Tiga: Arthit

3.1K 298 19
                                    

Warning mature content.
Mohon bijak dalam membaca

○○○

Demi apapun yang ada didunia, Arthit tak pernah merasa sekesal ini sampai kepalanya berdenyut-denyut. Ia kesal bukan pada dirinya sendiri atau setumpuk pekerjaan yang menunggu untuk ia selesaikan. Objeknya adalah Kongpob. Lelaki yang katanya super tampan yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun.
Mengapa? Oh tanyakan saja pada objek kekesalan Arthit.

Arthit menahan malu saat ponselnya berdering saat rapat berlangsung, benar-benar tak kenal tempat. Bahkan P'Somrak yang sedang presentasi didepan pun mendadak diam. P'Danai selaku boss nya menatapnya seolah berkata 'Dimana sopan santunmu, Arthit?' . Untunglah Khun Pirot selaku CEO tak banyak komentar.

Arthit meminta izin keluar, ia lihat ponselnya yang masih berdering, lagi-lagi dia.

"Kongpob?"

"P'Arthit"

" Oke. Sekarang ada urusan apa lagi? Ini genap yang ke 10 kau menelpon ku!"

"P'Arthit sedang apa?"

Astaga!

" Aku sedang rapat, jika kau mau tahu!"

"Dia... ada disana juga?"

"Dia siapa?"

"Pengganggu itu"

"Siapa yang kau maksud, Kongpob?"

"Khun Pree.."

Lagi!

"Tentu saja! Dia juga bagian Dept.Pembelian."

" Izin dan pulang saja P'Arthit"

Are you kidding me?

" Kau gila?"

" Bisa kau menurutiku, P'Arthit?"

"Kau kenapa, Kongpob?"

" Atau pertimbangkan lagi saja tawaran P'Danai untuk pindah ke produksi."

Kongpob habis tersambar petir atau apa?

"Aku tanya kau kenapa!?"

"Jangan matikan ponselmu, nanti aku akan telpon lagi."
End call

Oh. Denyutan dikepala Arthit makin terasa. Kongpob kumat lagi. Rasanya ia ingin membanting ponselnya, tapi ia urungkan karena ponselnya ini mahal sekali.
Hari ini Kongpob menjelma sebagai penguntit. Setiap 15 sampai 20 menit sekali pasti ia menelpon. Topiknya selalu sama, menanyakan Pree dan menyuruhnya ini itu. Arthit jadi penasaran, kepala Kongpob habis terbentur atau apa? Sifatnya menyebalkan sekali.
Pernah sekali ia abaikan panggilan Kongpob tadi pagi. Namun lagi-lagi ia harus menahan malu karena tak menyangka Kongpob akan menelpon P'Earth hanya karena ingin bicara padanya.
Sungguh diluar dugaan.

" P'Oon."
Arthit tersentak saat sebuah tangan menepuk bahunya. Ia menoleh dan lega ternyata itu bukan hantu.

"Pree? Bagaimana rapatnya?"

Addicted [Sotus Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang