Part 8

144 17 0
                                    

"La pulang bareng yok?" Tawar dion pada Gadis yang masih memasukkan buku nya ke dalam ransel.

Gadis itu menoleh. "Ngerepotin nggak?" Tanya lala.

Dion menggelengkan kepalanya.
"Enggak kok"ucap dion cepat.

"yaudah, ayok"

Dion Merangkul lala keluar kelas.Tanpa mereka sadari Dua pasang mata berwarna coklat itu mengamati mereka.

Deni menghela napas pelan."Kenapa susah banget ngelupain lo la? Gue udah berusaha tapi senyum lo ga pernah hilang dari kepala gue" ucap deni pelan.

Kevin tersenyum tipis, Kevin sangat mengerti deni. Saat dion mengantar lala pulang kevin sudah menyadari kalau deni punya rasa berbeda untuk lala.

Kevin menepuk pundak Deni pelan.

"Pulang kuy. Lo ngapain masih disini? pengen tidur disini lo?" canda kevin.

Deni mengangguk. Mereka berjalan menuju Parkiran. Deni memakai jaket hitam dan helmnya. Dia menyalakan motornya Dan melaju keluar gerbang sekolah dengan kecapatan sedang.

        ***

Dion memberhentikan motornya di depan pagar rumah lala. Gadis itu turun dari motor dion. Lala membuka helm dan memberinya pada dion.

"Thanks dion" ucapnya lembut.

"Apasih yang ga buat lo la" Goda dion membuat Lala tersipu malu.Lala ingin memasuki rumah nya tapi dion menahannya.

"La. Gue mau bilang sesuatu"ucap dion pada gadis di depannya. Gadis itu menoleh.

"Bilang aja" ucapnya santai.

"Gue..Gue.." ucap dion gugup. Lala menatapnya kesal.

"Lo apa? Cepat bilang dion. Gue penasaran" sahut lala kesal.

"Gue suka sama lo. Lo mau ga jadi cewek gue?" tanya dion pada gadis yang sudah mematung di depannya.

Lala terkejut, dia tidak tau apa yang harus dia jawab. Lala merasa senang dengan pernyataan cinta dion tapi entah kenapa dia khawatir.

"Lo bisa kok mikirin ini lagi. Gue tunggu jawaban lo besok. Jangan kecewain gue la" timpal dion.

Dion memakai Helm nya dan menyalakan motornya. Dion melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Lala menatap punggung dion hingga dion tidak terlihat lagi.

                          ***               

Lala berjalan gontai memasuki kamarnya. lala masih memikirkan dion. Satu sisi dia sangat senang tetapi disisi lain dia khawatir.

Lala menghamburkan tubuhnya di ranjang seusai membasuh dirinya. Perkataan dion ter ngiang ngiang di kepala lala.

Lala menggelengkan kepalanya.Dia memastikan bahwa dion yang terbaik untuknya. dia ingin menghilangkan rasa khawatir dalam hatinya.

"Ini pasti yang terbaik"ucapnya pelan seraya memejamkan matanya.

You Can Call Me YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang