Chapter 12

558 72 1
                                    

Taehyung Pov's

Setelah aku mencuci piring kotor aku menarik adik ku hingga ke kamar

"Temani aku tidur"

"Ada apa?" Aku menggeleng dan tetap menariknya

"Sampai kau pergi" dia pasrah dan tidur bersama ku

"Selamat malam" dia memutar tubuhnya dan mulai tidur.

"Malam" aku mencoba untuk tidur. Beberapa menit kemudian aku mendengar suara desahan dari rumah Jimin. Sial! Apa adik ku dengar?

"Tae?" Dia dengar. Mati aku.

"Maaf, aku hanya sedang merentangkan tubuh ku. Kembali lah tidur" alibi ku. Persetan dengan Jimin dengan segala aktivitas bodohnya.

Oh sial! Aku teringat Jin yang marah padaku. Dengan buru buru aku mengambil ponsel ku dan menghubunginya. Tapi terhubung ke mailbox.

Aku pun mengiriminya pesan, sungguh aku tidak ingin dia ikut pergi dan meninggalkan ku sendirian disini dengan rumah bersebelahan bersama Jimin.

"Aku tahu kau marah, Jin! Ku harap kau paham kenapa aku sangat paranoid atasa dirimu, sebenarnya aku tidak masalah jika kau ingin menikah, ya kau tahu aku sangat takut untuk melepasmu kan? Hubungi aku secepatnya! Kumohon"

Aku kembali melihat adik ku yang sudah terlelap. Hanya dia yang tahu kondisi ku. Aku mengusap wajahnya dan menciumnya singkat.

"Terimakasih sudah mengertiku" aku membaringkan tubuh ku dan menutup mataku perlahan

>>>

Aku meregangkan tubuh ku, meraba tempat tidur sebelah ku yang semalam adik ku berada disana. Tapi tidak dengan sekarang, kemana dia?

Mataku terbuka dan melihat kearah balkon, aku membuka mataku lebar lebar disaat Jimin tengah memperhatikan ku dengan tangan yang dia taruh di pembatas balkon. Sial! Pagi pagi begini aku melihat dia begitu tampan. Tetap dia brengsek Taehyung! Kau harus menjauhinya.

"Tae?" Aku menoleh, wajah ku pasti sangat panik saat Jin datang dengan mata yang lumayan sembab. Aku kembali melihat balkon ku dan dia sudah pergi darisana. Syukurlah!

"Ya?" Aku merubah posisiku menjadi duduk, dia menghampiri ku dan duduk di tepian ranjang

"Aku tidak tahu harus mulai dari mana, tapi yang pasti aku ingin minta maaf kepadamu, karena aku sudah begitu marah padamu. Aku tahu kau ini sangat menyayangi ku, tapi aku terkesan tidak ingin tahu" ya, kumohon jangan pergi.

"Keluarga ku akan kembali, dan aku akan sendiri" kataku pelan

"Aku akan menemani mu kalau begitu, dan jika aku boleh bertanya, apa benar Jimin menyakitimu?" Apa? Siapa yang mengatakannya? Kejadian yang sudah lewat beberapa hari lalu. Pasti adik ku.

"Kau tahu dari mana?" Tanya ku menyelidik, kali ini aku marah pada adik ku! Aku bersungguh sungguh

"Adik mu" sial!

"Katakan padaku! Benar dia menyakiti mu? Dia fikir dia itu siapa? Apa haknya bisa menyakiti mu? Akan ku patahkan tulang lehernya untuk mu" aku tertawa, Jin adalah penghibur terbaik disaat aku sedang sedih, bosan atau hal apapun.

"Kau berlebihan, aku baik baik saja Jin. Dia tidak akan berani menyakiti ku, karna aku galak" aku masih tertawa, ya walaupun dilihat lihat memang Jimin takut sekali saat aku marah. Seketika tatapannya tadi terhadap ku kembali terngiang ngiang di otak ku. Sial! Dia begitu mempesona dan tampan

"Taehyung!" Jin membuat lamunan ku buyar, dia melihat ku dengan tatapan yang tajam. Apa yang salah?

"Kau sedang memikirkan apa? Kau terlihat bodoh karna kau senyum senyum sendiri" bodoh, pasti wajah ku memerah karna merasa sangat malu akibat kebodohan yang ku buat sendiri, lagipula kenapa aku harus tersenyum saat aku mengingat tentang dia?

"Tidak ada, hari ini kau ada jadwal? Aku akan mengajak mu ke Lotte World nanti" Jin berdiri dan menggeleng

"Aku akan kembali setelah aku siap" Jin berlarian keluar kamar ku dan aku kembali sendiri. Aku menoleh ke balkon dan melihat Jimin kembali ada disana. Aku menarik nafasku dan memberanikan diri untuk menghampirinya

Aku membuka kunci balkon, dan membiarkan pintunya terbuka lebar. Angin kencang seakan menyambut ku saat aku berhasil berada di hadapannya

"Aku mendengar tawa mu barusan" mataku memandang manik matanya lurus, dia brengsek dan tampan dan dia berhasil membuat ku lemah.

"Lalu?" Jawab ku pelan

"Aku menyukainya" aku segera memanglingkan wajahku, sudah ku pastikan bahwa wajahku pasti memerah.

"Aku ingin kembali meminta maaf, aku begitu keterlaluan kemarin" aku mengangguk lemah, mungkin dia ingin berubah? Siapa tahu?

"Maaf untuk tadi malam" aku memutar bola mataku malas, aku tahu! Tapi tolong jangan ingatkan aku tentang hal itu. Aku tetap diam untuk beberapa saat

"Kau marah padaku?" Dia membuat ku berhadapan dengannya, dia menaikkan alisnya. Aku menepis tangannya dan melihatnya tajam

"Apa kau harus terus melakukan hal itu dirumah? Kenapa kau tidak bermain di hotel? Kau menganggu seluruh kegiatan malam yang ku punya" kata ku mengeluh

"Tidak bisa nona manis, pekerjaan ku sangat berat" apa? Berat? Meniduri banyak wanita itu berat? Serius? Apa dia membodohi ku?

"Memang, kau mengerjakan apa? Menghubungi kelinci kecil mu?" Siapa yang disebutnya dengan sebutan itu? Jungkook? Jika memang iya, aku marah besar

"Apa maksud mu?!" Kataku menaikkan nada ku

"Hei, aku hanya bercanda. Jangan marah, jika kau marah berarti omongan ku benar" dia kurang ajar dan tidak sopan

"Ku peringati padamu! Berfikirlah sebelum kau mengucapkan sesuatu kata padaku! Kau keterlaluan dan brengsek!" Aku segera kembali ke dalam dan mengunci pintunya, dengan cepat dia kembali meloncat ke rumahnya dan aku disini dengan perasaan kesal mencoba untuk tidak memikirkan tentang itu lagi.

>>>

Aku dan Jin sudah berada di Lotte World, dan seketika ketakutan menghampiri ku disaat seseorang menabrak ku dan membisikkan ku sesuatu. Ucapannya membuat ku terdiam di tempat

"Tae? Kau baik baik saja?" Kakiku melemas dan aku berhasil terduduk di tengah keramaian tempat besar ini.

"Tae? Kau sakit?" Aku menggeleng, air mataku jatuh. Aku takut, sangat takut

"Dia baik baik saja?" Suara itu, kumohon beranikan aku untuk berlari menjauh

"Bawa aku pergi dari sini" kata ku pada Jin, syukur Jin mengerti apa keinginan ku. Dia membantuku berdiri dan membopongnya

"Tidak, dia baik baik saja. Permisi" kata Jin

"Tapi, aku bisa membantu" Jin melihat ku menggeleng, tapi Jin tersenyum dengan takut yang sama dengan ku

"Tidak usah, terimakasih" dengan buru buru Jin membawa tubuh ku hingga ke tempat duduk

"Ada apa?" Tanya Jin panik

"Aku mendapatkan bisikan yang menakutkan Jin"

"Bisikan hantu?"

"Bukan! Ini sangat menyeramkan! Aku bersungguh sungguh" Jin mendekatkan telinganya padaku

"Katakan padaku, apa yang dia bisikan padamu"

"Aku akan kembali mendapatkan mu, dan aku akan berhasil untuk bermain dengan mu" Jin berdiri tegak dan menatap ku tidak percaya

"Siapa dia?" Tanya Jin penasaran

"Dia adalah orang yang berhasil menculik dan akan memperkosaku"

To Be Continue..

Save Me | MinV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang