Sebelum baca ayo
Follow: AlfikriSagaHappy Reading
***
Alrescha merampas bola basket dari genggaman Glen. Kemudian memantul-mantulkannya di atas lapangan dengan lincah, sore ini. Alrescha bergerak ke kiri dan ke kanan, menghindar dari serangan Glen yang berusaha merebut benda bulat tersebut dari tangannya. Setelah dirasa cukup dekat dengan ring basket, Alrescha pun melempar bola itu ke keranjang rumbai-rumbai dan...
Blush ...!!!
"Yes!" Cowok berahang tegas itu meloncat kegirangan sembari meninjukan kepalan tangan ke udara. Mirip seperti atlet-atlet olimpiade yang tengah melakukan selebrasi atas keberhasilannya mencetak skor.
Glen tersenyum lebar sembari merangkul bahu sahabatnya itu dengan akrab. Lalu, mereka berdua melangkahkan kaki menuju bangku yang ada di pinggir lapangan.
Setibanya di sana, mereka segera duduk santai seraya mengibas-ngibaskan tangan ke leher dan wajah. Meski tak memberikan kesejukan berarti, namun setidaknya ada semilir angin tercipta yang mengurangi rasa gerah setelah tadi asyik bermain bola basket.
Glen melemparkan sebotol minuman isotonik ke arah Alrescha, dan cowok itu dengan tangkas segera menangkapnya. Mimik wajah Alrescha terlihat agak kaget karena Glen memberikan minuman tersebut secara tiba-tiba, tanpa berbicara terlebih dahulu.
"Bener 'kan kata gue, Al...." Glen membuka pembicaraan sambil menutup botol minuman setelah selesai meneguknya. Kemudian menoleh ke arah Alrescha, "Lo emang punya bakat olahraga cukup bagus. Gue aja yang sering latihan kalah sama kehebatan Lo."
Alrescha terkekeh sembari menepuk-nepuk pundak Glen, "Sayangnya, gue gak hobi."
"Terus, hobi Lo apa? Godiin cewek kayak si Radit?" Glen menyindir seraya melirik ke belakang. Alrescha kontan mengikuti arah pandangan sahabatnya itu karena penasaran.
Dan benar saja, di luar lapangan, Radit tengah ketawa-ketiwi bareng siswi kelas sepuluh yang masih muda belia. Mereka pasti klepek-klepek dikarenakan ketampanan dan keimutam wajah cowok itu. Belum lagi mulutnya yang luar biasa handal dalam urusan gombal-menggombal.
"Gila... gila... gila!" Glen keheranan,"Lihat!Si Radit langsung godaiin lima belas cewek sekaligus." Dia menggeleng-geleng takjub. Sedangkan Alrescha hanya tersenyum sekilas.
"Hai, Glen!"
Suara lembut dari arah belakang membuat orang yang dipanggil dan yang berada di sampingnya kontan menoleh dan mendongak, menatap wajah si penyapa yang berdiri tepat di depan mereka.
"Eh, Evelyn!" Glen menyahut dengan wajah berbinar dan berseri-seri. Kemudian dia beranjak berdiri, menyambut kehadiran pacarnya dengan penuh perhatian, "Mau pulang sekarang?"
Evelyn melenggut seraya tersenyum merekah, memamerkan sederet gigi putih yang bersih dan tersusun rapi.
Glen melebarkan kedua sudut bibirnya sambil mengacak-acak rambut Evelyn. Cewek itu berdecak tak suka. Sementara Glen malah semakin menjadi dan terbahak geli.
"Ya udah kalo gitu, Al. Gue cabut dulu ya," Anak basket tersebut berucap pamit sambil merangkul bahu Evelyn romantis.
"Oke."
Alrescha dan Glen pun bersalaman ala gentle man. Lalu, kedua sejoli itu melangkah perlahan meninggalkan lapangan. Keduanya lenyap dari penglihatan Alrescha ketika sepasang kekasih itu masuk lorong menuju parkiran.
Alrescha menghela napas pelan, kemudian meraih tas dan meneguk kembali air minum yang tersisa. Iris hitamnya bergerak melirik jam tangan yang melingkar gagah di pergelangan, ternyata sudah jam setengah lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melankonia
Teen FictionMenurut Hagia, Alrescha itu memiliki personalitas mirip buah durian. Dia bisa membuat luka jika salah mengerti diawal. Namun, sangat manis dan harum setelah mengenalinya dengan sudut pandang yang berbeda. Sejak kelas sepuluh, Alrescha adalah biang k...