2 | Confession

13.3K 1.7K 188
                                    

2 | Confession

Ada yang namanya perpisahan

Namun seringkali diiringi dengan harapan

Sofia

Bandung, Januari 2017

Sofia POV [Point of View]

Seharusnya sejak awal aku tidak perlu merisaukan dirinya seperti ini. Pertemuan singkatku dengan pria itu, dan sentuhan kecil di punggung tanganku darinya, seharusnya tak membuatku mabuk dengan pesonanya. Aku jatuh... sayangnya, terlalu dalam.

Perform telah usai, Saung Angklung Udjo sudah mulai membereskan sisa-sisa perform tadi. Aku terduduk sejenak, kembali mengulang momen yang masih kupikir seperti mimpi. Kecintaanku pada alat musik Angklung mengantarkanku pada puluhan perjalanan panjang. Aku terbiasa terbang menjelajahi Eropa untuk tampil membawa nama besar Angklung ke mata dunia.

Tak hanya Eropa, aku juga pernah berkunjung ke Korea Selatan untuk perform di sana. Menikmati deretan bangunan megah yang menjulang tinggi di sana, mendengarkan lagu-lagu yang tak lagi asing di telinga dan diputar hampir di setiap toko yang menjajakan fashion di sudut-sudut kota.

Aku jatuh cinta, pada kotanya, pada keramahannya, dan pada teknologinya. Bahkan aku berpikir suatu hari nanti aku akan kembali ke sana. Mungkin menemukan seseorang. Siapa tahu, Tuhan menyembunyikan jodohku di sana.

Kubuka ikat rambutku, membiarkan rambut hitam panjangku tergerai. Kebaya biru yang kukenakan telah kuganti dengan kaos putih dan celana jeans. Aku menyampirkan tasku di pundak, lalu melambai pada Tika dan beberapa temanku yang lain.

Selama perjalanan pulang aku memikirkan Hyo Chang. Entahlah, aku juga bingung kenapa aku harus repot-repot memikirkan pria yang belum tentu akan bertemu lagi denganku. Ia orang asing, bahasanya pun aku tidak cukup mengerti. Persentase untuk aku dan dia kembali berhadapan sangat kecil sekali.

Rasanya... seperti berharap bisa pergi ke bulan dalam semalam.

Kenapa aku tidak bertanya akun sosial medianya? Kenapa aku memilih banyak diam? Padahal aku sendiri cukup cerewet dan mudah berinteraksi dengan orang lain. Pertanyaan itu datang bertubi-tubi, diikuti rasa penyesalan yang besar sejak tadi.

Bahkan pria itu memujiku cantik. Siapa coba yang tidak akan meleleh?

Aku meraih ponselku, membuka group chat Cherri--nama gengku dengan sahabat-sahabatku. Tidak ada arti khusus, tapi kami gadis-gadis Bandung yang cukup heboh dan Cherri adalah nama yang cukup bagus mewakilkan kami.

Aku bergelung di atas kasur, tertawa membaca joke dari mereka, setidaknya hal itulah yang bisa membuatku lupa sedikit mengenai Hyo Chang.

Dan jam-jam berikutnya kuhabiskan dengan chatting bersama sahabatku, mendengarkan musik-musik yang kusuka dan streaming episode terbaru dari running man.

Hingga aku akhirnya terlelap... dan tak menyadari ada momen besar yang akan terjadi esok hari.

***

Sebagai karyawan aku menghabiskan waktuku seperti karyawan lainnya. Berangkat ke kantor, mengerjakan pekerjaan, bersenda gurau di kala jam istirahat makan siang dan hal lainnya yang menurutku menyenangkan.

Aku cukup terkenal di antara teman-temanku. Bahkan di SAU aku cukup banyak memiliki kenalan di antara para tamu. Seringkali ada banyak orang yang ingin meminta foto bersama seperti kemarin. Meski tak jarang aku dan anggota SAU yang lain juga meminta foto pada turis yang kami pikir cukup menarik.

from Angklung to KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang