Chapter 18; Percuma

602 47 24
                                    


MAU KASIH TAU DULU, BACA SAMPE AKHIR!! SAN MAU NGASIH PENGUMUMAN SOALNYA!!

"Nah, anak-anak.. Mereka ini pindahan dari SMA Nusa Bangsa. Mereka termasuk murid yang berprestasi disana. Mereka pindah karena mendapat beasiswa siswa berprestasi di sekolah kita... Nah, coba kalian perkenalkan diri kalian!!" Kedua itu mengangguk singkat. Salah seorang dari mereka maju kedepan.

"Perkenalkan nama saya Alif Hendrawanto. Saya pindahan dari SMA Nusa Bangsa...." Pria yang satunya pun ikut maju.

"Nama saya Ridwan Hidayat. Pindahan dari SMA Nusa Bangsa juga..." Ya. Kedua pria itu tak lain dan tak bukan adalah Alif dan Ridwan. Para siswi di kelas itu mulai berbisik-bisik.

"Issshhh... Ganteng ya..."

"Posturnya itu lho... Tinngi, kekar lagi..."

"Sumpah... Body goals banget..."

"Aduh... Calon pacar gue..."

"Gyaa... Neng gak kuat bang!!" Dan masih ada berbagai desisan lain dari seisi kelas. Namun, beda dengan para gadis yang lan, Vanya dan Key B bebisik hal yang berbeda.

"Van, kok mereka ada disini sih?" tanya Key B sambil berbisik pada Vanya yang duduk disebelahnya. Vanya menggeleng sambil terus menatap Alif dan Ridwan dengan tatapan bingung dan tak mengerti.

"Gue gak tahu..." jawab Vanya kemudian.

"Masa lo gak tahu sih??" tanya Key B lagi. Vanya mendengus pelan. Ia menoleh pada Key B.

"Kalo gue tahu, dari tadi gue kasih tau lo kali Key...," ujar Vanya kesal.

"Emang mereka gak ngasih tau lo gitu?" tanya Key B lagi. Vanya hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Baiklah, kalian bedua duduk di bangku itu ya!!," tutur Bu Tania sambil menunjuk bangku yang ada di seberang bangku Vanya dan Key B. Mata kedua gadis itu membelalakkan matanya. Alif dan Ridwan mengangguk dan berjalan menuju bangku mereka. "Nah, anak-anak... Sekarang ibu mau pergi rapat dulu. Jam ibu kalian gunakan untuk berkenalan saja dengan mereka ya...," ujar Bu Tania kemudian. Ia pun keluar dari kelas.

"Wan, gue duduk sini ya!!," pinta Alif.

"Emang kenapa?" tanya Ridwan bingung. Alif melirik kearah Key B yang duduk tepat diseberang bangku itu. Ridwan yang paham hanya ber-ooh panjang. Ia pun mengangguk dan kemudian duduk di kursinya. Alif pun ikut duduk. Tepat di seberang kursi Alif, Key B tengah memainkan benda pipihnya sambil sesekali melirik Alif. Alif yang menyadarinya hanya tersenyum kearah Key B. Setelah mereka duduk, para murid langsung menggeromboli bangku mereka berdua.

"Gue Andi, ketua kelas di kelas ini...," ujar Andi, sang ketua kelas. Alif dan Ridwan menjabat tangan Andi. Setelah Andi memperkenalkan dirinya, para gadis langsung berebut untuk berkenalan dengan dua orang pria yang kini menjadi idola di kelas mereka itu. Tak jarang terdengar desisan kesal dari para murid laki-laki. Baik karena iri, maupun karena kesal dengan teriakan para murid perempuan yang menurut mereka terlalu 'LEBAY'!!

Sedangkan para gadis yang lain sibuk dengan urusan mereka mencari perhatian dari Ridwan dan Alif, Vanya dan Key B memilih untuk duduk di bangku mereka dan memainkan handphone mereka masing-masing. Andi yang mengetahui hal itu, langsung menghampiri keduanya.

"Van, Key!!," panggil Andi. Kedua gadis itu menoleh. "Kalian kok gak ikut kenalan sih sama mereka?" tanya Andi sambil menunjuk kearah Alif dan Ridwan. Key B dan Vanya saling tatap. Kemudian mereka menggeleng serempak. Andi mengerutkan keningnya bingung.

"Gak usah...," jawab Vanya kemudian. 

"Percuma...," timpal Key B. Keduanya pun kembali fokus kepada handphone mereka masing-masing.

"Kalian masih inget peraturannya kan?" tanya Andi. Kedua gadis itu langsung mendengus kesal. "Setiap ada murid baru..."

"Seluruh murid harus berkenalan dengan murid baru itu...," lanjut Key B dan Vanya serempak memotong ucapan Andi. Sang ketua kelas hanya terkekeh mendengarnya. Key B dan Vanya pun berdiri dari bangku mereka dan menghampiri Alif dan Ridwan. Saat itu, bangku mereka sudah mulai sepi. Hanya beberapa siswi yang memang centil yang berusaha mengambil hati kedua pria itu.

"Ekheemm...," Vanya berdehem. Sengaja dikeraskan suaranya agar para siswi yang masih ada di bangku Alf dan Ridwan menyingkir. Dan benar saja. Siswi-siswi itu langsung memberikan jalan pada Vanya dan Key B. Vanya memang cukup ditakuti di kelas itu. Ia adalah bendahara kelas yang memang garang. Alif dan Ridwan hanya memandangi kedatangan Vanya dan juga Key B. Mereka saling bertatapan.

"Gue Vanya!," ujar Vanya. Ia menyodorkan tangannya.

"Gue Key B!," timpal Key B. Ia turut menyodorkan tangannya pada Alif dan Ridwan. Kedua pria itu hanya saling menatap. Kemudian, mereka tertawa.

"HAHAHAHA!!!" Tawa mereka pecah, membuat para murid dalam kelas itu serempak menoleh. Mereka semua menampilkan muka bingung mereka. Sedangkan Vanya dan Key B malah menampilkan muka kesal. Merasa diperhatikan, kedua gadis itu segera menarik uluran tangan mereka dan kembali duduk di bangku mereka. Dan disamping bangku mereka, masih ada Andi yang kini tengah melongo melihat Alif dan Ridwan yang kini masih tertawa.

"Kita udah bilang kan... Gak perlu kenalan sama mereka...," cetus Vanya dengan nada ketus.

"Emang salah kalo kenalan?" sahut Andi bertanya. Key B dan Vanya menggeram. Keduanya menatap tajam pada Sang Ketua Kelas dari kelas XII IPA 4 itu.

"PERCUMA!!"    


HALO SEMUA!! SAN MAU KASIH TAU DULU... SELAMA BEBERAPA HARI INI, SAN BAKAL JARANG UPDATE... KARENA, SAN LAGI STRES KARNA MAU UJIAN... MAAF YA!! TAPI, KALO MISALNYA SEMPET, SAN BAKAL UPDATE. KEMUNGKINAN PALING MINIM, UPDATE SATU CERITA SATU MINGGU SEKALI.. TAPI KALO SEMPET...

UDAH AH BACOTNYA... SEE YOU AT THE NEXT CHAPTER!!

HAPPY READING, AND DON'T FORGET TO VOMENT!!

Golden MissionWhere stories live. Discover now