Chapter 14; Waktu

601 48 20
                                    

"Kak Zika??" ujar Vanya, Alif dan Ridwan serempak. Mereka terkejut karena tiba-tiba wanita itu sudah ada di ruangan Vanya.

"Kok kak Zika udah ada disini?" tanya Ridwan. "Bukannya seharusnya baru dateng nanti siang??" lanjut Ridwan. Kak Zika tak menjawab dan langsung duduk di sofa tempat Alif dan Ridwan duduk. Ia duduk diantara kedua laki-laki itu.

"Kemarin sengaja cari tiket yang cepet nyampenya ke Indonesia..." jawab kak Zika.

"Lho, kenapa?" tanya Alif. Kak Zika mendengus kesal.

"Emang kalian gak kangen apa sama kakak?" tanya kak Zika. Alif, Ridwan dan Vanya menggeleng. Kak Zika langsung berdecak dan cemberut. Ketiga adiknya langsung terkekeh.

"Udah ah... Vanya... Lo cerita gih!!", titah Ridwan. Vanya mengangguk ragu.

"Cerita apa?" tanya kak Zika bingung. Vanya pun menceritakan tentang sms ancaman yang ia dapatkan. Kak Zika langsung terkejut mendengar penjelasan Vanya.

"Kenapa kamu gak cerita ke kakak Van?" tanya kak Zika setelah Vanya selesai bercerita.

"Aku gak mau kakak nantinya kepikiran... Kakak udah terlalu banyak mikirin perusahaan dan juga tentang sekolah kita bertiga... Jadi aku gak cerita..." tutur Vanya. Kak Zika hanya terdiam mendengar penuturan adiknya itu. Tiba-tiba, dering telepon dari handphone Vanya berbunyi. Bastian menelpon. Ia pun mengangkatnya.

"Halo Bas!!"

"Lo dimana Van? Udah berangkat belum?"

"Oh iya... Gue masih di ZARV... Bentar lagi gue berangkat..."

"Lah, lo dari tadi masih disana?"

"Iya, kakak gue barusan dateng..."

"Owh..."

"Eh, anak-anak udah pada dateng semua?"

"Udah... Kenapa emang?"

"Ya... Barang kali si Key belum dateng... Kan ada pangerannya disini... Barang kali mau dianter gitu..."

Alif yang saat itu tengah bercanda dengan Ridwan dan kak Zika sambil makan kacang langsung melemparkan sebiji kacang pada Vanya. Namun berhasil dihindari oleh Vanya yang kini terkekeh.

"Eh, tapi tadi Key juga dianter pangeran berkuda putih kok..."

"Eh, dianter pangeran berkuda putih? Siapa?"

"Roy...."

"Hah, beneran?"

"Iya... Udah ah... Buruan kesini!!"

"Iya... Ya udah... Bye Bas!!"

"Bye..."

Telepon tertutup. Vanya langsng mengalihkan pandangannya ke Alif. Dia yakin, pria itu pasti tengah penasaran tentang sesosok 'Pangeran kuda putih' yang dimaksud Bastian. Dan benar saja. Alif kini sedang menatapnya dengan tatapan seolah bertanya.

"Kepo ya lo??" tanya Vanya pada Alif. Alif hanya menampakkan wajah kesalnya. Vanya pun terkekeh. Begitu juga dengan Ridwan dan kak Zika. "Dari pada lo kepo, mending lo ikut gue..." ujar Vanya sambil menyambar tas kecilnya. Wajah Alif langsung sumringah.

"Boleh nih??" tanya Alif memastikan. Vanya hanya menjawab dengan anggukan kepala. Alif kemudian menoleh pada Ridwan. "Lo ikut gue ya Rid!!", ajak Alif.

"Males ah...." ujar Ridwan sambil memainkan handphone-nya.

"Ayolah Wan... Lo gak pengen ketemu Zalfa?" tanya Alif kemudian. Ridwan langsung mendongak dan menunjukkan wajah kagetnya. "Zalfa aja cepet lo..." tukas Alif.

"Udah ah... Buruan turun!!", ujar Vanya.

"Eh, Van... Kamu turun duluan aja!! Kakak mau ngomong dulu sama Alif dan Ridwan..." ujar kak Zika ketika Vanya sudah hendak turun.

"Yaudah... Cepetan ya!! Udah ditunngu sama anak-anak soalnya..." ujar Vanya kemudian. Ia pun meninggalkan kak Zika beserta Ridwan dan Alif di ruangannya.

TEMPAT KUMPUL

"BASTIAN!! Maksud lo apaan bilang gue dianter sama pangeran kuda putih?" ujar Key B setengah berteriak. Teman-temannya yang lain hanya bisa terkekeh mendengar ucapan Key B.

"Hehehe... Sorry Key..." ujar Bastian.

"Cejo gimana Kobas?" tanya Ruth.

"Dia-nya baru berangkat.... Katanya, kak Zika barusan dateng..." jelas Bastian. Yang lain pun ber-ooh panjang.

"Oh iya.... Kalian ada dugaan gak tentang orang yang ngirim sms ancaman ke Vanya?" tanya Malvin tiba-tiba. Yang lain langsung menoleh.

"Gue gak paham..." ujar Devin dengan nada malas. Marsha langsung menyikut lengan Devin yang kebetulan duduk disampingnya. Devin pun menoleh dan bertanya. "Kenapa Sha?" tanya Devin.

"Huh... Coco lagi serius, kak Devin malah jawab asal-asalan... Dasar!!", gerutu Marsha. Devin hanya nyengir kuda.

"Hmm... Mungkin gak ya kalo Angel yang ngelakuin?" gumam Ruth.

"Kayaknya enggak deh Uthe... Angel kan sekelas sama kita. Selama di kelas, gue ngerasa gak ada gerak-gerik mencurigakan dari Angel deh... Dan lagi... Angel itu udah kaya... Ngapain dia mau ngambil perusahaannya Cejo..." sahut Zalfa.

"Ya terus siapa dong... Orang yang bener-bener benci sama Cejo kan Angel..." timpal Marsha.

"Lo tahu gak Key?" tanya Bastian pada Key B yang sejak tadi memilih untuk bungkam.

"Mmm..."

TEMPAT VANYA

"Ini Ridwan sama Alif mana sih?? Lama amat..." gerutu Vanya kesal. Kini ia tengah menunggu Alif dan Ridwan di tempat parkir. Sudah 5 menit ia menunggu. Namun, kedua pria itu tak kunjung terlihat batag hidungnya. Tiba-tiba, ada sebuah notifikasi pesan masuk di handphone-nya. 'Pasti anak-anak...' tebak Vanya dalam hati. Rupanya, dugaannya itu salah. Sebuah pesan dari peneror itu.

Aku akan memberimu waktu selama satu minggu. Hanya satu minggu. Tidak lebih... Pikirkan baik-baik sebelum kau menyesal!!

08xxxxxxxxxx


Golden MissionWhere stories live. Discover now