Bonus!

4.6K 320 30
                                    

○○○

"Bulan madu apa?"

Arhit berdecak kesal. Ia sedang bekerja dan super sibuk. Seharusnya Kongpob bisa lebih profesional sedikit. Status mereka memang sudah menikah, tapi tidak seharusnya Kongpob bisa seenaknya.
Arthit kesal sekali. Setelah keluar dari Shangcai, ia dipaksa oleh Kongpob untuk bergabung di SPG. Belakangan ini Kongpob suka sekali berbuat seenak jidatnya.

Mau tahu buktinya? Arthit ditipu karena Kongpob bilang ada urusan pekerjaan yang mau ia bicarakan diruangannya. Tapi pria itu memang banyak akal bulus nya, setelah banyak adegan tarik menarik, Arthit berakhir duduk dipangkuan Kongpob.

"P'Arthit tidak mau?"

Arthit mendengus, "Bisa lepaskan aku dulu? Kenapa pula kau menyuruhku duduk seperti ini?"

Kongpob menyeringai. Memangnya salah jika ia berbuat seperti ini? Toh, Arthit itu istrinya.
"Aku capek. Mau bermesraan sebentar denganmu."

Astaga, beruntunglah ruangan Kongpob sudah tertutup tirai dan kedap suara. Kalau tidak, mau ditaruh dimana wajah tampan Arthit.
Melihat respon istrinya, Kongpob meraih kancing kemeja Arthit, membuka 3 kancing atasnya.

"Hei!"
Protes Arthit. Bukannya apa, masalahnya ini masih dikantor dan siapa saja bisa memergoki mereka. Bisa gempar satu perusahaan, jika ada berita yang mengatakan manajer bagian produksi sedang berbuat mesum dengan istrinya saat jam kerja.

"Bulan madu. Kita sudah menikah 3 bulan dan sibuk luar biasa."
Jawab Kongpob. Membawa tubuh Arthit mendekat, memberi kecupan disekitar tulang selangka Arthit.

Arthit merinding. Lidah panas Kongpob sukses membuatnya meremang. Ia remas kuat sandaran kursi kebesaran Kongpob.
"Uh, please Kongpob."

"Hm?"

Arthit menggigit bibirnya. "Kita bicarakan dirumah saja."
Satu lenguhan lolos dari mulut Arthit.
Kongpob bersorak. Wajah merah seseorang dipangkuannya membuatnya menyala.

Kongpob menjelajah lagi, dengan lidahnya. Sampai pada lingkaran merah muda didada Arthit.
"Kongpob!"
Protes Arthit lagi. Menjauhkan tubuhnya dari jajahan lidah mesum Kongpob.
Kongpob merengut. Ia kesal kalau Arthit sudah jual mahal seperti ini.

"Kita sibuk seperti orang gila kerja. Dirumah juga kita terlalu capek sehingga jarang memiliki waktu bersama. Wajar aku meminta bulan madu padamu."
Ucap Kongpob lengkap dengan acara mengerucutkan bibirnya. Arthit dalam hati merasa geli.

"Lihat. Bahkan aku curi-curi waktu untuk berduaan denganmu seperti ini."

Arthit kali ini tergelak. Setelah menikah memang jadwal kerja mereka semakin padat. Terutama Kongpob. Ia jadi sering pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Meninggalkan istri nya dirumah, padahal mereka masih pengantin baru. Bahkan tempo hari Kongpob sampai demam karena kurang istirahat.
Arthit yang mendampinginya pun mesti pintar memantau kesehatan Kongpob.

"Mau bulan madu kemana?"
Tanya Arthit. Sedetik kemudian ekspresi Kongpob berbinar.

"Bagaimana kalau Hawaii? P'Arthit suka pantai kan?"

Arthit menggeleng, "Uh, jauh sekali."

"Phuket?"

"Bosan!"

"Bagaimana kalau Jepang? Aku mau melihat robot gundam raksasa."
Arthit tertawa lagi. Kongpob kadang bisa bertingkah seperti bocah. Ia lingkarkan tangannya dileher Kongpob.

"Oke. Kita kesana saja."
Bisik Arthit. Apapun yang Kongpob mau jika bisa ia turuti maka akan ia lakukan.

Kongpob tersenyum lebar. Mengecup bibir Arthit beberapa kali. Ia menyeringai sesaat,
"Bisa kita lanjutkan? Aku tahu P'Arthit sudah menyala."
Kongpob berbisik ditelinganya. Memberikan beberapa gigitan disana.

'Sialan!'

Sampai pada Kongpob meraih kancing celana kantornya, membuka dan menurunkan resletingnya.
Arthit mendesah pasrah.
Kapan ia bisa menang melawan Kongpob?

○○○

Holla~ Terimakasih sudah membaca.

Diluar dugaan. Saya malah buat part Bonus yang gaje macam ini 😑

Gak papa. Dinikmatin aja yak~
Kali ini beneran part terakhir kok. 😐😐

Monggo Vomment 🙌

Addicted [Sotus Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang