"Lo enggak papa, Gia?" Monic bertanya dengan wajah cemas. Tepat saat Hagia masuk kelas, kemudian, mendudukan badannya dengan lunglai di kursi yang berada di samping Tara.
Tara memeluk Hagia dengan penuh kehangatan sembari membelai-belai rambutnya. "Uh... cup cup cup... sabar ya, Gia... cemumut eak!" Tara memberikan dukungan sambil nyengir kuda di depan wajah Hagia.
Hagia memanggut. Kemudian, melepaskan pelukannya dengan wajah kusut.
"Gia, tadi Lo diapain aja sama si Susan?" Monic kembali bertanya.
Hagia menghela napas pelan. Lalu memandang wajah Monic dan Tara secara bergantian dengan lesu tak bertenaga. "Gu-gue... gue dicium sama Alrescha."
"APA?!" Monic dan Tara berteriak kencang. Mereka benar-benar terkejut mendengar pernyataan barusan. Monic dan Tara saling lempar pandangan dengan alis dan dahi mengernyit keheranan.
Hagia menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Kini, suasana hatinya campur-campur antara marah, malu, sedih juga malu. Bahkan, jantungnya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Semua ini karena ingatan saat dirinya dicium oleh Alrescha terus terngiang-ngiang
"Kayaknya gue tahu deh penyebabnya, Hagia," cakap Monic tiba-tiba.
Hagia yang tadinya menutup wajah karena malu dan marah langsung menoleh ke arah Monic. Tara pun demikian karena sama-sama ingin tahu.
"Kenapa emangnya?" tanya Hagia penasaran. Suaranya sedikit serak karena tadi habis menangis.
Monic menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan keadaan cukup aman untuk membicarakan hal ini. "Dari yang gue denger...," lirihnya. "Perkelahian antara Jonas dan Alrescha itu dipicu akibat Susan sendiri. Jonas cinta banget sama cewek itu. Sementara Susannya sendiri malah ngejar-ngejar Alrescha. Tapi... Alreschanya enggak suka sama itu cewek. Mungkin karena dia masih cinta kali sama Anastasia."
Tara memanggut-manggut. Sementara Hagia tampak berpikir dengan kening mengerut, "Anastasia? Siapa dia?"
Monic membulatkan mata terkejut. Dia tahu kalau Hagia itu memang tipe cewek yang anti gila urusan. Tapi, masa kudetnya itu over dosis, "Seriusan Lo gak tahu siapa Anastasia?"
Hagia menggeleng, "Enggak."
Monic memutar bola mata. Lalu, dia menjelaskan secara rinci kepada gadis kurang update itu dengan penuh kesabaran, "Pas kita kelas sepuluh, ada kabar kalau Alrescha jadian sama Anastasia, anak modern dance yang cukup famous karena wajahnya emang cantiiik banget.
"Katanya, Si Susan yang suka juga sama Alrescha ngerasa cemburu. Alhasil cewek itu rajin banget ganggu Anastasia dengan menerornya sampai-sampai Anastasia pindah ke luar negeri bersama orang tuanya. Gitu, Hagia."
Gadis beriris hitam tersebut memanggut-manggut dengan mulut membentuk huruf "O".
Tara mendadak nyeletuk, "Oh, berarti Hagia itu enggak boleh gitu deket sama Alrescha karena bakal buat Susan marah. Terus kalau Susan marah, Hagia bakal di-bully sama kayak Anastasia?"
"Mungkin," sahut Monic.
Hagia menundukan kepala. Mungkin karena tadi pagi dirinya telah berangkat sekolah bersama Alrescha sehingga Susan bertingkah seperti itu. Jikalau benar apa yang dikatakan Monic, maka mulai detik ini juga dirinya mesti menghindar dari segala yang berhubungan dengan cowok itu. Tetapi, bagaimana dengan nasib tawaran beasiswa di Kanada? Ah, membuat pusing saja.
"Hagia...," panggil Tara dengan nada pelan, nyaris persis seperti sebuah bisikan. Hagia dan Monic pun menoleh ke arahnya.
"Kenapa, Tar?" tanya Hagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/141673281-288-k360559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melankonia
Ficção AdolescenteMenurut Hagia, Alrescha itu memiliki personalitas mirip buah durian. Dia bisa membuat luka jika salah mengerti diawal. Namun, sangat manis dan harum setelah mengenalinya dengan sudut pandang yang berbeda. Sejak kelas sepuluh, Alrescha adalah biang k...