bagian 3

1.1K 43 3
                                    

Warning typo(s) bertebaran!!!!
.
.
.
.
.
.

- - - - - - - - - - -

Revan

Enta gue kerasukan setan apa yang jelas saat gue selesai parkir di warung pinggir sekolah gue malah tertarik untuk melangkah mendekatinya.

Saat gue lihat dia yang kepergok sama bu Maya guru bk yang paling galak gue seakan gak rela dia bakal di hukum karena telat.

Gue lihat dia akan keluar dari persembunyiannya tiba-tiba gue mencekal tangan nya.

" Lo keluar sama aja lo bunuh diri! Lo mau di hukum bu Maya yang kelewat sadis? ", ucap gue sedikit membentak. Gue lihat dia menggeleng.

Gue rasa ni anak anak yang taat aturan deh mulai dari pakaian, dan gerak gerik seakan dia takut banget ngelanggar satu aturan pun, akhirnya tanpa pikir panjang

"Ikut gue", kata gue langsung menyeret nya menuju warung.

Dia yang belum paham hanya bisa ngikutin gue dari belakang.

Saat ini gue dan dia berada di gerbang belakang sekolah, kenapa belakang sekolah karena di tempat ini sepi jarang ada yang ke sini.

Tapi saat gue dan dia belok ke area kelas 11 tiba-tiba ada suara penghuni gerbang belakang berkumandang

"Hey kalian berdua!!! Kalian telat ya kesini kalian!!! ", saat suara itu terdengar di telinga kita berdua

gue rasa cewek di sebelah ini tegang terasa banget saat tangan yang dari tadi gue pegang bergetar dan keringet dingin wait genggam?? .

Saat sedang bergelut dengan pikiran cewek sebelah gue mengeluarkan suara

"Ya ampun kita ketauan duhh gimana nihh ", tanpa persetujuannya gue rubah tangan gue jadi menggenggam tangannya.

Gue ngerasa dia menegang lagi dan sedikit gue lihat pipinya bersemu merah "blushing ni anak", ucap gue dalam hati.

Gue menarik dia menuju ruang kesenian tapi saat gue belok di lorong lab ada bu maya datang dia arah saat akan putar arah dibelakang ada pak joko yang sedang mengejar kita tadi. 

Reflek gue pojokkan dia di dalam gudang posisi dia satu jengkal dengan tubuh gue.

Entah mengapa detak jantung gue berdetak dua kali lebih cepat.

Lumayan lama kita berdua diam dengan posisi ini tiba -tiba dia kayak sesek napas gitu keliatan dari deru nafas nya yang tak teratur.

"Eh lo kenapa? ", gue berusaha ngomong setenang mungkin.

"Hahh.. hah... Ak... ku sesak, aku punya asma kak. Hah.. hah.. " dia berusaha mengatur nafasnya.

Dengan sendirinya gue malah mendekap, mengelus punggung nya dan mengintruksi nya untuk bernafas dengan benar.

Sungguh ini diluar dugaan gue dan anehnya gue ga pernah gini ke Manda cewek gue.

Lama-lama ni cewek bisa nafas dengan teratur.

Saat gue lihat jam kayaknya upacara bakal selesai sekitar 10 menit lagi.

"Ekhm.. ", gue pun berdehem untuk menghilangkan kegugupan yang gak tau datangnya dari mana karna setau gue, gue gak pernah segugup ini meski harus berantem sama orang yang badannya lebih gede dari gue.

*****

Raina

Aku hanya menatap kosong kotak bekal berisi nasi goreng yang di buat mbok tadi pagi, aku masih memikirkan kejadian di gudang tadi pagi bahkan saat pelajaran pun yang biasanya aku fokus dan selalu aktif hanya diam dan banyak melamun sungguh itu semua diluar dugaan ku

Revan dan  Raina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang