bagian 9

737 23 0
                                    

Warning typo(s) bertebaran !!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
- - - - - - - - - -

"Van, nanti anterin aku belanja baju ya..ya..ya.." ajak Manda tiba-tiba membuat Revan mengeryitkan dahi bingung.

Buat apa? Bukannya manda tipe cewek yang cuek ke style ya kenapa sekarang beli baju, batin Revan bertanya-tanya.

"Nanti malem kan temen sekelas aku ada yang ulang tahun soalnya," ujar Manda pada Revan.

"Oh gitu ya, tapi sejak kapan kamu mau ikut-ikutan pesta ulang tahun ? Setau aku kamu gak terlalu suka sama yang begituan." tanya Revan yang begitu heran dengan Manda.

"Lagian tadi kamu bilang acaranya malem kan? Emang kamu di bolehin gitu keluar malem ?" 

"Ihh kamu gak usah banyak nanya deh Van biasanya juga engga kepo. Pokok nya nanti kamu anyerin aku ya" ujar Manda pada Revan dan tiba- tiba

Cup

Manda mencium pipi Revan. " Ya udah aku duluan ya Revan bye!"

Revan tercengan dengan apa yang Manda lakukan kali ini, anjir agresif nih cewek, batin Revan.

Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh  menit yang lalu. Suasana sekolah pun sudah mulai sepi, hanya ada beberapa siswa dan anggota osis saja  yang terlihat masih berkeliaran di lingkungan sekolah.

Hari juga mulai mendung, dan sepertinya Revan harus segera pulang kalau ia tidak mau pulang dalam keadaan basah kuyup akibat terguyur hujan apalagi di sore hari plus naik motor berrr pasti dingin.

*****

Di sisi lain Raina kebingungan karna sudah hampir sore ia menunggu supirnya di tempat bisa ia menunggu tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan kehadirannya.

"Huftt, mana ya Pak Mul kok lama banget ", sudah berulang kali Raina mencoba menghubungi pak Mul tapi sampai sekarang masih belum ada.

Ini lah yang Raina takutkan jika ia masih saja berhenti di persimpangan yang lumauan jauh dari sekolahnya.

Di daerah ini jarang ada angkutan umum yang lewat, bahkan semakin sore semakin sepi. Tak jarang banyak preman dan anak punk yang berkeliaran di sekitar sini.

Raina mengeluarkan handphone berlogo apel digigit yang berwarna rose gold  tersebut.  Tak ada yang tahu baahwa raina si gadis cupu mempunyai handphone keluaran terbaru yang harganya fantastik itu.

Sudah berulang kali ia mencoba menghubungi pak mul tapi lagi- lagi tak ada jawaban darinya.

Raina pun tak punya pilihan ia berjalan perlahan meninggalkan area tadi.

Namun saat ia sedang berjalan tiba-tiba datang segerombolan anak punk yang menghampiri Raina.

Raina sangat terkejut saat salah satu dari lima anak punk tersebut menghadang jalannya dan mencekal tangannya.

"Eitsss.. Mau kemana cantik ?" ucap si anak punk .

Raina tetap berusaha berjalan meski ia terus di hadang.

Ya Tuhan gimana ini....batin Raina.

Semakin Raina mencoba melawan semakin para anak punk itu menggoga Raina bahkan salah satu anak punk itu dengan lancangnya mencolek dagu Raina.

Tanpa fikir panjang dan merasa di lecehkan Raina menampar anak punk yang tadi mencolek dagunya.

Plakk

Revan dan  Raina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang