Chapter 23

428 58 1
                                    

Taehyung Pov's

Lagi lagi aku merasakan dunia ku berhenti, apa yang akan aku katakan pada Jungkook? Bagaimana dia akan bereaksi jika aku mengatakan tidak padanya? Aku mencoba untuk tetap santai, walaupun hati ku tidak. Aku berdeham beberapa kali dan mengambil nafas ku berat. Aku menaruh peralatan makan ku dan menatapnya lurus.

"Kook, aku sangat menghargai usaha mu. Tapi aku benar benar tidak menyangka jika kau akan memperlakukan ku seperti ini" aku menunduk, sungguh aku gugup. "Ya, apapun untuk mu" Mati! Seorang Jungkook akan melakukan apapun hanya untuk diriku yang tidak mencintainya? Apa dia bercanda?

"Bagaimana aku harus mengatakannya padamu?" Aku memberanikan diri agar menatap mata indahnya, lalu aku berdiri. Aku harus pergi. "Aku tidak bisa melakukan ini Kook" dengan itu aku pergi, mencari taxi yang bisa membawa ku pulang, tapi sesuatu membuat ku berfikir. Aku harus bertemu dengan Jimin. Aku menghubunginya.

"Temui aku, akan aku kirimkan alamatnya" dengan itu dia mengatakan ya, aku segera mengiriminya pesan dan menuju ke sana.

>>>

"Hai!" Jimin duduk di depan ku, menggunakan sebuah setelah tuxedo, apa dia mencoba mengimbangi ku? Jika iya. Dia gila! "Kenapa kau menggunakan setelan itu untuk menemui ku?" Dia tersenyum. "Aku harus menemani mu untuk dress itu, tidak adil" sudah ku duga!

"Ada apa? Apa kencanmu tidak berjalan dengan baik?" Aku tersenyum dan mengangguk, aku tertawa pelan. Aku masih tidak menyangka jika Jimin menemui ku menggunakan tuxedo. Dan dia sangat sangat tampan!

"Apa yang dia lakukan?" Dia menumpu tubuhnya di meja dan melihat ku tajam. "Dia ingin aku menjadi pacarnya" seketika Jimin memukul meja dan menunjuk ku. "Kau menjawab apa?" Jimin memiringkan badannya namun wajahnya terus terarah ke arah ku. "Aku hanya jawab jika aku tidak bisa melakukan ini"

"Kenapa?" Aku menarik nafas dan membuangnya pelan. "Aku tidak bisa menyukainya, oke! Ralat! Aku menyukainya tapi tidak untuk sebuah status, Jim aku hanya menganggapnya sebagi adik ku, itu adalah kenyataan" Jimin terdiam, dia melihat sekitar dan kembali menatap ku

"Gadis pintar" apa? Kenapa dia mengatakan itu? Aku memang pintar! Apa dia belum tahu? "Apa maksud mu?" Tanya ku menahan amarah. "Jangan tersinggung nona manis, aku hanya suka cara mu menjawab pertanyaan Jungkook" aku membuang wajah ku dan menunduk, dia benar benar gila

"Dia begitu sempurna untuk aku yang biasa saja, dia begitu baik, begitu tampan dan memiliki suatu hal yang bisa membuat semua wanita tergila gila dengannya. Sedangkan aku? Aku bahkan seakan tidak punya hal semacam itu, karna aku pernah kotor. Kau tahu maksud ku kan?" Jimin memicingkan matanya dan menggenggam tangan ku

"Jika yang kau maksud kotor adalah, kau pernah terlihat telanjang di depan ku dan pernah mendapatkan kekerasan seksual itu tidaklah benar! Kau punya segalanya, dengar! Disini aku lah yang kotor. Kau tahu? Aku meniduri banyak wanita? Pekerjaan brengsek itu menuntunku pada sebuah kegilaan yang luar biasa, dan aku berfikir bahwa aku akan berhenti. Oh! Ayolah! Kau sempurna sayang" apa? Dia mencoba apa? Berhenti? Wow!

"Kau memang brengsek" aku tertawa pelan, aku menatap Jimin. Aku menyadarinya, jika orang seperti ku memang tidak pantas mendapatkan Jungkook yang sempurna. Aku lebih pantas mendapatkan seorang brengsek yang selalu meniduri banyak wanita dan berganti tiap malamnya. Aku begitu mengagumi sifat anehnya, yang terkadang kasar dan terkadang begitu peduli. Terkadang iblis dan terkadang peri yang baik. Sial! Aku mencintainya!

"Jim, apa kau mau tahu jawaban ku?" Jimin berubah serius, dia mengangguk dua kali dan siap mendengarkan ku. "Jawabannya adalah ya" Jimin terdiam, dia melihat ke setiap arah dan tersenyum lebar. "Kau bercanda?" Aku menggeleng dan dia segera berdiri, memeluk ku erat. Apa dia sesenang itu? Dia seperti bocah sekolah dasar dimana aku adalah ibunya yang baru saja pulang dari merantau.

"Terimakasih" dia berlutut di bawah ku, dia memegang tangan ku dan menciumnya. "Aku tidak pernah memperlakukan wanita satu malam ku seperti ini, dan kau bukan wanita malam ku. Kau kekasih ku! Dan ya! Aku tidak pernah mengatakan hal ini ke siapapun" apa dia gugup? Sama seperti ku! Aku sama gugupnya dan jantung ku berdetak tidak karuan.

"Aku mencintai mu" astaga! Seseorang bantu aku untuk membuatkan ku nafas buatan! Tolong! "Aku mencintai mu" kataku, suara ku terdengar bergetar. Aku gila.

>>>

Setelah selesai makan malam, Jimin mengantar ku pulang. Ia membukakan pintunya untuk ku, dia jadi begitu manis, sialan!

"Terimakasih" dia tersenyum dan menunggu ku masuk, tapi entah kenapa aku tidak mau beranjak dari sini. Aku ingin melihat wajahnya terus menerus dan menjadikannya guling dikamar. Ide yang terakhir itu sangat gila! Aku tidak akan merealisasikannya.

"Apa yang kau tunggu?" Tanyanya menyadarkan ku dari lamunan ku sendiri, kaki ku menuntun ku higga kehadapannya, dia mengeluarkan seringainya dan mendekat ke arah ku. "Kecupan selamat malam? Baiklah" dia mencium bibir ku dan mengusap kepalaku. "Selamat malam nona manis" dia masuk ke mobilnya, dan dengan begitu aku masuk. Malam ini begitu indah bukan?

>>>

"Kau apa? Menjadikannya kekasih?! Kau gila?!" Aku menggeleng pada Jin, apa yang salah? "Dia brengsek! Aku sudah memperingati mu Tae! Jangan memaksaku untuk memarahi mu" oh ayolah! Ini tengah malam dan dia memulai keributan. "Jangan memaksa ku untuk kembali marah padamu, ubah mindset mu tentang seorang yang brengsek! Tidak selamanya yang brengsek akan terus brengsek Jin! Ada masa dimana mereka akan mulai membaik!" Aku bergabung dengannya di kasur dan mulai untuk mencoba tertidur. Jin menghembuskan nafasnya kasar. "Dengar! Jika dia berani menyakiti mu, katakan padaku" aku mengangguk pelan dan memejam kan mataku

>>>

Aku terbangun dan melihat Jin sedang berdiri di depan cermin, dia seakan ingin pergi, "kau mau kemana?" Jin menoleh sebentar dan kembali menghadap cermin "aku akan bertemu dengan calon jodoh yang dikenalkan oleh orang tua ku, aku harap dia lebih baik" aku mengangguk, entah alasan apa fikiran ku tidak bisa berpindah dari Jimin, apa yang dia lakukan hari ini? Aku keluar balkon dan melihatnya sedang bertelanjang dada, mengenakan setelan jas tadi malam? Aku segera membuang wajah ku dan mencoba untuk tidak berfikiran yang macam macam

"Hai! Selamat pagi nona manis!" Aku menoleh dan Jimin sudah di balkonnya, aroma maskulinnya sangat kuat, aku tidak tahan. "Selamat pagi" dia membuat wajah ku bertemu dengan wajahnya, dia tersenyum dan seringai itu kembali muncul di bibirnya.

Chu~

Satu kecupan mendarat di pipi ku, sial! Ini masih terlalu pagi jika Jimin ingin menggodaku. "Aku senang melakukannya, hei! Bagaimana jika kita melakukannya setiap hari? Seperti rutinitas?" Aku tertawa dan menggeleng, aku mengatakan padanya jika itu tidak masuk akal dan berlebihan.

"Kau mau kemana?" Aku menunjuk jas yang dia gunakan, "aku akan bertemu dengan, hmm, apa yang biasanya orang katakan? Oh! Klien" aku tidak heran. "Dengar! Aku akan secepat mungkin keluar dari pekerjaan sialan ini" aku mengangguk, "tidak masalah jika kau masih belum bisa berhenti, itu pekerjaan mu, mungkin jika sudah berhenti kau bisa mencari pekerjaan yang lebih baik" gilirannya yang mengangguk, "tentu"

Beberapa menit kemudian, setelah kita berbincang hal yang mungkin acak, dia berpamitan padaku dan mencium keningku. Lampu rumahnya masih saja tidak menyala.

To Be Continue...

Save Me | MinV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang