan mata terpejam, sementara para suster masih mengecek tekanan darahnya, dan dokter mengecek kardiogramnya.

Yolanda jelas langsung terkesiap mendengar erangan Savier. Namun, ia lebih memilih untuk tidak memedulikannya. Ia sudah terlanjur senang dengan kondisi Savier yang membaik, dan pikirannya sedang sibuk mencari kata yang tepat untuk memulai percakapan dengan Savier.

Ketika ia berpikir, Bagus datang dengan wajah sumringah. Jelas saja, ia tentu senang melihat keponakannya telah siuman. Butuh waktu agak lama bagi Savier untuk membuka matanya dan benar-benar 'sadar', dan setelah ia tersadar, ia hanya melamun. Mungkin ia kecewa tidak melihat orang yang paling ia tunggu di ruangan itu.

"Siapa yang kau cari?" tanya Bagus, ia melirik Yolanda. "Apa kamu nggak sadar ada Yolanda di situ?"

Tanpa melirik, Savier menggeleng.

Bagus mendesah, "Kamu mencari....Sierra?"

Savier kini melempar pandangan ke Bagus.

"Selama beberapa hari ia di sini, tapi semenjak dua hari yang lalu, ia tidak lagi datang ke sini." Tutur Bagus.

"Savier...." Yolanda berkata halus, sambil tangannya berusaha menyentuh tangan Savier. Namun, Savier langsung menyentak tangannya.

"Jangan sentuh aku," Desisnya.

Ia marah. Ia kesal. Ia bingung. Ia sedih. Ia kecewa.

Kemana Sierra ketika ia sangat membutuhkan dan menginginkan kehadirannya? Apakah pacarnya itu tidak khawatir dengan keadaannya? Apakah Sierra sudah tahu kalau ia sudah siuman?

Beragam pertanyaan masih menggantung di benak Savier. Ia yakin ia akan menemukan jawabannya secepat mungkin.

Sierra pasti punya alasan. Pasti.

****

Ternyata, dugaannya salah.

Ia kira ia bisa menemukan jawaban saat ia mendatangi rumah Sierra dan berbicara pada gadis itu. Mengapa semenjak ia tersadar, gadis itu tidak lagi mengunjunginya. Bahkan, ketika ia sudah kembali ke villa, gadis tersebut tak kunjung mengunjunginya-menelepon pun tidak! Sierra bagaikan hilang ditelan bumi.

Dan kini, ketika Savier berdiri di depan rumah gadis itu, tidak ada tanda-tanda Sierra berada di dalamnya.

Savier terus meneriakkan nama Sierra, tanpa lelah. Kemudian, ia segera menghentikan teriakannya ketika tetangga Sierra muncul dan menghampirinya.

"Mencari Sierra?" tanyanya.

Savier mengangguk tanpa menjawab.

"Sierra pergi kira-kira..." Ia tampak berpikir, "sudah selama tiga hari, mungkin empat hari. Dia nggak bilang mau pergi ke mana, tapi ia menitipkan rumahnya pada saya."

Savier tercenung.

Kemana Sierra pergi? Mengapa selama itu? Mengapa tidak mengabarinya?

Hati Savier semakin tidak tenang.

****

Rumah Sierra yang sudah tidak ditempati selama empat hari kini menerima kembali penghuninya.

ForevermoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang