Radang

4.9K 394 13
                                    

Seokjin hampir saja terkena serangan jantung mendadak saat Jungkook tiba-tiba mendatangi kamarnya saat matahari bahkan belum memberi tanda-tanda kemunculan. Jungkook datang dengan muka basah oleh air mata dan tangan yang senantiasa membekap mulut. Ia tidak mau menjawab saat Seokjin bertanya.

-

Seokjin dan Jungkook tiba di rumah. Seokjin memutuskan membawa Jungkook ke rumah sakit, takut terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya karena Jungkook tidak berhenti menangis dan membekap mulut.

Setelah di periksa, ternyata terjadi peradangan pada tenggorokan Jungkook. Terdapat sariawan di pangkal lidahnya. Selain itu, bibirnya kering dan pecah-pecah efek dari panas dalam berlebihan pada tubuhnya. Jungkook merasa perih saat minum di kamarnya pagi tadi. Ia bahkan tidak bisa membuka lebar mulutnya. Ia takut tidak bisa makan dan minum lagi setelahnya. Karena itu, ia menangis dan berlari ke kamar Seokjin.

"Jungkook-ie, buka mulutmu, aaa...," Seokjin menyodorkan sesendok bubur ke arah Jungkook yang hanya dibalas gelengan olehnya.

Seokjin menghela napas. Ia bahkan harus cuti bekerja hari ini karena Jungkook.

"Kalau tidak makan, nanti Jungkook tidak bisa minum obat. Kalau tidak minum obat, Jungkook tidak akan bisa sembuh, ottokhae?," bujuk Seokjin dengan nada sedih yang dibuat-buat. Jungkook tampak berpikir.

"Kalau Jungkook tidak sembuh, Jungkook tidak bisa makan chicken, pizza dan burger lagi. Lalu, siapa yang akan menghabiskan coklat dan ice cream di kulkas? Ah, sudah pasti Jimin dan Taehyung hyung yang akan menghabiskannya. Sayang sekali," Seokjin menambahi, membuat netra Jungkook membola. Seokjin terkekeh geli melihatnya.

Seokjin perlahan beranjak dari duduknya, berniat kembali ke dapur karena Jungkook terlihat tidak berniat untuk makan sebelum Jungkook mencegahnya. Jungkook menarik kaos yang dikenakan Seokjin, membuatnya kembali ke posisi semula.

"Jungkook-ie mau makan?," tanyanya kala Jungkook menunjuk-nunjuk piring yang sedari tadi ia pegang. Jungkook mengangguk.

Seokjin menyendok kembali bubur tersebut. "Baiklah, aaa...," Jungkook perlahan membuka mulutnya, membuat ia meringis pelan. Jungkook terlihat mengunyah dan menelan dengan susah payah. Seokjin jadi tidak tega.

"Lagi?," Seokjin memastikan. Jungkook menghela napas dan mengangguk kemudian. Seokjin menyuapkan sesendok bubur lagi. Jungkook terlihat sangat kesakitan. Seperih itukah? batin Seokjin.

"Jungkook-ie, sudah ya. Jungkook minum susu pisang saja jika tidak kuat makan," putus Seokjin yang disambut gelengan oleh Jungkook.

Tidak, tidak bisa! Jungkook harus menghabiskan makanannya agar cepat sembuh. Jungkook tidak bisa kehilangan chicken dan burger. Apalagi coklat dan ice cream di kulkas yang terancam oleh Jimin dan Taehyung hyung. Tidak, tidak boleh!

Jadi, Jungkook meraih piring tersebut  dari tangan Seokjin. Menyendok bubur dengan semangat lalu memakannya meski harus mengunyah dan menelan susah payah. Sementara Seokjin hanya bisa geleng kepala.



Heyyooo~
Ada yang mau ngucapin gws buat Ji, eh Jungkook maksudnya😂
Jungkook manja ga sih? gemesin ga sih? ada yang mau adopsi? wkwk
Udah ya, maafin chapter ini yang ga jelas isinya. sampai Jumpa dengan Jungkook di chapter selanjutnya💕


-J

Mainichi No MemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang