• Melankonia 🌹 01 •

551 57 99
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

***

Angkot berwarna biru terlihat berhenti di depan sekolah yang begitu megah. Seorang siswi berambut sepunggung tampak turun dari angkot tersebut. Tangannya segera merogoh uang dari saku baju untuk membayar ongkos, "Nih ongkosnya, Bang."

"Iye, mana sini!" Sopir itu menjawab ketus sambil meraih uangnya.

Perempuan berbulu mata lentik itu masih berdiri untuk menagih uang kembalian. Namun, sopir tersebut malah melengos, lalu menginjak gas kuat-kuat. Kontan angkot biru itu melesat cepat dan hilang dari pandangan mata.

"Woooy... kembaliannya...!!!"

Siswi itu mendengus geram. Ia langsung mencengkram kuat rok abu-abunya. "Dasar bandit!"

Beberapa siswa-siswi yang lalu-lalang tampak terkekeh menyaksikan tingkah gadis itu. Dia kembali mendengkus. Karena sudah sangat sebal, cewek itu akhirnya berhenti memaki sopir laknat tersebut dan mulai melangkah menuju gerbang.

"Hai, Hagia!"

"Pagi, Hagia!"

"Good morning... girl."

Siswi itu tampak menyunggingkan senyum sebagai jawaban. Anak-anak lain bersikap begitu kepada Hagia bukan karena tanpa alasan.

Meskipun Hagia sekarang baru naik kelas sebelas, tapi dia telah mengantongi tiga jabatan sekaligus di sekolah ini, meliputi sekretaris OSIS, siswi teladan dan juga ketua klub sastra.

Siswi tersebut memiliki nama lengkap Hagia Shopia Varaditama. Sayang, nasib cewek itu tak seindah namanya. Di SMA El-Brata ini, Hagia hanya seorang pelajar beasiswa yang beruntung karena memiliki nilai UN SMP nyaris sempurna. Jika dia tidak mampu mempertahankan prestasi dengan baik, sudah jelas beasiswanya bakal dicabut oleh pihak sekolah.

Kedua tangan Hagia terlihat menjinjing kantong keresek besar berwarna putih. Keresek tersebut berisi empat puluh potong sandwich yang dibuatnya tadi pagi untuk dititipkan dan dijual di kantin. Hagia hanya bisa melakukan ini agar bisa makan. Juga untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang sering datang tiba-tiba, seolah tak mau berkompromi dengan nasibnya yang malang.

Ayah Hagia bernama Ibrahim. Sayang, beliau telah dipanggil Tuhan saat Hagia masih enam bulan dalam kandungan. Sementara Ibunya bernama Sarasvati. Akhir-akhir ini, Saravati acap kali sakit-sakitan karena terkena diabetes dan mesti melakukan cuci darah secara rutin. Hal ini tentu memerlukan biaya cukup besar dan semakin menambah beban hidup keluarganya.

Hagia, perempuan cantik nan sederhana itu berharap, semoga hari ini hidunya berjalan lancar dan penuh kemudahan. Sandwich-nya laris manis, belajar juga semoga baik-baik saja. Walaupun sepertinya hari ini tidak akan ada kegiatan pembelajaraan. Entah ini sebuah tradisi atau apa, namun sejak dulu, sepertinya hari pertama masuk sekolah selepas liburan pasti free class.

MelankoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang