7?

3K 488 12
                                    

Felix melangkah dengan ragu memasuki sebuah tempat yang sudah dijadikan base oleh sebuah gang ini. Matanya tak henti-henti berkeliaran ketika belum juga menemukan sosok yang ia cari.

Dengan langkah pelan Felix pun menghampiri seseorang yang kini tengah menonton perkelahian antara anggota mereka. Felix tahu mereka hanya berkelahi sebagai candaan.

"Kak!" sapa Felix kepada pria tadu hingga membuat pria tadi melirik kepadanya.

"Yoo Lix! Ada apa?" tanya nya.

"Apa kak Lucas melihat kak-" ucapan Felix terpotong dengan pria yang diketahui bernama Lucas tadi.

"Ohh, kau cari saja ke kamar yang paling ujung. Mungkin si bangsat itu sedang tidur." ucap Lucas seakan mengerti siapa yang dicari Felix.

"Oke kak."

Felix pun melangkah ke tempat yang ditunjukan oleh Lucas tadi. Sebelum masuk ke kamarnya ia mengetuk terlebih dahulu, karena ia di ajarkan sopan santun.

Tok..tok...tok

Namun tak ada sautan dari dalam kamar sehingga membuat Felix mau tak mau membuka pintu itu dan masuk kedalamnya tanpa izin.

Kamarnya tak buruk juga, pikir Felix. Bahkan terkesan rapi. Felixpun mengamati seluruh ruangan kecil itu sampai sebuah suara mengagetkannya.

"Sedang apa kau disini?"

Felixpun refleks membalikan badannya untuk mengecek siapa yang bersuara tadi, takutnya anggota squad lain yang kelebiahn hormon. Ia menghembuskan nafasnya lega b3gitu lihat sosok tadi bukanlah anggota squad lain melainkan sosok yang ia cari.

"Kukira siapa." ucap Felix sembari mengelus-elus dadanya.

"Kau pikir siapa lagi?" ucap pria itu sambil duduk di sofa yang ada disana, disusul Felix.

"Siapa tahu member kelebihan hormon."

"Kau ini sepertinya berharap sekali diperkosa."

"Sialan kau! Ku doakan kau diperkosa om om cabul!" ucap Felix kesal.

"Yang ada om om itu yang kuperkosa."

"Terserah saja."

"Jadi mau apa kau kemari?"

"Aku ingin berterima kasih."

Pria yang mendengar jawaban dqri Felix pun hanya bisa menaikan sebelah alisnya dan menatap Felix bingung.

"Untuk?"

"Karena kau telah mengajariku caranya merokok." ucqp Felix polos.

"Heh bocah, kau seharusnya kesal padaku karena aku sudah mengajarimu caranya mati dengan perlahan."

"Kau bilang merokok berarti menikmati hidup."

"Itu untuk hidupku dan hidup orang bermasa depan suram seperti kami. Kau ini masih bocah, dan memiliki masa depan yang cerah. Merokok adalah salah satu cara untuk kami bercerita. Aku pernah bilang bukan rokok adalah teman yang setia? Aku tahu  kau butuh teman yang mampu mendengarkanmu dan mengerti akan dirimu, namun rokok bukan jalan untukmu." ucap pria tadi panjang lebar membuat nata Felix berkaca-kaca.

"Akupun tak tahu harus bagaimana. Rasanya ini memberatkanku disetiap harinya. Aku tak mampu menanggungnya sendiri, aku juga tak mau memberatkan temanku. Maka dari itu aku ingin mencoba merokok, berbagi cerita dengan orang lain melalui hembusan asapku. Setiap kali kumelakukannya rasanya bebanku ringan dengan sendirinya namun rasa tak nyaman menghampiriku. Aku juga ingin berhenti, namun aku baru memulainya."

"Justru karena kau baru memulainya, kumau kau berhenti. Aku pun menyesal mengajarkanmu hal bejat seperti itu. Kau ini malaikat. Jika masalahmu adalah kekasihmu kau hanya perlu meninggalkannya. Dan mencari yang baru, tentu saja."

"Kau pikir aku adalah dirimu yang selalu bermain-main dalam berhubungan? Aku lebih suka serius. Berkomitmen bukan hal yang patut dimain-mainkan. Aku menghargai hatinya."

"Dan priamu menginjak-injak hatimu? Sepertinya hubunganmu sangat harmonis." 

"Mati kau sialan." umpat Felix kesal sambil menyelipkan rokok dibibirnya dan menyalakannya.

Melihat Felix merokokpun pria tadi jadi merasa gatal gatal sendiri dan ingin ikut merokok. Ia pun menyelipkan sebatang rokok dibibirnya dan menempelkan ujung rokonya dengan ujung rokok Felix yang sudah menyala. Cara lain untuk menyalakannya.

Felixpun terkejut melihat pria didepannya ini mendekatkan wajahnya untuk menyalakan rokok. Jika dilihat dari arah pintu posisi mereka seperti sedang berciuman. Hal itu membuat Felix tak nyaman.

Felix terus diam membatu menunggu pria tadi selesai menyalakan rokoknya hingga sebuah teriakan mengagetkan mereka.
























"LEE FELIX!"














Tbc

Vomment juseyoo

Siapa yang penasaran sama cowo itu? Gada? Iya tau kok:(

Boy-friend? ||HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang