Chapter 6; Gina

654 51 7
                                        

"ALIIIFF!!", panggil seorang gadis yang tiba-tiba masuk keruangan Vanya. Mereka yang ada di ruangan itu langsung menutup telinganya agar tidak tuli. Alif yang dipanggil, langsung menoleh pada gadis itu.

"Iiihh, Alif!! Kamu tadi kok ninggalin aku sih di sekolah!!", ujar gadis itu manja sambil memanyunkan bibirnya. Ridwan langsung menghampiri Alif dan berbisik.

"Eh, Lif... Ngapain ini beruang ada disini?" tanya Ridwan. Alif hanya menjawab dengan gelengan kepala tanda tak paham. Gadis itu menghampiri Alif lalu menggandeng lengan Alif. Kemudian, ia menyandarkan kepalanya di bahu Alif. Alif terkejut.

"Eh, eh... Lo apa-apaan sih Gin?" tanya Alif sambil melepaskan tangan gadis itu. gadis itu tak lain adalah Gina, teman Alif dan Ridwan di sekolah. Gadis itu memang menyukai Alif. Namun, Alif tak pernah menyukainya.

"Iihh... Alif kok gitu sih sama pacarnya..." ujar Gina manja.

"Pacar??" tanya Key B tiba-tiba. Semua orang langsung menoleh. 'Duh, kok bisa reflek ngomong kayak begitu sih?' batin Key B. Alif pun tersenyum kecil sambil menatap Key B.

"Kenapa emang? Are you jealous?" tanya Alif sambil menaik turunkan alisnya. Key B hanya memutar bola matanya malas. Sedangkan yang lain hanya berdehem keras.

"Ekhem... Kak Key, inget prinsip!!", ujar Marsha menggoda.

"Right!! Remember it kak Key!!", lanjut Ruth ikut menggoda.

"Waduh... Key lupa prinsip traktiran ya..." ujar Bastian ikut-ikutan.

"Eh, gak boleh suka sama bebeb Alif. Dia pacar aku!!", ujar Gina sambil menggandeng tangan Alif lagi.

"Hih... Siapa juga yang mau sama cowok resek kayak dia..." ujar Key B sambil menunjuk kearah Alif. "Lagian, gue gak peduli kalo dia itu pacar lo..." lanjut Key B. Ia pun mencoba fokus ke berkas-nya.

"Eh, Gina.. Sejak kapan lo jadi pacar gue??" tanya Alif sambil kembali melepaskan tangan Gina. "Nembak lo aja gue gak pernah..." lanjut Alif.

"Udah-udah.. Gina, kalo mau ngobrol sama Alif, besok aja ya... Dia lagi kerja!!", ujar Vanya menengahi. Mungkin telinganya sudah sakit mendengar celotehan Gina.

"Yaudah deh..." ucap Gina akhirnya. Ia pun keluar dari ruangan Vanya dengan raut wajah sedih dan bibir yang manyun.

"Syukur deh, tuh cewek udah pergi..." ujar Malvin sambil mengelus dadanya. Kemudian, ia melepaskan earphone-nya dari telinganya.

"Malv, lo dari tadi pake earphone?" tanya Devin setengah berteriak. Yang lain langsung menoleh. Malvin hanya mengangguk dengan polosnya dan seperti orang tak berdosa.

"WHAT??" teriak teman-temannya yang lain. Malvin yang mendengarnya langsung menutup telinga.

"Jadi, selama itu beruang ngomel, lu pake earphone?? Gitu??" tanya Ridwan. Malvin kembali mengangguk.

"Kok lo tega sih Malv... Disaat temen-temen lo kesusahan, lo malah enak-enakan pake earphone..." ujar Bastian sambil ber-akting sedih. Key B yang melihat ekspresi Bastian langsung menjitak kepala Bastian.

"Muka lo jelek!!", ujar Key B. Bastian langsung cemberut.

"Ya abisnya... Tuh cewek berisik banget tau gak... Kayak toa..." ujar Malvin yang diikuti tawa teman-temannya.

"Udah... Mending kita selesaiin tugas kita cepet-cepet... Jangan Bercanda mulu.." ujar Ruth menengahi. Semua pun mengangguk dan kemudian mereka pun fokus ke berkas masing-masing.

SKIP

Sudah 1 jam berlalu. Kini, mereka masih fokus dengan pekerjaan masing-masing. Tak ada suara maupun candaan selama 1 jam itu. Yang ada hanya suara kertas yang di corat-coret oleh Key B serta Vanya. Serta suara kertas yang dibolak-balik oleh Bastian, Devin, Malvin, Ruth, Marsha dan Zalfa. Sedangkan Ridwan, ia sibuk menjelaskan mengenai berkas Zalfa. Dan Alif, ia sibuk memperhatikan Key B. Entah mengapa, gadis itu berhasil menarik perhatiannya.

"SELESAI!!"    


HAI READERS... SAN IS BACK... PENDEK YA? EMANG IYA... HEHEHE

SEE YOU IN OUR STORY AND IN THE NEXT CHAPTER!!

HAPPY READING AND DON'T FORGET TO VOMENT!!

Golden MissionWhere stories live. Discover now