Part 20

130 16 0
                                    

Budidayakan Vote sebelum baca. Terimakasih♡

------------------------------------------------------

Lala memasuki kelas dan langsung meletakkan tas di kursi. Gadis itu menaikkan alisnya melihat kursi disampingnya.

"Tumben sasya belum datang" Gumamnya pelan.

Biasanya sasya sangat cepat berangkat ke sekolah. Saat lala memasuki kelasnya, sasya biasanya sudah duduk anteng dikursinya seraya membaca novel yang terkadang membuat sasya teriak histeris.

Tak ingin memikirkan itu, lala memasang earphone di telinganya dan langsung menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalnya.

Tak lama sasya datang dan duduk di kursinya, gadis itu menepuk pundak lala pelan.

Lala membuka matanya dan melepas earphone di telinganya, Gadis itu menaikkan sebelah alisnya seperti mengatakan "ada apa?"

"Nyontek pr kimia dong?" Sasya memasang wajah memelasnya. Melihat itu, lala memutar bola matanya malas.

"Lo ganggu gue cuman gara-gara Pr?" Mendengar itu, sasya hanya cengengesan.

"Tengok di kolong meja deh, tadi gue udah taro disitu" ucap lala malas.

Mata sasya berbinar mendengar jawaban lala, gadis itu meraba-raba buku di kolong meja tetapi tangan nya tidak sengaja menyentuh sesuatu.

"Loh la, ini punya lo?" Lala mengernyitkan keningnya lalu dengan malas menggelengkan kepalanya.

Sasya membuka kertas yang tertempel manis disana,

Dear lala,
Semangat belajarnya ya cantik.

Sasya membelalakkan matanya, dengan semangat dia mengguncangkan pundak lala keras dan memperlihatkan kertas yang sudah dibacanya.

"La ini dari siapa? Pacar lo ya?" Tanya sasya menyelidik.

"Ga sya, emang lo dapat dimana?" Sasya menunjuk ke dalam kolong meja lala.

"Cie, penggemar rahasia lo la. Gue tunggu penjelasan lo nanti " ucap Sasya menggoda sahabatnya.

"Dari siapa ya?" batin lala.

Perbincangan mereka harus berhenti karena bel masuk telah berbunyi diiringi dengan guru sejarah mereka yang memasuki kelas.

                         ***

Bel sudah lama berbunyi tetapi keempat lelaki ini masih enggan beranjak dari tempatnya.

Mereka asik dalam pikiran masing-masing sampai dion memecahkan keheningan.

"Den, mungkin lo harus cepat deketin lala deh" ucap dion pada lelaki yang memejamkan matanya di sofa.

Deni tidak merespon, memikirkan dekat dengan lala sungguh tidak mudah. Dia takut jika dia berbuat salah, lala akan menjauhinya atau yang paling di takuti deni jika lala membencinya.

deni terbelalak saat mendengar ucapan dion selanjutnya, dengan cepat dia membuka matanya dan meneggakkan tubuhnya meminta penjelasan.

"Gue denger iqbal lagi coba deketin lala den"

"Serius lo, Iqbal kakak kelas kan?" tanya deni yang dijawab dengan anggukan dari dion.

"Makanya lo deketin duluan dodol, lo tau kan Iqbal itu gimana. Topeng nya selalu dipakek. Ya wajar sih, Anggota OSIS" ucap Kevin menekankan kata osis.

Melihat deni yang masih terdiam, Dimas menepuk pundak deni pelan.

"Lo harus percaya den. kalo lo ga deketin lala, lo harus siap melihat dia dari jauh. Toh dia juga ga bakal sadar sama perasaan lo yang memang lo sembunyikan. Jangan jadi pecundang, lo harus bisa buat dia nyaman dengan cara lo, buat lo bisa menjadi yang terbaik buat dia. Walaupun nanti lala nolak lo, setidaknya lo udah pernah perjuangin Cinta lo. Pokoknya Sebelum si iqbal-iqbal itu mendapatkan hati lala deluan lo bakal nyesel, sangat nyesel" Dimas menghentikan ucapan nya dengan eksresi bijak nya.

Ketiga lelaki itu melongo mendengar ucapan dimas, mereka tau dimas jarang berbicara seperti itu, Ralat sangat jarang.

"Keluar kau wahai setan" Dion menguncang bahu dimas keras.

"Taik lo" Cibir Dimas, dengan cepat Dimas menoyor kepala dion keras.

"Tumben dim, bicara lo bener" tanya kevin dengan wajah polosnya.

"Emangnya gue ga pernah ngomong bijak ya? " tanya nya pada ketiga lelaki yang notabene sahabatnya.

"Ga pernah" jawab mereka serempak seraya tertawa terbahak-bahak.

Dimas mencebikkan bibirnya kesal, dasar sahabat laknat!

----------------------------------------------------

You Can Call Me YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang