14

2.2K 415 25
                                    

Felix sangat terkejut saat pintu kamar rumah sakit terbuka dengan keras. Hampir saja ia menjatuhkan gelas ditangannya karena saking terkejut. Ia tak habis pikir, tidak di rumah sakit, tidak di luar rumah sakit apa tidak bisa hidupnya agak tenang sedikit? Ini sangat menyebalkan.

Si biang kegaduhan langsung melangkahkan kakinya kearah Felix yang tengah ter duduk di ranjang rumah sakit.

"Kau tak apa-apa?" tanya Hyunjin, si biang onar, sambil menangkup kedua pipi Felix.

Dapat Felix lihat mata Hyunjin yang memancarkan ke khawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat sangat mengerikan. Perpaduan dari khawatir dan wajah psycho? Siapapun yang melihat Hyunjin sekarang pasti akan tahu bahwa Hyunjin sedang menahan hasrat ingin membunuhnya.

"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja. Hanya luka kecil, lagi pula tak sakit." ucap Felix berusaha menghilangkan rasa ke khawatiran yang Hyunjin.

"Liar!" ucap Hyunjin masih dengan mimik wajah khawatirnya. Sepertinya ia mengesampingkan hasrat ingin membunuhnya.

"Demi Tuhan, aku tak apa-apa. Kau lihat badanku baik-baik saja kan? Hanya perban sialan ini yang mengangguku." ucap Felix sembari mengumpat kepada perban yang rasanya mengganggu dan membuatnya tak nyaman.

Pandangan Hyunjin teralihkan pada perban yang terpasang di kening dan mengelilingi kepalanya. Dapat Hyunjin liat noda merah diantara putihnya perban di sebelah kiri keningnya. Membuatnya menyadari bahwa Felix terluka dan sepertinya parah?

Tanpa sadar Hyunjin mengepalkan tangannya. Rasanya ia sakit dan marah melihat miliknya disentuh oleh orang lain. Sial hasrat ingin membunuhnya memuncak lagi. Hyunjin menggertakkan giginya, tak mampu menahan marah lebih lama.

Felix yang melihat gerak-gerik Hyunjin pun takut sendiri. Pasalnya Hyunjin jika sedang marah akan terlihat seperti banteng yang tengah mengamuk. Dengan reflek tangan Felix menggenggam tangan Hyunjin, mencoba melepaskan kepalan tangan Hyunjin. Ia pun mengelus-elus kepala tangan Hyunjin, ia pikir mungkin cara ini mampu meredakan amarah Hyunjin.

"Sudahlah aku tak apa. Sungguh." lagi-lagi Felix mencoba meyakinkan Hyunjin.

Hyunjin menatap lekat mata Felix, mencoba mencari kebohongan di dalam netra indah yang tampak sayu itu. Setelah menatap mata Felix tangan kanannya melepas pegangan Felix lalu memukul bagian perban yang terdapat noda merah di kepala Felix, atqu lebih tepatnya bagian luka Felix hingga membuat pemilik kepala membelalak tak percaya dan memegang kepalanya.

"Ahh sialan kau brengsek! Anjing! Keparat! Bajingan! Ini sakit sialan!" umpat Felix sembari memegang kepalanya yang sakit lalu mendongakkan wajahnya, menatap nyalang Hyunjin dengan mata berkaca-kaca miliknya.

"Kau sangat lemah Lix. Seharusnya kau terlahir menjadi wanita saja."

Hyunjin tersentak. Apa ia memukul dengan keras kening Felix? Ia rasa tidak. Apa Felix yang terlalu lebay?

"Pergi dari sini bajingan! Lebih baik aku ditemani Changbin atau Midam saja!" ujar Felix kesal membuat Hyunjin mendelikkan matanya tak suka.

Sungguh Hyunjin kini tengah kesal kepada Hyunsuk, namun Felix mencoba menambah rasa kesalnya dengan membawa-bawa si bantet Changbin di percakapannya.

"Tentu saja, panggil aja si bantet dan muka datar itu. Aku bisa pergi dari sini." ucap Hyunjin dingin.

"Pasti. Aku akan menelpon mereka! Memangnya kau pikir aku tak berani apa?!"

Felix pun mengambil ponselnya di nakas pinggir ranjang rumah sakit dan mencoba mendial nomor Changbin. Namun belum sampai menelpon Changbin, Hyunjin kembali mengeluarkan suaranya.

"Berani menelponnya, ku jamin jari-jarimu akan berakhir di dalam sup." ancam Hyunjin membuat Felix mebolakan matanya tak percaya. Hell! Hyunjin berniat mencincang jarinya dan dijadikan sebagai daging di dalam sup? Apa hyunjin sudah sinting?

"Kau sinting!" umpat Felix sembari meletakkan kembali ponselnya di atas nakas.

"Ya, ya, ya terserah padamu bocah."

"Hmm."

"Lebih baik kau tidur."

"Tidak mau, belum mengantuk." keluh Felix sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tidur atau akan ku tidurkan?"

Felix lagi-lagi memandang Hyunjin kesal, lihat saja sekarang ia tengah menampilkan smirk menyebalkannya.

"Iya iya!" Felix pun mengalah dqn membaringkan tubuhnya dikasur. Berusaha tidur.

"Dan untuk besok, kumohon untuk tidak menghubungi ku dulu."

"Kenapa?" felix membuka lagi kedua matanya begitu mendengar suara Hyunjin.

"Sepertinya






































































..... Akan sibuk."

Tbc
Vomment juseyoo ~


Boy-friend? ||HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang