Empat: Kaofang

2.7K 271 19
                                    

○○○

Kaofang pernah jatuh cinta, beberapa diantaranya saat ia masih mengenyam bangku sekolah. Ia pernah 2 kali berkencan dengan teman sekolahnya, salah satu diantaranya adalah teman sekelasnya sendiri.
Seperti cinta monyet biasa, Kaofang yang masih remaja sangat menikmati kisah asmaranya. Rasanya manis, tapi semuanya tak memiliki jangka waktu yang panjang.
Saat itu Kaofang hanya menerima pengakuan cinta dari laki-laki yang menyukainya saja, mengabaikan fakta jika sebenarnya ia sama sekali tak memiliki rasa. Dia berprinsip jika cinta akan datang karena seiring berjalannya waktu. Toh, teman-temannya sudah punya pacar semua, wajar ia ingin merasakannya juga.
Dua kisahnya selama masa sekolah memang memiliki jalan cerita yang relatif sama.

Kaofang seharusnya mengabaikan teriakan menyebalkan dari seseorang yang sibuk mengoceh diujung sana. Padahal ia duduk lumayan jauh dari panggung ruang pertemuan ospeknya, tapi wajah tampan orang itu sama sekali tak terlihat buram.
Pria itu mengacung-acungkan sebuah gear yang diikat dengan tali, urat lehernya tercetak jelas, menandakan betapa keras tenggorokannya bekerja menghasilkan suara kencang. Saat itu Kaofang berpikir, apa sih bagusnya benda itu?. Kenapa kakak tingkatnya begitu menganggap penting?

Ada suatu ketika Kaofang terkena sial. Ia berulang kali mengumpat karena keteledorannya, lupa membawa nametag. Dan sampai pada sang head hazer memanggilnya berdiri.
Kaofang sama sekali tidak takut sebenarnya, ia lebih banyak mengagumi betapa tampan dan kerennya P'Kongpob.
Dalam jarak yang sedekat ini, samar ia mencium aroma menyenangkan. Seperti coklat, manis dan hangat.
Perasaannya semakin jadi ketika saat itu ia paham alasan dibalik kemarahan Kongpob karena ia lupa membawa nametag.

Oke. Secepat ini ia akui jika Kongpob adalah cinta pertamanya. Terlalu cepat dan sedimikian dalam perasaan itu tumbuh.
P'Kongpob itu sangat baik, padahal ia hanya juniornya, tapi perhatian yang pria itu beri bisa setara dengan perhatian seorang kekasih. Apa P'Kongpob memang seperti itu pada semua orang? Ia memilih masa bodo. Satu yang membuat ia bangga, kode 0062 yang ia miliki seperti benang tak kasat mata yang mengikatnya dengan Kongpob.

○○○

Mata Kaofang berbinar. Beberapa saat lalu pandangannya suram karena dari tadi yang ia lihat hanya deretan buku dan beberapa kutu buku yang menyelip diantaranya.
Jika bukan karena tugas kuliahnya, enggan sekali ia datang ke perpustakaan.
Dan seperti sulap, diantara kutu buku diperpustakaan ini, ada satu yang membuat matanya segar lagi. Pria itu, P'Kongpob-nya. Duduk disudut ruangan, fokus membaca dengan sebuah kaca mata yang bertengger dihidungnya.

"P'Kongpob?"
Orang yang dipanggilnya sedikit terkejut, namun sedetik kemudian memberi senyum.

"Kaofang?"

Kaofang tersenyum cerah, berinisiatif mengambil tempat pada sebuah kursi kosong dihadapan Kongpob.
" Tugas lagi P'? "
Kongpob melepas kacamatanya, mengangguk kecil.

"Kau sendiri?"
Tanya Kongpob balik. Kaofang dalam hati merasa senang, P'Kongpob nya bersikap seperti biasa semenjak pernyataan cintanya beberapa hari lalu.
"Aku mencari P'Kongpob."
Kongpob mendengus, tertawa pelan.

"Untuk apa mencariku?"

" Karena beberapa hari ini aku tak melihatmu saat pulang kuliah"

Kongpob tersenyum. Maklum saja, seluruh waktu senggangnya sudah tercurah pada Arthit semata.

"Aku mengurus pacarku"

Addicted [Sotus Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang