Part 23

109 14 0
                                    

Haii:) Maaf update nya lama! Soalnya lagi fokus ke cerita yang 'Waktu ku'. Tapi sekarang bakal update lagi, jadi tetap stay ya:) jangan lupa vote+coment!! Terimakasih❤

#SelamatMembaca~

---

"Bahagia itu sederhana, cukup dengan kamu berada di sisiku saja."

•••

Bel pulang sekolah sudah berbunyi semenit yang lalu membuat siswa-siswi bersorak bahagia.

"La, pulang yuk?" Ajak sasya yang berada disamping lala.

Lala menoleh dan berfikir sebentar, pasalnya dia ingin menemui deni.

"Lo deluan aja sya, gue ada urusan penting." Ucap Lala.

Sasya memicingkan matanya. "Urusan penting apa?" Tanya sasya kepo, ralat kepo banget!

"Nanti gue ceritain dan sekarang lo balek aja deluan." Sahut lala sembari terkekeh pelan melihat wajah sahabatnya yang sudah penasaran.

Sasya berdecak kesal. "Janji ya, nanti ceritain."

"Iya, udah sana." usir lala sembari terkekeh pelan.

"Awas kalo bohong."

"Iya bawel" Ejek Lala yang dijawab dengusan kesal oleh sasya.

Setelah sasya pergi, Lala menghela nafas pelan sebelum menemui deni menanyakan kejadian tadi yang membuatnya kebingungan.

Bagaimana tidak bingung? Jika deni membisikkan kata-kata yang bisa membuat lala mematung padahal maksud lala tidak begitu, dia hanya ingin membalas dion tetapi malah berimbas dengan deni yang seenak jidatnya mengatakan lala jadi pacarnya.

Kaki pendek lala mulai melangkah mendekat pada keempat lelaki yang tengah bercanda ria itu.

Lala menghela nafas lega pasalnya kelas sudah sepi, hanya dia dan keempat lelaki itu yang berada disana. Jadi dia tidak terlalu malu untuk menemui mereka.

Saat ini, lala merasa takut untuk mendekat tapi apa boleh buat, dia harus meluruskan ini. Dan lala seolah lupa ada dion disana, yang dulu menjadi pengisi dihatinya. Entah kemana semua rasa suka yang dirasakan lala pada dion, seloah langsung menguap menghilang.

Setelah sudah berada dekat dengan para lelaki itu, lala memberanikan dirinya.

"Deni." panggil Lala pelan.

Mendengar itu sontak keempat lelaki yang berbincang itu menoleh cepat menatapnya.

"Gue mau ngomong sama lo." Gumam Lala.

Gumaman lala sangatlah pelan  malah terdengar seperti cicitan tapi deni masih mendengarnya dengan jelas.

Deni tersenyum tipis melihat cewek yang diam-diam disukainya menemuinya.

"Kalian duluan aja." Suruh Deni pada ketiga sahabatnya itu.

Dimas, kevin dan dion yang  mengerti suasana langsung bergegas pergi meninggalkan  pasangan itu.

Deni duduk di atas meja menunggu lala membuka mulutnya untuk bicara tapi cewek itu masih Setia membungkam mulutnya membuat deni merasa jengah.

"Apa yang mau lo bicarain?" Tanya deni akhirnya.

Lala mengerjap menatap deni yang membuat terlihat menggemaskan di mata deni.

"Gue cuma mau nanyak apa maksud lo tentang ucapan lo tadi?"

Sebelah alis deni terangkat. "Tadi? Yang mana?"

"E-mm itu waktu lo bilang gue jadi pacar lo." Gumam aurel dengan sengaja merendahkan suara mengatakan kata pacar.

Deni menahan tawanya mendengar ucapan lala dengan mempertahankan wajah datarnya.

"Bukannya itu udah jelas ya? Kalo lo udah jadi pacar gue." Ucap deni datar.

"Ehh gak bisa gitu dong." Elak Lala tidak terima.

Deni tersenyum miring dan mendekatkan wajahnya ke telinga lala.

"Pasti bisa buktinya sekarang lo udah jadi pacar gue dan lo gak bakal pernah bisa lepas dari gue." Bisik deni.

Deni bisa merasakan tubuh lala menegang, pasti cewek dihadapannya nya ini sangat terkejut.

"Tap--"

"Gue gak ingin membahasnya lagi. Sekarang lo udah jadi pacar gue, gak ada bantahan. titik" Tegas deni.

Deni turun dari meja yang di duduki nya dan langsung mengenggam tangan lala keluar kelas.

Dan perlakuan deni sontak membuat lala terkejut, entah kenapa jantungnya berdegup kencang saat deni mengenggam tangannya.

Saat tiba diparkiran, deni mengambil motornya dan menyalakannya.

Deni memasangkan helm ke kepala lala tidak peduli wajah lala yang masih terkejut.

"Naik." Suruh deni cepat.

Lala tidak menjawab tetapi menuruti perkataan deni.

"Pegangan. Gue mau ngebut Nanti lo jatuh." Ucap deni.

Perkataan deni membuat lala bingung, dia harus berpegangan dimana?

Deni yang melihat lala masih diam langsung menuntun tangan Lala memeluk perutnya. Dan mulai melajukan motornya keluar gerbang sekolah.

Entah kenapa jantung lala berdegup kencang dan lala yakin yang dirasakannya hanya karena ketakutan saja tidak lebih.

Lala tidak tahu, Tentu deni juga merasakan itu. Berdebar saat lala berada di dekatnya dan deni pastikan Lala tidak bisa lepas dari nya lagi.

Deni tersenyum senang, dia sangat bahagia sekarang karena lala sudah menjadi pacarnya. Walau dia akan bertingkah acuh tidak peduli.

Biarkan dia membuat lala membalas cintanya. Itulah yang diharapkan deni sekarang dengan memperjuangkan cintanya!

You Can Call Me YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang