12. (Edited Version)

8.8K 353 16
                                    

"Will you marry me?" Ucap Kak Dika sambil membuka kotak berwarna merah.

Ini beneran nyata? Bukan mimpi lagi?

Kau tidak percaya, aku bingung harus apa. Tak sadar aku menampar sekali pipiku sambil berkata..

"Aww... ini bukan mimpi," Ucapku yang mebuat Kak Dika Panik.

"Hey Liam! Kamu kenapa?" Ucapnya sambil menahan tanganku.

Aku menatap matanya lekat.

" Kak Dika...." Tangan Pak Dika menyentuh pipiku. "Ini mimpi bukan?, Kalo ini mimpi tolong sadarkan saya dari mimpi ini," Ucapku masih tifak percaya

"Ini nyata, ini bukan mimpi, buktinya saya bisa menyentuh kamu,". Ucapnya sambil menyentuh tanganku lembut.

"Ini seperti di mimpi waktu itu," Bisiku.

"Jadi..?" Tanya Pak Dika.

Tak sadar air mataku jatuh.

"Kenapa Kak Dika melakukan ini?" Tanyaku.

"Karna kamu selalu menghantui pikiran saya, saya cinta sama kamu Li," Ucapnya.

Aku sadar aku menyukainya bahkan mencintainya. Tetapi entah kenapa ini terlalu jauh buatku.

"Tapi kenapa saya? masih banyak orang lain diluar sana yang lebih dari saya,"

"Kalau saya maunya sama kamu gimana? Jangan pernah membandingkan kamu dengan orang lain. Bagi saya, kamu itu istimewa," Ucapnya.

Kini ia duduk disampingku, masih memegang tanganku.

"Jadi... Balik ke topik lagi, Yes or Not?" Tanyanya.

Aku bingung, aku harus apa? Yang aku pikirin sekarang adalah wajah kedua orang tuaku.

"Saya gak tau harus jawab apa kak," Ucapku, aku menundukan kepalaku. Aku bisa merasakan kekecewaan Kak Dika.

"Gak apa Li, jangan terlalu dipikirkan," Ucapnya, ia memegang kedua pundakku mengarahkan untuk melihat kearahnya.

"Saya akan menunggu jawabanmu, kapanpun itu," Lanjutnya.

Ia mencium keningku, lalu ia kembali ke kamarnya.

Tak terasa air mataku kembali jatuh, kali ini sangat deras. Kepalaku sakit, yang aku pikirin hanya wajah kedua orang tuaku.

"Huaah... bu.. pak.. aku mau menerimanya, tapi aku memikirkan kalian, aku tau kalian pasti akan kecewa jika aku menerimanya!" Rengekku.

~

Setengah perjalanan menuju sekolah, tidak ada pembicaraan. Aku pun bingung mau membuka percakapan apa, masih terasa canggung karna kejadian semalam.

TING

ponselku bunyi, ada chat masuk dari HEIL

HEIL
Gimana yang abis dianter pulang sama pacar?, Wkwkwk

GUA
T*i luh..... Pacar apa gelo, ooohhh gua tau, elu iri kan gua di anterin Pak Dika?, Wkwkwk

HEIL
Cihh..... Sorry gua masih normal

GUA
Halaaaaahhh..... Lu disenggol Pak Dika sedikit aja pasti juga meleh wkwkwk

HEIL
Jehhhh, emangnya elu, Eh iya nanti istirahat kedua kita makan di kantin yuks.

GUA
Iyaaa gua lagi aja...., Yuks ama si Bram yoo

HEIL
Si Bram udah pasti gua ajak, masalah bayar makanan dia yang nanggung, wkwkwk

I Love U My Teacher (Edited Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang