Chapter 10

833 94 1
                                    

Taehyung Pov's

Jimin semakin gugup, dan aku menutup hidungku

"Aku tidak mencium bau apapun, aku rasa aku flu" dia segera mengusap hidungnya.

"Aku akan mengambilkan obat jika kau tidak keberatan" Jimin melihat ku dengan senyumnya, lalu dia mengangguk dan berterimakasih. Aku segera masuk ke rumah dan mencari kotak p3k, mengambil obatnya dan segera pergi ke luar, tapi dia tidak ada disana. Mungkin dia sudah masuk ke rumahnya fikirku.

Aku pun melangkahkan kakiku ke rumahnya, saat aku masuk, dunia disekitar ku terasa seperti tidak ada yang menghuni rumah ini, seperti ada suatu misteri yang belum terpecahkan, jujur aku takut untuk hanya melangkahkan kaki ku hingga ke teras rumahnya. Rumah besar bewarna putih dengan lampu redup setiap harinya. Aku dengan segera menaruh obat yang ku ambil di kotak p3k rumah ku di salah satu meja di dekat pintu masuk, aku segera berbalik dan melihat Jimin menatap ku dari arah gerbang rumahnya, sial!

"Jimin..aku.." aku mencoba menjelaskan apa yang ku lakukan, tapi sorot matanya menunjukkan amarah yang besar, seperti aku adalah seorang pencuri yang harus dihakimi saat itu juga.

"Apa yang kau lakukan disini?" Dia menarikku keluar dari rumahnya, aku mengaduh kesakitan karna genggamannya terlalu kuat

"Jimin! Sakit!" Aku melepaskan genggamannya, lalu aku menampar pipinya dan pergi dari sana dengan berlari, keterlaluan.

>>>

Aku duduk di sofa ruang tamu, rasa kesal, rasa sakit, rasa sedih bercampur jadi satu! Sudah kuduga bahwa apa yang dia katakan kemarin hanya omong kosong. Sial! Aku membencinya.

"Kau kenapa? Wajah mu kenapa ditekuk seperti itu?" Tanya adikku, segera aku tersenyum padanya

"Tidak, aku tidak apa-apa. Kau sudah sarapan?" Tanya ku mengalihkan pembicaraan, cukup sudah keluarga ku khawatir!

"Sudah, bagaimana tangan mu? Sepertinya penjahat itu mengikatmu sangat kencang dan membuatnya biru" dia menarik tangan ku, dia melihat luka ku dan mengelusnya

"Kasihan sekali, aku akan mengompresnya" dia segera berlarian ke dapur, entah apa yang dia lakukan. Aku memegang pergelangan tangan ku yang di genggam Jimin yang membuat ku kesakitan tadi, dia kasar, dia menyebalkan, dia bipolar!

Adikku datang membawa sebuah wadah kecil dan handuk, dia dengan cepat merawatku. Aku mengelus rambutnya

"Terimakasih"

"Apa yang kau lakukan diluar tadi? aku melihat tetangga mu sangat kasar padamu" aku memberhentikan pergerakan ku, aku menghembuskan nafasku berat

"Tidak ada, kami hanya bermain" kata ku berbohong

"Kau bermain hingga menampar tetangga mu sendiri? Kau yakin itu yang dinamakan bermain?" astaga! dia melihat ku saat menampar Jimin? aku panik bukan main.

"Bisa kah kau merahasiakan ini?" Aku berbisik padanya, tapi wajahnya seperti tidak ingin tinggal diam

"Banyak orang yang kasar padamu, aku ingin kau ikut kami ke Amerika"

"Aku tidak bisa, aku mohon! Jangan mengatakan ini pada siapapun juga" adikku memutar bola matanya malas dan berlalu, sial! Aku mengecewakan keluarga ku lagi.

>>>

Jin masuk ke kamar ku, dan aku tersenyum padanya. Ada apa dengannya kali ini?

"Ada apa?" Tanya ku

"Aku ingin mengajak mu pergi keluar, aku dengar dari adik mu kau akan pindah ke Amerika" aku terkejut, kemarin bahkan aku tidak mengatakan iya padanya

"Jin.."

"Aku akan merindukan mu Tae! Astaga kenapa kau harus ikut pindah juga?" Aku terdiam, aku ingin menjelaskan tapi, dia memotong perkataan ku

"Jin.. aku.."

