1%

4.6K 651 50
                                    

Felix meminum jusnya dengan malas. Ia sudah menunggu selama kurang lebih satu jam di meja dekat ruang BK. Ya, ia sedang menunggu sosok kekasih yang sangat ia cintai itu keluar dari ruangan yang menurut orang-orang seperti neraka.

Mengapa Hyunjin bisa masuk kedalam ruang BK? Karena ia ketahuan sedang beradu jotos dengan anak sekolah lain yang diketahui bernama Qian itu hingga babak belur. Mereka menyangka Hyunjin membully Qian karena hanya Qian yang mendapatkan luka parah sedangkan Hyunjin hanya lecet-lecet kecil di mukanya.

Seharusnya Hyunjin tak membuat ulah di hari ini karena hari ini adalah hari yang spesial bagi mereka. Hari ini adalah hari jadi mereka yang ke seratus hari. 

"Dasar Hwang sialan!" umpat Felix kesal sambil meremas kaleng minuman penambah ion yang sudah kosong karena diminum oleh pemiliknya, Jisung.

"Sedang mengumpatku babe?" tanya Hyunjin yang tiba-tiba muncul di belakangnya dan memeluk lehernya dari belakang. Kepalanya ia tumpukan di bahu Felix.

Felix yang sedang kesal pun tak menanggapi pertanyaan Hyunjin.

"Kapan keluarnya?" tanya Felix bingung karena sedari tadi ia tak mendengar suara pintu yang terbuka.

"Belum juga aku masukin udah mau keluar aja." ucap Hyunjin dengan muka menggodanya. Felix yang tahu arah pembicaraan Hyunjin segera menyikut perut Hyunjin yang berada di belakangnya. Dapat ia dengar Hyunjin terkekeh sambil meringis.

"Serius sedikit bibir tebal!" ucap Felix kesal.

"Baru keluar kok." jawab Hyunjin sambil duduk di samping Felix.

"Ohh. Terus gimana? Apa kata Pak Dean?" tanya Felix penasaran.

"Aku dikasih hadiah dong. Pak Dean paling ngerti aku." jawab Hyunjin senang membuat Felix bingung. Bukankah Hyunjin membuat masalah? Mengapa ia diberi hadiah? Pikir Felix.

"Hah? Serius dong."

"Aku serius."

"Hadiah apa?"

"Di skor dua minggu, he-he-he. Pak Dean baik kan?"

Felix yang mendengar jawaban dari Hyunjin pun rasanya ingin melemparkan piring ke kepala Hyunjin. Bagaimana bisa ia senang saat ia diberi hukuman skor dua minggu? Hyunjin benar-benar limited edition atau bahkan spesial edition?

"Tolol." ucap Felix kesal.

"Ini bibir tadi ngomong apasih? Aku gadenger." ucap Hyunjin sambil mencubit bibir menggoda milik Felix. Felixpun segera mencubit pinggang Hyunjin agar Hyunjin melepaskan cubitannya pada bibirnya.

"Sakit tau. Galak banget sih." keluh Hyunjin sambil mengelus-elus perutnya yang dicubit tadi.

"Bodo ah. Aku kesel. Ayo pulang." ajak Felix lalu bangun dari duduknya dan berjalan kearah parkiran sekolah. Disusul Hyunjin yang berusaha mengejar Felix yang tak jauh didepannya. Setelah mereka berjalan berdampingan Hyunjin pun membuka suaranya.

"Langsung pulang by?"

"Iya!" jawab Felix ketus.

"Ga main dulu gitu by? Sekarang kan kit-" ucapan Hyunjin terpotong oleh suara ketus Felix.

"Gaada main-main. Aku bete."

Jika sudah seperti ini Hyunjin hanya bisa bersabar. Felix yang marah adalah beruang yang galak.

Setelah sampai di parkiran, Hyunjinpun menaiki motornya disusul dengan Felix. Di perjalanan tak ada yang bersuara. Hyunjin yang biasanya merayu Felix pun lebih memilih menutup rapat mulutnya karena percuma, Felix tak akan menanggapinya.

Tak sampai 15 menit motor yang dikendarai Hyunjin sampai di perkarangan rumah Felix. Felix pun langsung turun dan berjalan masuk ke rumahnya itu, melihat itupun Hyunjin langsung menyusul Felix memasuki rumah Felix.

"Lix mama kemana?" tanya Hyunjin saat melihat rumah Felix kosong. Felix pun berjalan ke arah dapur dan melihat sticky notes berwarna kuning menempel di kulkas. Ia pun membacanya lalu membuka kulkas itu dan mengambil nescafe black nya.

"Arisan." ucap Felix lalu menghampiri Hyunjin yang duduk di sofa ruang tengah.

"Aku ga dikasih minum nih?"

"Ga."

"Kalo aku mati gimana?" tanya Hyunjin mendramatisir.

"Ga gimana gimana. Kamu aja sering cari mati kan?" tanya Felix sarkastis membuat Hyunjin diam membeku.

Felix yang sedang marah benar benar menakutkan. Hyunjin pun dibuat mati kutu oleh pria mungil dengan muka menggemaskan bernama Lee Felix.

Karena tak tahan di diamkan, Hyunjin pun duduk di lantai menjadikan lututnya sebagai tumpuan dan menghadap kearah Felix.

"Jangan marah dong." rayu Hyunjin dengan melakukan mimik muka yang mencoba seperti anak kecil (aegyo).

Felix yang melihat itupun hanya bisa menaikan sebelah alisnya. Sebenarnya ia gemas pada Hyunjin. Hyunjin akan melakukan hal menggemaskan seperti ini hanya kepada Felix.

"Angkat tangan kamu." titah Felix kearah Hyunjin membuat Hyunjin kebingungan namun tetap mengikuti arahan Felix. Ia mengangkat kedua tangannya ke udara.

Felixpun segera meraba-raba jaket Hyunjin, dan menemukan benda kotak di dalam saku jaket Hyunjin. Dengan segera ia mengambil kotak itu dan menyitanya. Itu adalah sebungkus rokok yang sepertinya masih baru.

Hyunjin yang melihat rokoknya diambil pun hanya bisa pasrah.

"Tak ada rokok." ucap Felix sambil menyimpan kotak rokok itu di saku celananya.

"Jahat." ucap Hyunjin dengan muka pasrahnya.

Felixpun menarik kepala Hyunjin yang menunduk, membuat Hyunjin menatap Felix lalu dengan sangat singkat ia pun mengecup bibir Hyunjin sekilas membuat yang dicium terkejut bukan main.

"Selamat hari jadi yang keseratus hari Hwang Hyunjin." ucap Felix sambil tersenyum menggemaskan.

Hyunjin yang melihat itupun gemas sendiri dan menghujani wajah Felix dengan ciumannya.

"Selamat hari jadi yang keseratus juga koalaku." ucap Hyunjin lalu mencium sekilas bibir Felix.


































Tbc

Vomment juseyoo

Jadi readersnim kalo ff ini jarang update mohon maklumi, yang bikin ff ini bukan BangKim tapi temen BangKim. Bisa dibilang partner in crime. Jadi BangKim gabisa seenaknya update ini cerita.

Boy-friend? ||HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang