"Yeon?"
"Apa hoon?"
"Telmi apaan?"
Emang tai.
"Dih, masih gatau."
"Kan tadi lu belom jawab!"
"Cari di internet aja, atau tanya temen lu tuh."
"Gamau, malu."
"Kenapa sama gua ga malu?"
"Kamu mah kan udah bagian dari keluarga aku!"
"Apaan sih, gajelas."
"Aku gabisa liat muka kamu nih, lagi nyetir."
"Tapi aku tebak, pasti muka kamu merah sekarang.""Ngga ih, sok tau!"
"Yaudah, aku berhenti dulu, mau liat muka kamu."
"Jangan!"
"Yaudah."
"Emang kenapa? Takut jelek?"
"Gabakal lah."
"Kamu mah mau mukanya putih, merah, item, kuning, ungu, atau apalah."
"Tetep cantik!""Dih ngada-ngada."
"Hehehe gapapa dong."
Deg
Gatau kenapa, sekarang, setiap Jihoon nyengir, auranya jadi beda. Dulu, setiap Jihoon nyengir gua pasti seneng. Tapi sekarang, perasaan gua aneh. Gua malah mikir, ini cengiran terakhir yang Jihoon kasih.
"Ko jadi hening?"
"Ada masalah yeon?""Ngga, ga kenapa-napa."
"Yeon,"
"Iya?"
"Sayang."
"Sayang?"
"Apa yang? Ko tumben manggil aku sayang."
"Tai, modusnya bisaan."
"Iya dong, pacar Siyeon harus bisa modus."
Kaya daniel
"Kalo cewe lain juga dimodusin, gimana?"
"Siapa yang kaya gitu?"
Lu.
"Ya-siapa aja."
"Gaboleh, harus fokus ke satu cewek."
Cewenya gua apa Somi?
"Oh gitu, oke deh."
"Yeon,"
"Apaan sih? Manggil-manggil mulu."
"Masih mending dipanggil yeon,"
"Daripada dipanggil nyet?"
"Lu tuh harusnya bersyukur, dipanggil cogan."
"Cewe lain pada ngantri tuh minta dipanggil namanya sama gua.""Dih, gajelas."
"Tadi mau ngomong apa?""Gua-"
"Aneh ya?""Aneh kenapa?"
"Aneh ga?"
Berubah maksudnya?
"Ih, aneh apaan sih?"
"Yaudah, gajadi."
"Hoon!"
"Gajadi ih, sayang."