"Ayo bersiaplah! Aku tunggu dirimu di bawah! Aku harap kau cepat!" Dia keluar dari kamar ku dan aku masih saja berdiam di ranjang ku.

Aku pun dengan malas menuju lemari dan mencari baju, aku tidak bisa menyalahkan adikku. Karna ini bukan salahnya kalau dia mengatakan aku akan pindah ke Amerika.

20 menit setelah aku bersiap-siap aku turun ke ruang tamu dan melihat Jin bersama Jimin sedang mengobrol, aku mengehela nafasku dan menghampiri mereka, ups! Aku mengganggu kegiatan mereka yang sedang tertawa.

"Kau sudah siap?" Tanya Jin padaku

"Kau melihat ku kan? Kau pasti sudah tau jawabannya" dengan itu aku berjalan lebih dulu dan meninggalkan mereka. Persetan dengan Jin yang entah untuk apa mengajak Jimin pergi bersama

"Kenapa kau mengajaknya?" Tanya ku pada Jin

"Untuk bersenang-senang bersama tentunya" jawabnya sambil tersenyum.

"Bersenang bersama atau hanya untuk kesenangan mu saja" Jin melihatku dengan tidak percaya. Dan dia menarikku sedikit menjauh

"Apa yang kau bicarakan? Kesenangan ku saja? Kau fikir aku menyukai Jimin? Kau fikir aku mengajaknya untuk bersenang-senang dengannya? Aku mengajaknya karna dia juga teman mu Tae! Kau gila! Aku mengajaknya karna dia peduli padamu" aku terdiam

"Peduli?" Tanya ku

"Ya, dia peduli pada mu Tae"

"Jika peduli dia tidak akan menyakitiku kan?"

"Apa maksud mu?"

"Dia menyakitiku secara fisik Jin, lagi. Ini bukan untuk pertama kalinya. Itu sebabnya aku diajak adikku untuk pindah ke Amerika" kali ini Jin terdiam, dia menatap Jimin yang sedang menunduk

"Kenapa kau tidak bilang padaku?"

"Kau terlalu senang untuk berpergian, dan aku tidak tega untuk menghancurkan kebahagian mu"

"Sial! Lalu sekarang aku harus bagaimana?" Tanya Jin bingung

"Mau bagaimana nona Jin, mau tidak mau kita harus mengajaknya" Jin menutup matanya seperti menyesal, dan dia pun mengajak ku masuk ke mobil dengan Jimin yang menyetir.

"Kenapa kau tiba-tiba sekali harus pindah ke Amerika?" Tanya Jimin setelah mobil berhasil dia jalankan

"Entah" kata ku ketus, dia pun menatap ku tajam

"Kita akan kemana Jim hari ini?" Jin membuatku aman kali ini, terimakasih Tuhan! Kalau tidak ada Jin mungkin aku bisa saja disakiti dan mungkin saja dia akan menyuruhku turun di tengah jalan.

"Kalian mau kemana? Aku akan ikuti" kata Jimin tersenyum. Sial! Dia benar-benar seperti bipolar!

"Ke taman bermain?" Kata Jin bersemangat

"Aku dengar ada sebuah wahana psikopat disana, benar?" Jimin menyunggingkan senyumnya. Sepertinya dia senang sekali.

"Ya, dan aku berjanji tidak akan pernah kesana lagi" Jin membuat ku tertawa mengingat kejadian beberapa minggu lalu.

"Karna kau berteriak dan pucat pasi setelah keluar dari sana, haha. Kau lemah sekali Jin" Jin menepuk tangan ku dan aku masih tidak bisa berhenti tertawa.

"Kenapa? Apa seseram itu? Hingga kau pucat pasi?" Jin mengangguk di tempatnya, Jin ku yang malang

"Kalau kau? Apa kau tidak takut?" Tanya Jimin padaku

"Tidak, itu hanya sebuah wahana. Konyol jika aku takut" Jimin mengangguk

"Kau ingin bersama ku kesana? Jin tidak usah ikut jika dia tidak mau" apa yang sedang dia rencanakan kali ini?

"Ya, baiklah. Kau tak apa jika aku tinggal hanya untuk bermain di wahana itu?" Tanya ku pada Jin yang melihatku dengan khawatir. Aku menatapnya dan berbisik aku akan baik-baik saja.

To Be Continue..

Save Me | MinV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang