Part 9

123 16 0
                                    

Bunyi alarm Membangunkan lala dari tidurnya. Lala mengucek matanya dan mengumpulkan nyawanya.

Lala bergegas memasuki kamar mandi untuk membasuh dirinya.seusai melaksanakan ritual mandi nya lala memakai seragam Sekolah dengan rapi.

Lala menenteng ransel nya dan bergegas menuruni tangga. Lala menghampiri wanita paruh baya itu di meja makan.

"Pagi ma" sapa lala pada mamanya seraya mengecup pipi mamanya.

"Pagi la" mamanya tersenyum hangat.

Lala melahap habis nasi goreng buatan mamanya. Setelah meneguk air putih di depannya, lala mengecup punggung tangan mamanya.

***

Lala berjalan memasuki gerbang sekolahnya. Matanya terarah pada lelaki yang baru saja memarkirkan motornya disana.

Saat mata mereka bertemu, Lala tersenyum tetapi lelaki itu mengalihkan pandangannya.

Lala mengeryitkan keningnya. Dia bingung dengan sikap dion pagi ini. Dia menggelengkan kepalanya.

Lala berusaha menepis rasa khawatir nya. "Dia pasti takut di tolak sama gue. Hihi" lala terkekeh pelan.

Lala Berjalan menuju kelas nya. Saat memasuki kelas lala bertabrakan dengan seseorang di pintu.

Lala mendongak, Dia melihat dion. Dion tidak merasa bersalah.Dion berjalan dengan santai tanpa memikirkan lala yang tersungkur di lantai.

Lala menghela napas kasar. "Lo kenapa sih dion" Gumamnya seraya ingin berdiri.

Belum sempat lala berdiri tegak.Tangan seseorang terulur padanya.

Gadis itu mendongak. Lala menerima uluran tangan itu.Lelaki itu membantu lala dengan sigap.

"Thanks" ucap lala pada lelaki yang menolongnya.

Deni hanya mengangguk dan Lala segera memasuki kelas nya dengan wajah yang kesal. Dia tidak mengerti dengan perubahan sikap dion.

"Apa karna pernyataan nya kemarin? Apa dia takut gue nolak dia?" Batin lala.

Lala mendengus kasar. Dia menghentakkan ranselnya ke meja membuat Sasya yang sedang sibuk memainkan ponsel nya menoleh.

"Lo kenapa la?" tanya gadis berambut panjang disamping lala.

Lala menggelengkan kepalanya."Gapapa" ucap lala cepat.

"La, kalau lo mau curhat gue bisa kok jadi tempat curhat lo. Gue kan sahabat lo"ucap sasya.

Lala menghela napas pelan, mungkin dia memang butuh tempat curhat saat ini. Dan Lala menceritakan semua tentang dion yang menyatakan cinta nya dan perubahan sikap dion hari ini.

"Gue salah apa sya?" Adu lala kesal.

Sasya menepuk pundak lala pelan. "Nanti lo omongin deh ama dion" sahut sasya.

Lala mengangguk. Dia merasa sedikit lega menceritakan masalah nya. Lala berniat menemui Dion pulang sekolah nanti.

You Can Call Me YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang