Chapter 18

509 59 1
                                    

Taehyung Pov's

"Kau baik baik saja?" Tanya ku pada Jimin. Walaupun dia terluka dan tidak terlalu parah, aku lah penyebab dia memiliki lebam lebam itu.

"Aku baik baik saja. Bagaimana mereka bisa menemukan kalian? Bajingan!" Aura marah Jimin masih saja terasa disekitaran ku, dia memukul setirnya dan itu membuat ku terkejut. "Aku bertemu dengan mantan pacar Jin. Dia benar benar kurang ajar" kataku pelan. Sekilas aku melihat Jin yang masih menangis. Ya dia akan tahu seberapa takutnya aku waktu itu. Karna dia merasakannya

"Apa yang dia lakukan?" Tanya Jimin. "Dia memutuskan Jin dan bilang bahwa dia brengsek dan tidak pantas untuk Jin. Kau harus tahu seberapa brengseknya dia! Dia sudah meniduri tubuh Jin berkali kali dan sekarang dia bilang bahwa dia brengsek!bajingan!" Jelas ku membuat Jimin tertawa, ada apa? "Selagi dia tidak menyentuh mu,itu tidak masalah" brengsek! Dia masih saja sempat untuk membuat jantung ku berhenti sedetik.

"Jimin! Kau mencoba menggoda teman ku?" Jin tiba tiba mengangkat suara, dia tersenyum dengan manis, ada apa dengan dia? Aku kira dia tidak ingin mendengar percakapan ku dengan Jimin. Astaga! Aku semakin malu. "Sejak kapan kau berhenti menangis?" Pertanyaan Jimin sekaligus mewakili pertanyaan ku "sejak kalian mengobrol tentang Namjoon" aku tertawa, walaupun sudah putus dia tetap memikirkan laki laki bajingan itu.

"Kau harus bersyukur Jin, kau punya Taehyung" kata Jimin sambil mengelus kepala ku, astaga! Kenapa jalanannya terasa jauh sekali? "Kau menyukai teman ku ya?" Dengan begitu mobil berhenti di depan rumah ku. Jin bodoh karna bertanya soal yang aneh.

"Sampai, akan ku antar kalian hingga ke dalam. Aku akan menggendong Jin. Kau keberatan?" Apa? Tentu saja tidak! Memang jika aku melarangnya aku ini siapa? "Tentu" kataku, aku membantunya untuk membawa Jin hingga ke kamar ku

"Terimakasih banyak Jim" kata Jin sambil menarik selimut, Jimin mengangguk. Dengan begitu aku mengantarnya hingga ke depan. "Kenapa kau tidak menghubungi ku?" Tanya Jimin sambil mensedekapan tangannya.

"Ponsel ku diambil" aku tidak lupa mengambil ponsel ku tadi sebelum pergi dari sana. Ponsel ku yang malang! Dia dirampas paksa. "Setidaknya kau baik baik saja itu sudah cukup untuk ku, masuk lah" dia pergi ke dalam mobil dan masuk ke rumahnya. Aku pun ikut masuk kerumah ku dan merawat Jin. "Kau sangat kuat, aku tidak membayangkan jika aku jadi dirimu" kata Jin pelan.

"Beristirahatlah Jin. Jangan lagi lagi mengungkit hal ini" aku pun memjam kan mataku dan tertidur.

>>>

Paginya Jin membangun kan ku, dia menunjuk arah balkon. Saat ku lihat ada Jimin disana dengan senyumnya.  Dia mengangkat satu tangannya dan menunjuk Jin. Aku kembali melihat Jin yang sedang melihatku dengan seringainya. Astaga! Ada apa ini?

"Kau menyukai Jimin ya?" Aku memutar bola mataku malas, aku mencoba untuk kembali tidur tapi Jin membuka pintu balkon kamar ku. Aku mendengar Jimin menyapanya, dan suaranya hilang. Baguslah! Dia pergi. Saat aku membuka mataku, Jimin sudah berada didepan ku. Posisi ku yang miring memungkinkan dia untuk melihat ku lebih dekat. Sialan!

"Astaga!" Aku loncat dari kasur ku dan dia tertawa. Apa apaan sih dia ini! "Kau membuat ku kaget!" Kataku padanya. Mataku melebar dan Jin hanya diam mematung. "Jika dilihat lihat kalian ini cocok" kami berdua segera menatapnya "Tidak" jawab kami bersamaan. Jin hanya tertawa dan aku memukul lengannya.

"Jangan keluar rumah dulu, aku akan memastikan bahwa Jinyoung dan sahabatnya akan mendapatkan hukuman" kami mengangguk, entah untuk alasan apa kini aku lebih menurut padanya, padahal kalau aku fikir Jimin itu sama brengseknya.

"Jika kau berfikir aku brengsek,ya. Aku sudah mengakuinya, tapi aku tidak akan membawa wanita semalam ku dengan paksa seperti apa yang Jinyoung lakukan kepada kalian" Jin secara cepat menghadap Jimin dan menamparnya, ada apa dengannya? Ku tarik tubuhnya menjauh

"Jin! Kau kenapa?" Tanya ku pelan "Kau memiliki perkerjaan yang sama dengan bedebah itu?! Meniduri perempuan seenaknya? Menendangnya, memukulnya?! Katakan padaku bajingan!" Astaga! Jimin salah bicara.

"Tidak Jin! Aku adalah aku dan Jinyoung adalah Jinyoung! Aku tidak pernah melakukan kekerasan terhadap wanita semalam ku" kata Jimin gugup, ada apa dengan dia? "Omong kosong!" Jin membuka kembali pintu balkon dan menyuruh Jimin keluar, aku tidak bisa membantunya karna memang nyatanya dia bajingan juga.

"Pergi dari kamar sahabat ku! Jangan mengganggunya atau kepala mu ku penggal!" Galaknya Jin. Aku ingin tertawa tapi ini bukan lah waktu yang tepat. "Akan ku buat kau percaya" Jimin langsung pergi dan Jin menutup pintunya.

"Brengsek! Dia bilang apa? Berbeda dari bajingan itu?! Letak otaknya sudah bergeser! Mana ada kejahatan seperti itu tidak sama! Jangan dekat dekat dengannya! Aku peringati dirimu!" Aku mengangguk pelan, aku tidak akan bisa membantah kalau Jin sedang marah. Dia layaknya monster.

>>>

Ibuku datang dan melihat ku bersama dengan Jin yang terluka parah. Dia panik dan pasti dia tidak jadi pulang karna aku.

"Jimin mengatakan semuanya padaku, aku tidak akan pulang sebelum kalian berdua pulih" air matanya menetes, kumohon jangan menangis! "Anak ku yang malang, Jimin bilang bahwa Jin sudah diperkosa. Anak tanpa dosa ini membuatku semakin khawatir" Ibu tidak akan percaya jika Jin sudah melakukan hal intim bersama Namjoon selama mereka berhubungan, dan aku hanya membuang muka ku.

"Aku baik baik saja bi, jangan menangis. Ku mohon" Jin mengusap wajah ibuku, aku tersenyum padanya. Dia beralih kepada ku dan memeluk ku, mencium ku berkali kali dan mengusap kepala ku juga. "Aku bersyukur karna kau tidak terlalu parah, kita akan kerumah sakit hari ini. Dan aku sudah menghubungi orang tua Jin. Astaga lalainya aku menjaga kalian" omong kosong apa ibuku bilang tidak merawat kami dengan baik?

"Jangan menangis, aku juga sakit saat melihatmu menangis. Jika kau ingin aku cepat sembuh, maka jangan menangis bu" aku membalas pelukannya dan mencium pipinya.

>>>

Setelah kami selesai periksa ke dokter, aku melihat wajah kekhawatiran dari ibu Jin. Apa jadinya jika dia tahu bahwa Jin lebih dari yang dia duga? Aku kembali menatap ibuku dan menggeleng

"Kita harus pergi, biarkan mereka bicara" aku merangkul ibu ku hingga keluar kamar. Saat kami sudah dibawah Jimin sedang duduk di sofa. Ada apa dengannya?

"Kau tidak bekerja?" Ibuku meninggalkan ku berdua dengan Jimin. "Aku tidak mungkin melakukan pekerjaan ku jika di kamar mu ada orang asing" sialan! Untuk kedepannya akan ku buat seluruh orang yang tidak Jimin kenal masuk ke kamar ku agar dia tidak melakukan pekerjaan itu lagi.

"Lalu? Ada apa kau kesini?" Jimin menatap ku gugup. "Aku ingin menjawab pertanyaan Jin tadi malam" yang mana? "Apa?" Aku penasaran.

"Katakan pada Jin, jika jawabannya adalah iya"

To Be Continue..

Save Me | MinV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang