7. (Edited Version)

9.2K 396 63
                                    

"Duh! mobil siapa sih tuh berisik banget!" Protesku menutup kedua telinga, berjalan masuk kerumah.

Sontak Pak Dika dan ibu keluar rumah.

"Hush! kamu yang berisik. Pulang bukannya salam malah teriak!" Protes ibu "Ini guru kamu dateng kerumah bukannya di sapa dengan baik malah teriak gak jelas!" Lanjutnya.

Aku dan Pak Dika saling bertatap.

"Oh Pak Dika. Yaudah aku kekamar dulu". Ucapku meninggalkan mereka.

"Heh, ga sopan kamu!" Protes ibu

"Ga sopan kenapa bu, lagian juga udah sering ketemu di sekolah kok," Ucapku, langsung menuju kamar.

Dikamar, aku hanya memikirkan apa yang Pak Dika lakukan berkunjung kerumahku. Saat sedang bergulat dengan pikiranku, ibu mengetuk pintu kamar.

"Li, kamu lagi apa? Pak Dika nunggu kamu tuh, cepetan" Ucapnya

'Nunggu? Mau ngapain?' batinku

TIIINGGG

Sebuah pesan masuk

Pak Dika
Li, ayo kita keluar. Jalan-jalan

Liam
Ngapain pak?!, Saya lagi ngerjain PR

Pak Dika
Bawa aja PRnya

Liam
Ribet

Pak Dika
Nanti saya bantuin

Aku terdiam, seketika terlintas pikiran jahat dikepalaku.

Liam
Yaudah ikut
Tapi ada syaratnya

Pak Dika
Apapun syaratnya akan saya terima asal kamu ikut saya

Liam
PR untuk minggu ini, bapak yang ngerjain semuanya

Pak Dika
Kamu turun dulu sini
Nanti bisa kita bicarain di jalan

Aku bergegas turun sambil membawa buku-buku. Beruntung jika ia mengerjakan tugasku untuk minggu ini, aku bisa bebas melakukan hal-hal lain.

"Lho Li, kamu mau apain buku-buku itu?" Tanya ibu

Aku mendekati Pak Dika dan memberikan semua buku di tanganku.

"Ini semua tugas yang harus di kumpulin minggu ini," Ucapku

"Lho? beneran dibawa?" Tanyanya heran

"Sesuai janji." Ucapku

Entah kemana ia akan membawaku sore ini. Sebenarnya agak pusing juga karna suasananya yang canggung. Apakah dia tahu aku menghindarinya. Sebenarnya aku tidak menghindar, hanya saja butuh ruang untuk sendiri.

Kami sampai di taman yang cukup indah dan ramai pengunjung. Tempat ini cocok untuk merenung.

"Ayo Li!" Ajaknya

Aku mengikutinya sambil memainkan ponsel

"Sini hp nya," Ia merebut ponselku

"Apaan sih pak?!" Protesku

"Ingat kalo di luar sekolahan manggilnya apa?" Ucapnya. Bahkan aku lupa dengan aturan itu.

Aku menghela nafas berat lalu duduk di pinggir danau sambil melempar batu.

CEPLUK 🪨💦

Ia menghampiriku. "Li. Saya minta maaf atas semua yang terjadi. Itu semua kelalaian saya yang tidak bisa menahannya, saat bersamamu," Jelasnya

"Bisa gak pak gak usah bahas ini lagi?" Protesku. "S..saya, saya mencoba untuk melupakan itu semua," Lanjutku

Kami terdiam, tidak ada pembicaraan di antara kami. Aku masih melempari batu kedalam danau.

"Oh iya kak, masalah tugas saya gimana?" Uacpku

"Oh iya. Sini, saya selesaikan," Ucapnya

"Ada didalam mobil semua," Ucapku

Ia beranjak dariku, berjalan menuju mobil. Aku menarik tangannya kembali sebelum ia menjauh.

"Gak usah deh kak," Ucapku. Ia kembali duduk disampingku.

"Kenapa?" Tanyanya dengan suara yang sangat lembut.

"Lagipula itu tugas ku. Aku yang harus mengerjakannya." Ucapku

Ia mendekatkan dirinya disampingku.

Aku memulai pembicaraan menanyakan kejadian itu. Sejujurnya aku tidak mau membahasnya lagi, tetapi setiap malam aku memikirkan satu pertanyaaan yang selalu berputar dikepalaku. Kenapa Pak Dika memciumku saat itu?

"Karna saya hanya ingin," Jawabnya dengan wajah tanpa dosa.

Aku terkejut dengan jawabannya.

"Kalau pada saat itu saya menolak ciuman kakak, gimana?!" Tanyaku

"Tidak akan mungkin. Lagi pula buat apa saya mencium orang yang tidak akan menerima ciuman dari orang tampan seperti saya?" Ucapnya dengan rasa percaya diri yang tinggi melebih ekspektasi orang tua.

"Serius kak, bagaimana kalau saya menolak pada saat itu?" Tanyaku sekali lagi

"Uumm.. saya tidak memikirkan hal itu juga," Ucapnya, lagi dengan wajah yang santai.

Kami terdiam sampai matahari tenggelam. Indahnya lampu-lampu ditaman ini menemani suasana yang mulai dingin.

"Lagi pula, saya juga tidak akan melakukan hal itu pada orang yang tidak tepat," Ucapnya membuat ku melihat kearahnya.

"Saya tahu kalau kamu seperti ini dan anehnya itu membuat saya seperti ini. Tidak aneh, ini unik, perasaan yang unik," Lanjutnya. Aku masih tidak mengerti apa yang ia bicarakan

"Dari sekian banyak pria diluar sana. Cuma kamu yang mebuat jantung saya berdebar saat pertama kali melihatmu." Lanjutnya.

"Kakak gay?" Tanyaku heran

"Sebenarnya tidak. Tapi kalau untuk kamu, kenapa tidak?" Ucapnya

DDRRTTT

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Terpampang panggilan masuk dari ibu.

Klik vote, jika kalian menyukai cerita ini. 🥰👍

Dibuat: 03 Apr 2018
Edited: 08 Jul 2022

I Love U My Teacher (Edited Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang